DPP SPN : Bukan Mensejahterakan, Gubernur Justru Ingin Penjarakan Buruh

0
300

Serang,fesbukbantennews.com (25/12/2021) – Serikat Pekerja Nasional (SPN), menyatakan jika mentalitas Gubernur Banten Wahidin Halim (WH), dapat terlihat jelas dan terukur tidak berjiwa pemimpin. Sebab, belum mampu untuk mensejahterakan masyarakat buruh, justru malah ingin memenjarakan pasca aksi Rabu (22/12/2021) kemarin yang sampai menduduki kantor Gubernur.

Ketua DPP SPN Puji Santoso .

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Puji Santoso mengatakan, jika benar pengacara Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) membawa persoalan aksi ribuan buruh yang memasuki ruang Gubernur sampai ke ranah hukum, maka mentalitas WH sebagai pemimpin Provinsi Banten jelas dapat terukur tidak berjiwa pemimpin.

“Kalau benar aksi buruh kemarin sampai dibuat laporan polisinya, maka WH tidak memiliki jiwa kepemimpinan,” katanya, Sabtu (25/12/2021).

Selain itu, lanjut Puji. Laporan tersebut nantinya atas dasar apa. Jangan sampai pengacara hanya membuat laporan untuk menyenangkan pimpinan semata, tapi tidak ada dasar yang kuat dan terlebih menghilangkan sisi kemanusiaan.

“Jangan sampai laporan ini hanya untuk membuat senang bos saja, tapi tidak memperhatikan sisi kemanusiaan terhadap buruh,” ungkapnya.

Apalagi, kata Puji. Saat ini WH belum dapat memberikan kesejahteraan pada rakyat buruh, tetapi justru malah ingin memenjarakan rakyat buruh Banten.

“Secara umum saya hanya ingin menyampaikan bahwa kejadian tersebut tidak bisa sepenuhnya dapat dipersalahkan kepada teman-teman buruh,” katanya.

Sebab, menurut Puji, tragedi aksi tersebut sebenarnya dapat diminimalisir jika sistem pengamanan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) memadai. Jadi jangan hanya Kepala Satpol PP nya saja, yang dikorbankan, tetapi seluruh personilnya yang bertugas.

Kemudian, lanjut Puji. Pejabat yang membidangi Ketenagakerjaan juga semestinya dapat lebih peka dan responsif untuk melakukan langkah – langkah preventif, sehingga tidak terjadi kekosongan diskusi sejak kedatangan massa aksi hingga terjadinya peristiwa tersebut.

“Suasana aksi saat itu juga tidak akan menjadi seperti itu, jika saja Gubernur Banten tidak mengeluarkan Statement yang asal bicara, dan bersedia berdiskusi dengan para pekerja/buruh,” tegasnya.