Jelang HUT RI 78, Warga Pulau Sangiang Kibarkan Bendera Setengah Tiang

0
549

Serang,fesbukbantennews.com (17/8/2023) Jelang HUT RI ke 78, Pena Masyarakat bersama warga Pulau Sangiang mengadakan Nonton Bareng Film “Dragon For Sale” karya watchdoc Tim Indonesia Baru,Kamis (16/8/2023).

Jelang HUT RI 78, Warga Pulau Sangiang Kibarkan Bendera Setengah Tiang

Juru Kampanye PENA Masyarakat Ali Taufan mengatakan, Film Dragon For Sale mengungkap permasalahan yang dialami warga NTT tepatnya di Pulau Komodo dan Pulau Flores akibat rencana dan program pemerintah yang tidak melihat kebutuhan masyarakat. Pemerintah hanya berfokus menjalankan bisnisnya bersama lingkaran kapital yang secara tidak langsung mengeksploitasi alam di Pulau Komodo dan Flores.

“Pulau Sangiangpun juga tidak jauh berbeda memiliki permasalahan dimana mereka yang sudah meninggali pulau Sangiang dari abad 19, mereka dipaksa meninggalkan pulau dengan karena kedatang PT. Pondok Kalimaya Putih (PKP). Perusahan ini sudah lewat masa izinnya di pulau sangiang, HGB selama 30 Tahun yang pernah keluarkan oleh Pemerintah sudah tidak berlaku lagi,” kata Ali.

Adanya PT. Pondok Kalimaya Putih,kata dia, sama sekali tidak membawa dampak positif bagi kelangsungan hidup warga. Hasrat penguasaan Pulau oleh PT Pondok Kalimaya Putih dilakukan dengan berbagai cara dari kriminalisasi sampai merayu masyarakat untuk melepas lahan garapannya. Selain itu, PKP juga terindikasi melepasliarkan babi, dan ular untuk mengganggu aktivitas warga.

“Selama hampir 30 Tahun PT. PKP seolah tidak mempunyai progress pembangunan yang jelas. Pada hari ini dihari Kemerdekaan Indonesia yang ke 78, warga Pulau Sangiang memperingati hari tersebut dengan melakukan Upacara dengan pengibaran Bendera Merah Putih setengah tiang,” terangnya.

Pengibaran setengah tiang sebagai simbol dimana warga Pulau Sangiang masih belum merdeka atas hak tanahnya. Mereka masih dijajah oleh pemerintah dan investor dengan dalih memajukan perekonomian. Yang dilakukan PT. PKP tidak jauh hanya penguasaan pulau untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

“Dalam upacara tersebut pembina upacara menyampaikan amanat kepada warga yang masih bertahan untuk bersama-sama mempertahankan Pulau Sangiang sebagai warisan luhur,” tukasnya.