Serang,fesbukbantennews.com (27/8/2015) – Usulan pemecatan Sekda Banten Kurdi Matin oleh Gubernur Banten Rano Karno, berimbas pada kegaduhan di tanah jawara. Akibatnya terkesan saling serang antara Rano dan Kurdi. Hal ini seperti sinetron yang memamerkan kekuasaan dan kemewahan. Sementara tujuan pokok mensejahterakan rakyat terlupakan.
Demikian diungkapkan belasan mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Kerakyatan (Format) saat berunjukrasa di perempatan Ciceri,Kota Serang, Kamis (27/8/2015).
“Baru saja seorang birokrat yang punya keinginan membangun kultur bersih di Banten berusaha disingkirkan oleh Rano. Ini menandakan Gubernur hari ini tidak punya komitmen dalam membangun pemerintahan yang bersih dan lepas dari kepentingan politik kekuasaan,” kata salah satu orator, Mahendra Seftianzah, Kamis (27/08/2015).
Mahasiswa yang mengaku ikut serta menurunkan Ratu Atut melalui aksi demonstrasi ini pun menuding Rano Karno telah melanggar konstitusi dengan memecat Kurdi Matin sebagai Sekda Banten.
“Sejak menggantikan Atut sebagai pimpinan tertinggi di Banten. Rano sama sekali tak berbuat apa-apa untuk kepentingan rakyat. Ia justru banyak membuat kegaduhan dengan perebutan kekuasaan,” kata Korlap Aksi Format, Carlos, Kamis (27/08/2015).
Format, jelas Carlos, menuntut kepada pemerintah Banten agar menghentikan “sinetron” yang ditampilkan para petinggi di Banten.
“Selamatkan kepentingan rakyat Banten. Dan menuntut gubernur definitif untuk hentikan sinetron ini. Dan kembali fokus berorientasi pada asas Good governnce, bersih dari segala praktek kotor korupsi. Save Banten !” tegasnya.
Sementara berdasarkan pantauan, meski aksi dilakukan ditengah laampu-merah, namun situasi lalu-lintas lancar. Usai menyampaikan askinya, mereka meninggalkan tempat aksi dengan damai.(LLJ)
