Buku Terbitan Untirta:Foto Sultan Mataram Dianggap Sultan Ageng Tirtayasa, Kepentingan Proyek ?

0
347

Serang,fesbukbantennews.com (24/9/2021) – Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Untirta baru saja meluncurkan buku berjudul ‘Membumikan Nilai-nilai Jawara di Untirta’ yang diterbitkan oleh CV. Media Karya Publishing.

Sebelah kiri sebenarnya adalah foto Sultan Mataram .

Buku ini diluncurkan pada kegiatan Seminar Revolusi Mental di Untirta yang dilaksanakan daring pada Rabu, 22 September 2021.

Buku ini diluncurkan agar nilai Jujur, Adil, Wibawa, Amanah Religius dan Akuntabel (JAWARA), bisa semakin melekat di kalangan Akademik Untirta.

Ketua IKAPI Banten, Andi Suhud mengungkapkan ada hal mendasar yang menggelitik untuk disimak. Yaitu di dalam buku ada foto Sultan Agung Mataram yang dianggap sebagai Sultan Ageng Tirtayasa.

Buku membumikan nilai-nilai Jawara Untirta.

“Sayangnya dalam buku tersebut, ada hal yang sangat mendasar. Hal itu tidak lain adalah foto Sultan Agung Mataram yang dianggap sebagai Sultan Ageng Tirtayasa, ” ungkap Andi Suhud, Kamis 23 September 2021.

Menurut Andi, kejadian ini terus berulang dan bagi sebagian masyarakat Banten, terutama yang terikat dengan keluarga Kesultanan Banten merasa resah.

“Untirta sebagai lembaga yang memakai nama Sultan Banten yang populer ini patut dipertanyakan soal keseriusan melakukan penelitian terkait Sultan Ageng Tirtayasa, ” tutur Andi Suhud.

Ketua IKAPI Banten Andi S Trisnahadi.

“IKAPI sangat menyayangkan dengan status Untirta sebagai kampus nomor satu di Banten menerbitkan buku bukan dari Untirta Press. Padahal Untirta Press adalah lembaga penerbit milik Untirta sendiri, dan telah memiliki penulis dan editor yang disertifikasi oleh BNSP, sehingga kekeliruan bisa diminimalisir ” ungkap Andi Suhud Ketua IKAPI Banten saat dikonfirmasi.

Firman Venayaksa dari Untirta Press mengomentari soal buku ini di akun Facebook pribadinya Menurutnya, buku membumikan nilai-nilai jawara yang diterbitkan oleh CV. Media Karya Publis membuatnya keheranan.

“Perasaan di Untirta itu ada penerbit Untirta Press atau ini kah cara terkeren untuk revolusi mental (proyek), ” tulis fiman pada status Facebook pribadinya @firman vaneyaksa.

“Masalahnya Untirta Press bukan yg menerbitkan buku tsb. Jadi saya tdk paham prosesnya, ” ungkap Firman saat dikonfirmasi.

Sementara itu, Wakil Rektor II Untirta Kurnia Nugraha mengatakan bahwa idealnya yang menerbitkan buku membumikan nilai-nilai Jawara adala Untirta press.

“Idealnya memang bila menggunakan Untirta press adalah wujud bangga akan milik dan karya sendiri, ” kata Kurnia pada kolom komentar @firman venayaksa, saat dikutip, pada 23 September 2021.(ast/LLJ).