Serang,fesbukbantennews.com (21/5/2025)— Di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Yanwar Pribadi, Faculty of Islamic Studies (FIS) atau Fakultas Studi Islam Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) terus meneguhkan perannya sebagai pusat pemikiran Islam global yang berbasis di Indonesia.
Sebagai dosen UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang kini menjabat Dekan FIS UIII, Prof. Yanwar Pribadi membawa semangat baru dalam mengembangkan pendekatan studi Islam yang lebih segar, kritis, dan mendunia.
Pada April 2025, Yanwar Pribadi mewakili UIII dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dalam dua forum internasional penting di Prancis.
Di Sciences Po Paris, ia menjadi pembicara dalam konferensi bertajuk “Indonesia, the New Center of Islam? Local Dynamics and Global Engagements”, diundang langsung oleh Prof. Stéphanie Balme dan Dr. Stéphane Lacroix sebagai pimpinan Sciences Po.
Dalam paparannya, Pribadi menekankan keragaman ekspresi keberislaman di Indonesia yang, menurutnya, “tidak bisa disederhanakan dalam dikotomi urban-rural atau konservatif-liberal saja. Kompleksitas ini adalah kekayaan yang harus dibaca ulang dalam kerangka global.”
Tak hanya berbicara, Yanwar Pribadi juga membuka dialog kerja sama antara UIII dan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten dengan Sciences Po untuk memperkuat studi Islam Indonesia di panggung akademik Eropa.
Keesokan harinya, ia hadir di Universitas Aix-Marseille sebagai pembicara dalam seminar proyek riset PredicMO, mendampingi Lacroix membahas dinamika dakwah dan pengajian di Indonesia.
Kembali ke Depok, Pribadi menunjukkan kepemimpinan visioner dengan menggelar dan sekaligus menjadi penanggung jawab konferensi internasional bertajuk
“Decolonizing Social Sciences and Humanities: Islamic and Non-Western Perspectives” pada 29–30 April 2025.
Acara ini menjadi sorotan karena berhasil menghimpun 407 abstrak dari 23 negara, dan menghadirkan para pembicara internasional terkemuka seperti Anna Gade (University of Wisconsin), Syed Farid Alatas (NUS), Salman Sayyid (University of Leeds), dan Recep Şentürk (HBKU).
“UIII berkomitmen membuka ruang bagi pendekatan keilmuan yang tidak didominasi kerangka Barat semata,” ujar Yanwar Pribadi.
“Kami ingin mengintegrasikan khazanah Islam klasik dengan isu-isu kontemporer agar studi Islam tidak tercerabut dari realitas global maupun lokal.”
Konferensi ini melanjutkan tradisi intelektual progresif yang telah dirintis sejak masa kepemimpinan Prof. Noorhaidi Hasan.
Sejak 2022, FIS UIII konsisten mengangkat tema-tema yang menantang cara pandang mapan dalam studi Islam, dari “Decentering Islamic Studies” hingga “Islam and Artificial Intelligence.”
Bagi Yanwar Pribadi, kerja-kerja ini adalah bagian dari misi besar: menjadikan Indonesia sebagai poros utama studi Islam dunia.
Ia menegaskan bahwa pencapaian ini bukan kerja individu, melainkan hasil kolaborasi dosen, mahasiswa, dan pimpinan UIII.
“Saya hanya bagian dari tim yang luar biasa. Energi intelektual kami berasal dari semangat kolektif,” katanya merendah.
Dengan semangat keterbukaan dan keberanian menjelajah perspektif baru, Yanwar Pribadi tak hanya membangun reputasi global FIS UIII, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam wacana keilmuan Islam masa depan.
Ke depannya, Yanwar Pribadi ingin membawa semangat tersebut ke UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. (*)