Refleksi 21 Tahun Banten: Provinsi Gagal

0
293

Serang,fesbukbantennews.com (2/10/2021) – Pakar Tata Negara Lia Riesta mengatakan Provinsi Banten adalah provinsi yang gagal mencapai cita-citanya. Ini dapat dilihat dari apakah target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Banten sudah tercapai?

Narsum beepose usai acara kamisan.

“Di provinsi ada RPJP. Di situ ada target-target indikator. Misalnya Indeks Pembangunan Manusia alias IPM. Dalam RPJP Banten tahun 2022 ditargetkan 78,08. Di tahun 2020 IPM baru mencapai 72,45. Kurang 5 poin lebih. Jelas tidak mungkin tercapai, karena tidak pernah ada yang dapat meningkatkan IPM lebih dari 1 poin setiap tahunnya. Bahkan umumnya paling naik nol koma sekian poin saja. Dibutuhkan tukang sulap untuk menaikan 5 poin lebih IPM dalam 2 tahun ini. Jadi WH Andika sudah gagal,” kata Lia dalam acara Diskusi Kamisan Pokja Wartawan Banten, Kamis (30/9).

Dalam catatan RPJPD Provinsi Banten 2005-2025, ada 10 indikator makro pembangunan Provinsi Banten. Di antaranya Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang ditargetkan sebesar 7,0-7,4 di tahun 2022, Pengangguran Terbuka 4,8-4,4, Penduduk Miskin 550.000 – 500.000, dan Rumah Tangga Miskin (RTM) 15,0-10,0.

Sedangkan catatan Bank Indonesia (BI) untuk LPE Banten tahun 2020 pada triwulan III tercatat 4,55. Masih kurang 2 poin lebih untuk mencapai target 2022. Jika dibandingkan dengan target RPJMD WH-Andika sendiri, capaian LPE Banten masih kurang 1 poin lebih. Target LPE di RPJMD untuk tahun 2020 adalah 6,40. Artinya, di tahun 2020 sendiri, WH-Andika sudah gagal mencapai target LPE.

BPS Banten mencatat di tahun 2020 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 10,64. Angka ini jelas jauh sekali dari target RPJP Banten yang menargetkan tahun 2022 TPT tinggal di angka 4,8-4,4 saja. Rasanya tidak mungkin WH-Andika dapat menurunkan angka TPT sebanyak 5 poin lebih. Bahkan jika dibandingkan pada RPJMD WH-Andika sendiri untuk tahun 2020, WH-Andika gagal menurunkan angka TPT ke 7,95.

Sedangkan Penduduk Miskin di Banten, BPS di tahun 2020 masih bertengger di angka 775.990. Mungkinkah WH-Andika merubah angka itu menjadi 550.000 di tahun 2022? Seperti apa kata Lia Riesta… dibutuhkan tukang sulap.

Tapi sebenarnya tukang sulap itu sudah ada. Mereka menyulap target-target RPJMD tidak sesuai dengan target-target RPJP. Misalnya IPM 2022 yang ditargetkan 78,08 di RPJP, disulap hanya jadi 73,59 di RPJMD. Sedangkan TPT yang ditargetkan 4,8-4,4 di RPJP untuk tahun 2022, disulap jadi hanya 7,40 di RPJMD.

Sayangnya, walau pun sudah menyulap angka target di RPJMD sehingga tidak sesuai dengan RPJP, ternyata tidak tercapai juga. Mungkin baru belajar nyulap kali yah?.(LLJ).

Tulisan Mang ucu.