Serang,fesbukbantennews.com (31/7/2025) – Gebrakan di awal tahun 2025 dengan sukses menggelar Wolves Esport Championship Session I kini IESPA Kota Serang akan kembali menggelar Session II di Kantor Radio Republik Indonesia Banten (RRI Banten), Ciracas Kota Serang pada hari Sabtu dan Minggu, 06 – 07 September 2025. Dalam Session II ini tidak hanya pertandingan MLBB tapi juga akan ada FREE FIRE dan eFootball.
Menurut Ketua Indonesia E-Sports Association (IESPA) Kota Serang, Khaeril Bowi Leksono, kegiatan Wolves Esport Championship Session II ini pasti berbeda dengan Session I sebelumnya, akan ada penambahan 2 game FREE FIRE dan eFootball. Total ada 3 game yang akan dipertandingkan dalam Wolves Esport Championships Session II dan IESPA Kota Serang juga berkolaboraksi dengan RRI Banten dengan tema “RRI FEST eSPORT CHAMPIONSHIPS.”
Selain itu Ketua IESPA Kota Serang, acara ini mendapatkan dukungan langsung dari Bapak H. Budi Rustandi (Wali Kota Serang) dan Bapak Nur Agis Aulia (Wakil Wali Kota Serang) yang telah kami temui langsung di kantor Pemerintahan Kota Serang pada hari Senin, 28 Juli 2025 kemarin.
“Session II ini kami akan mengundang seluruh Team dan komunitas E-sport yang ada di Kota Serang dan sekitarnya baik itu yang masih Pelajar dan Umum bahkan saya akan berkomunikasi serta kordinasi dengan Ketua IESPA Banten serta seluruh Ketua IESPA Kabupaten Kota yang ada di Provinsi Banten ,” ucap Khaeril Bowi.
Khaeril Bowi berharap adanya event ini dapat menjadi tempat untuk ekosistem esport di Kota Serang dan sekaligus bisa melahirkan talenta-talenta bakat atlet profesional esport dari Kota Serang, sehingga kedepannya Kota Serang bisa menjadi Icon Kota Ekonomi Kreatif dalam bidang industri digital, karena esports sebagai subsektor ekonomi kreatif yang tumbuh Pesat bahkan di Nasional industri Gim ini menyumbang kurang lebih 4% GDP, itu harus difokuskan dan juga diperhatikan karena kita tidak hanya menjadi gamers konsumtif tapi harus produktif juga.
Kiriman dulur FBn : bowie
Pandeglang,fesbukbantennews.com (30/7/2025) – Rencana Pemerintah Kabupaten Pandeglang menerima kiriman 500 ton sampah per hari dari Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menuai penolakan warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bangkonol.
Kesepakatan kerja sama pengelolaan sampah itu ditandatangani Pemkot Tangsel dan Pemkab Pandeglang pada Jumat (25/7/2025). Namun, bagi warga Kampung Mangkubumi, Kecamatan Pandeglang, keputusan ini dinilai mendadak dan tanpa sosialisasi.
“Kami kaget. Tidak ada pemberitahuan sebelumnya bahwa kampung kami akan kedatangan ‘tamu baru’ sebanyak 500 ton sampah per hari,” ujar Epi Abdul Rosid, warga RT 2 RW 14, Minggu (27/7/2025).
Epi menegaskan, dirinya beserta masyarakat yang tinggal kurang dari radius satu kilometer dari TPA sudah cukup terbebani dengan keberadaan sampah lokal. Kebijakan baru ini dianggap akan memperparah kondisi lingkungan.
“Pertama, masyarakat tidak menginginkan, kedua tidak siap, ketiga juga terheran-heran. Kalau satu truk bawa 5 ton, berarti akan ada puluhan truk bolak-balik setiap hari. Anak-anak sekolah yang lewat jalur itu pasti terganggu bau busuknya,” katanya.
Ia juga mempertanyakan kesiapan Pemkab Pandeglang dalam mengelola lonjakan sampah. “Kalau sistemnya masih open dumping, jangan coba-coba. Sampah bukan cuma soal bau, tapi juga soal kesehatan warga,” tegasnya.
Menurut Epi, kompensasi yang mungkin diterima daerah tidak sebanding dengan dampak yang akan dirasakan masyarakat. “Selama ini kami tidak tahu berapa kompensasi dari kerja sama serupa. Kalau warga tidak paham dampaknya, penolakan pasti ada,” ujarnya.
Sejumlah warga sekitar TPA Bangkonol, lanjut Epi, juga khawatir dengan dampak kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Apalagi, terdapat dua lembaga pendidikan yang lokasinya berdekatan dengan gunungan sampah. “Coba tanyakan ke orang tua murid di sana, pasti ada kekhawatiran terhadap kesehatan anak-anak,” ujarnya.
Epi berharap Pemkab Pandeglang dapat belajar dari kasus serupa, seperti penolakan warga Kota Serang terhadap kerja sama sampah dengan Tangsel di Cilowong. “Harusnya itu jadi pelajaran untuk membuat kebijakan yang lebih komprehensif, dengan kajian matang dan sosialisasi kepada masyarakat,” pungkasnya.
Terpisah, Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi menyampaikan bahwa kerja sama ini membawa manfaat finansial bagi daerah. Pemkab Pandeglang akan menerima Bantuan Keuangan Khusus (BKK) senilai Rp40 miliar dari Pemkot Tangsel, serta potensi tambahan PAD dari retribusi pengelolaan sampah.
“Estimasi kami, dari retribusi pengelolaan sampah kiriman Tangsel, PAD yang masuk bisa mencapai Rp6 miliar hingga Rp9 miliar per tahun,” ujar Iing pada wartawan Selasa (29/7/2025).
Menurutnya, tambahan ini sangat signifikan dibandingkan target PAD dari sektor pengelolaan sampah sebelumnya yang hanya berkisar Rp3 miliar. “Dengan adanya kerja sama ini, total PAD dari sektor persampahan bisa meningkat menjadi Rp10 miliar hingga Rp12 miliar per tahun. Dana ini tentu akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pandeglang,” tambahnya.(fun/LLJ).