Siswi Papua di Banten Belajar Makna Toleransi, Tumbuhkan Kebersamaan dalam Keragaman Budaya di Tanah Baduy

0
60
Siswi Papua di Baduy.

Lebak,fesbukbantennews.com (9/11/2025) – Di tengah keberagaman etnis dan budaya yang dimiliki Indonesia, siswi-siswi asal Papua yang menempuh pendidikan di SMK Negeri 4 Pandeglang, Banten, menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan dapat menjadi kekuatan pemersatu. Melalui Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), mereka belajar, tumbuh, dan berinteraksi dengan siswa-siswi dari berbagai daerah di Indonesia dengan semangat toleransi dan saling menghormati.Siswi Papua di Baduy.

Salah satu kegiatan yang berkesan dalam program ini para siswi melakukan Saba Budaya Baduy ke Desa adat Kanekes Kabupaten Lebak pada 8-9 November 2025. Di wilayah baduy jero (dalam) yang dikenal menjaga tradisi leluhur tanpa tersentuh modernisasi ini, para siswi Papua berbaur dengan warga setempat, mempelajari nilai-nilai adat dan kesederhanaan hidup. Kegiatan tersebut menjadi ruang belajar bersama tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga kebersamaan dalam keberagaman.

Pembina pendamping program ADEM, Daden Hilmansah, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya pembentukan karakter siswa agar memiliki sikap toleran dan menghargai perbedaan budaya, suku, maupun agama.

“Program ADEM tidak hanya soal pendidikan formal, tetapi juga pendidikan karakter. Kami ingin menanamkan kepada anak-anak bahwa keberagaman itu adalah kekayaan bangsa. Mereka belajar menghormati dan memahami satu sama lain,” ujar Daden, Minggu (9/11/2025).

Ia menambahkan, para siswa asal Papua menunjukkan semangat luar biasa untuk belajar dan beradaptasi di lingkungan baru. Melalui kegiatan lintas budaya seperti kunjungan ke Baduy Dalam, mereka tidak hanya mengenal budaya Banten, tetapi juga memperkenalkan budaya Papua kepada teman-teman sekelas dan masyarakat sekitar.

“Kami selaku pembina sangat senang melihat anak didik kami bisa membaur dengan warga lokal. Mereka antusias belajar mengenai budaya-budaya Banten dan di sisi lain memperkenalkan budaya Papua yang kaya dan indah,” tuturnya dengan bangga.

Program ADEM di SMKN 4 Pandeglang diharapkan menjadi model pendidikan berbasis inklusivitas dan persaudaraan antar etnis. Melalui kegiatan yang menumbuhkan rasa saling menghormati, siswa-siswi Papua merasa diterima, aman, dan memiliki ruang untuk mengekspresikan jati diri mereka dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kisah mereka menjadi pengingat bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang membangun empati, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan semangat persatuan di tengah keberagaman bangsa.(fun/LLJ).

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here