Wagub Banten Janji Naikkan Anggaran Hibah KONI: Optimalkan Pembinaan Atlet

0
33
Wagub Banten Dimyati Natakusumah.

Serang,fesbukbantennews.com (24/8/2025) – Wakil Gubernur (Wagub) Banten Dimyati Natakusumah berjanji akan menaikkan besaran Hibah ke KONI Banten. Pasalnya tahun ini KONI mengklaiam hanya mendapatkan hibah jauh di bawah KONI Kabupaten/Kota. Oleh karenanya, Wagub akan menaikan sampai tiga kali lipat.Wagub Banten Dimyati Natakusumah.

Pada tahun anggaran 2025 ini, KONI Banten mendapat hibah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten sebesar Rp13 miliar. Angka itu jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp36 miliar.

Sementara itu, KONI Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada tahun ini mendapatkan hibah sebesar Rp25 miliar yang sebelumnya hanya Rp15 miliar. Kenaikan itu dilakukan sebagai persiapan Kota Tangsel menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banten 2026.

Kendatipun mengalami penurunan, namun besaran Hibah yang diterima KONI Kota Tangerang masih di atas KONI Provinsi Banten. Pada tahun ini KONI Kota Tangerang mendapatkan Hibah sebesar Rp15 miliar, lebih kecil dari yang diajukan sebesar Rp30 miliar.

Wagub Dimyati mengaku baru mengetahui jika anggaran Hibah yang diberikan KONI Banten pada tahun ini lebih kecil dari KONI Kabupaten/Kota. Padahal, katanya, Pemprov Banten mempunyai APBD yang cukup besar.

“Kita itu uangnya banyak. Masa anggaran untuk KONI Banten kalah dengan KONI Kabupaten/Kota. Tenang, ada Dim di sini, saya akan naikkan. Berapa lipat maunya?” Kata Dimyati saat membuka acara Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) KONI Banten tahun 2025 yang dilaksanakan di Aula SMKN 2 Kota Serang, Sabtu (23/8/2025).

Pada kesempatan itu semula Dim memberikan opsi menaikkan dua kali lipat. Namun para pengurus minta ditambah mengingat pada tahun ini ada beban biaya KONI yang cukup besar yakni untuk daftar sebagai calon tuan rumah PON tahun 2032 yang harus dibayarkan bersama Provinsi Lampung.

“Kalau tiga kali lipat masih bisa saya perjuangkan, tapi kalau sampai lima kali lipat terlalu besar,” pungkasnya.

Meski begitu, Dimyati menekankan dengan anggaran yang telah diberikan, KONI Banten harus fokus dalam pengembangan bakat dan prestasi para atlet, baik melalui latihan ataupun festival yang dilaksanakan secara rutin. “Itu juga menjadi salah satu bentuk pembinaan,” imbuhnya.

Jangan sampai, ketika Banten menjadi tuan rumah PON nanti, prestasi kita menurun. Artinya, kalau gagal sebagai tuan rumah kita malu. Nama baik Banten dipertaruhkan. Oleh karena itu kita harus menang dan menjadi juara.

“Pemprov sudah berikan dukungan yang besar. Jadi harus diiringi dengan prestasi yang membanggakan,” pungkasnya.

Wakil Ketua I KONI Provinsi Banten Roni Alfanto mengatakan, besaran hibah yang diberikan Pemprov pada tahun ini memang memberatkan KONI sebagai lembaga independen yang mempunyai fungsi pembinaan pengembangan atlet profesional.

“Sehingga mau tidak mau banyak kegiatan dan operasional kita yang terpangkas. Apalagi dari Rp13 miliar itu, Rp1 miliar sudah dialokasikan untuk pendaftaran calon tuan rumah PON,” ujarnya.

Biaya pendaftaran itu sendiri sebesar Rp2 miliar, dibagi dua dengan Provinsi Lampung. Tahun depan, kita akan mengikuti Bidding. Dengan segala keterbatasan anggaran itu, mudah-mudahan kita bisa lolos menjadi tuan rumah PON 2032,” ujarnya.

Diakui Roni, pihaknya mendukung efesiensi yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, apa yang dialami oleh KONI, menurutnya, ini terlalu keterlaluan efesiensinya sampai di bawah Kabupaten/Kota.

“Padahal kita tengah mempersiapkan SDM untuk menghadapi PON 2032 dengan target masuk lima besar nasional,” pungkasnya.

Wakil Ketua Umum I KONI Pusat Mayjen TNI (Purn) Suwarno menambahkan, jika Provinsi Banten ingin menjadi ruan rumah PON 2032, maka persiapannya harus segera dilakukan dengan matang. Apalagi, pemerintah sampai saat ini belum mengeluarkan SK terkait penunjukan tuan rumah PON 2032.

“Meskipun pada awalnya yang direkomendasikan itu adalah NTB dan NTT. Tapi sampai sekarang belum ada yang benar-benar ditunjuk oleh pemerintah. Artinya peluang itu masih ada,” pungkasnya.

Namun ada beberapa hal yang harus benar-benar diperhatikan oleh Banten ketika ingin menjadi tuan rumah. Pasalnya, ada beberapa Residu yang menjadi catatan dari pelaksanaan PON Aceh-Sumut kemarin, dari mulai fasilitas venue, penggunaan atlet cabutan sampai dooping yang masih terus terjadi, terutama di Cabor Binaraga.

“Ini harus benar-benar diperhatikan oleh Banten,” katanya.(fun/LLJ).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here