Tinggal Dekat Kantor DPRD Kota Serang, Sekeluarga Susah Makan dan Berobat

0
397

Serang,fesbukbantennews.com (2/3/2016) – Tinggal dekat kantor wakil rakyat (DPRD) tak bisa jadi jaminan kehidupannya akan baik, terutama kesehatan dan pendidikan. Hal ini terjadi terjadi pada keluarga Jamin (50) warga kampung Pekarungan RT 02/RW 02 Link. Pekarungan Kel. Kagungan, Kec. Serang, Kota Serang, Banten. Meski tinggal sekitar 100 meter dari kantor DPRD Kota Serang, namun kondisinya sangat parah. Apalagi untuk berobat, untuk makan sehari-hari pun sangat susah.

pak jamin

Jamin, yang mempunyai empat anak anak dari satu istri, hanya mampu pasrah terkulai dikasur tipis di lantai. Sudh tujuh tahun menderita penyakit lumpuh. Namun tak pernah ada perhatian dari pemerintah.

“Sebelum sakit, saya berjualan air minum dan makanan di Alun-alun Kota Serang,” kata Jamin dengan nada pelan.
Sementara, penuturan istri pak Jamin, Katmah, 2 tahun lalu berjualan. Namun hanya satu tahun. Katmah memutuskan tidak berjualan lagi karena untuk mengurus suaminya.

” 1 tahun saya berjualan di Alun-alun menggantikan tulang punggung keluarga, tetapi saya pikir kalau saya tinggal, suami dirumah tidak ada yang mengurus, anak-anak semua sekolah, gimana kalo pak jamin mau minum, buang air. Suatu hari saya berjualan, pak Jamin dengan kekuatan setengah daya jatuh mau ke kamar mandi” ujar Katmah.
Rumah pak Jamin no 14 RT/RW 02/02 Link. Pekarungan Kel. Kagungan Kec. Serang, Kota Serang, Banten, berdasarkan pantuan, tidak layak huni. “Terkadang hujan pasti kebocoran ” kata Katmah

Katmah juga bercerita, 2 dari 6 anaknya sudah menikah, dan ke 4 anaknya yang lain masih bersekolah. Anak ke 3 dan ke 4 dibangku SMK, anak ke 5 dibangku SMP, anak ke 6 masih dibangku SD.

Seluruh anaknya yang masih sekolah tidak diberi uang jajan hanya ongkos ke sekolah saja, karena keadaan ekonomi.

” Alhamdulillah dari pihak sekolah ada keringanan membayar setengahnya dari total keseluruhan ” kata Katmah.

Untuk makan sehari-hari , sambung Katmah, dirinya mengandalkan beras miskin (Raskin) yang dibeli di RT sebesar Rp 2.000/liter. Dan uang untuk beli beras didapatkan dari belas kasihan orang lain.

“Kalo makan ya pake beras raskin, lauk mah apa aja seadanya, tak jarang makan nasi sama krupuk, alhamdulillah masih bisa makan” lanjut Katmah.

Bagi sodara-sodara yuk bantu keringanan beban keluarga Pak Jamin. Sekecil apapun pemberian kita akan berguna baginya, dan menjadi amal ibadah.(imam/LLJ)