Kyai, Jawara dan Kenadziran Banten Lama Tolak Jokowi Resmikan KEK Tanjung Lesung

0
1582

Serang,FESBUK BANTEN News (23/2/2015) – Para keturunan Kesultanan Banten, Kyai, Alim Ulama, dan para Jawara se- Banten melakukan penolakan terhadap peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang akan dilakukan oleh Jokowi pada hari ini, Senin (23/2/2015).

Tanjung Lesung.(mow)
Tanjung Lesung.(mow)

“Kalau KEK akan membuat kemakmuran masyarakat Banten dan tidak ada kemaksiatan, akan kita dukung,” kata Abas Waseh, Dzuriyat Kesultanan Banten, saat di temui di Masjid Agung Atsauroh, Pegantungan, Serang, Kota Serang, Minggu (20/02/2015).

Abas Waseh tak sendirian, dirinya bersama para kyai, jawara, alim ulama, serta para santri meminta agar pembangunan KEK Tanjung Lesung dilakukan renegosiasi terlebih dahulu.

“Saya berharap pemerintah ada musyawarah dengan dewan ulama Banten. Agar ulama, masyarakat, dan kyai menjadi mitra pemerintah. Sehingga jangan sampai ada pihak ke tiga menggoncang Banten agar lepas dari NKRI,” kata KH. Yusuf Al Mubarok, juru bicara Dewan Ulama se’Banten, saat ditemui ditempat yang sama, Minggu (22/2).

Menurut Yusuf, bahwa hingga saat ini tidak ada sosialisasi yang massif baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten ataupun Pemerintah Pusat terkait pembangunan KEK Tanjung Lesung.

Menurut Yusuf, tidak menutup kemungkinan dengan hadir nya KEK tersebut, dapat merusak moral dan akhlak masyarakat Banten yang terkenal dengan kesantriannya.

“Harus tau peruntukannya seperti apa. Karena investor ini banyak dampak negatifnya. Jangan sampai nelayan kuwalahan buat usaha nya. Jangan sampai warga pribum hanya menjadi kacung,” terangnya.

Bahkan menurut Yusuf hal yang paling berbahaya jika KEK tidak dilakukan renegosiasi adalah terjadinya penjajahan gaya baru serta sistem perbudakan yang dilakukan oleh pengusaha asing.

Bahkan para dewan ulama, Kyai, santri, jawara, dan keturunan Kesultanan Banten telah mengirimkan surat ke Jokowi untuk dilakukan penundaan peresmian KEK dan dilakukannya musyawarah terlebih dahulu dengan para tokoh Banten.

“Jangan sampai ada pandangan kristenisasi, kolonialisasi, penjajahan baru, karena tidak ada musyawarah,” tegasnya.(dhyie/LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here