Kemudahan Akses Tol Serpan, Pemkab Lebak Buka Investasi Wisata Dan Eco-Industri

0
184

Lebak,fesbukbantennews.com (22/12/2021) – Tol Serang-Panimbang (Serpan) dan KRL memudahkan masyarakat Jabodetabek datang ke Kabupaten Lebak, Banten untuk berwisata. Namun saat natal dan tahun baru ini, Pemkab Lebak hanya membuka 25 persen dari kapasitas maksimum destinasi wisata.

Gerbang Tol Serpan.

Wisatawan yang akan berlibur wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi dengan menscan barcode yang sudah disiapkan di hotel, perkantoran hingga lokasi wisata. Disetiap daerah perbatasan, stasiun hingga terminal, akan ada pemeriksaan kesehatan secara random untuk mencegah penularan covid-19.

“Kita tetap melakukan pembatasan ke destinasi wisata yang ada di Kabupaten Lebak, kemungkinan kita hanya membuka 25 persen, dengan syarat mereka yang melakukan PeduliLindungi,” kata Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, Rabu (22/12/2021).

Pemkab Lebak bersama Kementrian Maritim dan Investasi (Marvest) sedang membahas kawasan eco-industri di Kecamatan Cileles, Kabupaten Lebak, Banten, seluas 3.100 hektare. Feasibility study nya akan dilakukan oleh Kementrian Marvest.

Menurut Iti, Kabupaten Lebak memiliki banyak keunggulan dalam berinvestasi, seperti lahan yang luas, harga tanah masih murah hingga tersedianya material lokal untuk membangun industri, hingga jarak ke Jakarta maupun bandara Soekarno-Hatta (Soetta) hanya 60km, yang makin dekat dengan adanya tol Serpan.

“Selama ini kita juga buka akses investasi seluas-luas nya, terutama investasi sektor pariwisata. Apalagi dengan pintu tol, kami sudah menetapkan di pintu tol Cileles, kawasan eco-industri sekitar 3.100 hektare. Feasibility study nya, kajian nt akan dilakukan kementrian investasi, akan di kaji apa yang sesuai dengan Kabupaten Lebak,” terangnya.

Pemkab Lebak juga sedang mengejar vaksinasi agar bisa mencapai 70 persen di akhir tahun 2021. Saat ini, untuk vaksinasinya baru mencapai 58 persen untuk dosis pertama dan 48 persen untuk lansianya.

Kesulitan vaksinasi di Kabupaten Lebak yakni kondisi geografis hang berbukit dan pegunungan, kemudian sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani, saat siang hari mereka berada di ladang. Karenanya, Pemkab Lebak juga melakukan vaksinasi saat malam hari.

“Kalau di perkotaan itu kan jadi kebutuhan masyarakat untuk bepergian, ke mal. Kalau di Lebak kan perginya ke leuweung (hutan), jeung naon (untuk apa) sih vaksin, kami (kita) mah ke leuweung ieu (hutan ini), di leweung (hutan) mah eweuh (enggak ada) virus,” ujarnya.(men/LLJ).