Serang,fesbukbantennews.com (22/11/2025) – HIMA PERSIS menyelenggarakan Diskusi Internal bertema “Manifesto HIMA PERSIS: Jalan Juang Tataran Komisariat” pada Jum’at, 21 November 2025 bertempat di Pelataran Dakwah UIN SMH Banten. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Kanda Hilal Hizbullah Al-Fath (Sekretaris IKA HIMA PERSIS Banten) dan Kanda Imron Hazmi (Veteran Komisariat HIMA PERSIS), dengan Ikmal Anshary, Sekum PD HIMA PERSIS Serang Raya, sebagai moderator.
Dalam pembuka jalannya diskusi, Ikmal Anshary menegaskan bahwa forum ini bukan hanya rutinitas, tetapi ruang strategis untuk menata arah gerakan komisariat. “Diskusi internal ini adalah kolaborasi bersama PK HIMA PERSIS UIN SMH Banten dan para calon pengurus yang akan deklarasi bulan ini. Kita ingin menanamkan kompas ideologis dan taktis bagi perjuangan HIMA PERSIS di level komisariat,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kehadiran HIMI Persis merupakan “bentuk kebersamaan gerakan di perguruan tinggi untuk memperkuat langkah dakwah dan intelektual.”
Materi pertama disampaikan oleh Kanda Imron Hazmi yang membedah Refleksi Karakter Ulul Albab sebagai fondasi nilai manifesto. Ia menekankan bahwa karakter tersebut bukan hanya konsep, melainkan identitas kader yang berjuang di kampus.
“Tauhid adalah akar manifesto kita. Jika kader tidak teguh dalam kemurnian tauhid, maka seluruh langkah juangnya akan kehilangan arah,” tegas Imron.
Dalam kelanjutan materinya, ia menyampaikan beberapa prinsip lain:
– “Senantiasa mengingat Tuhan adalah cara kita menjaga arah juang agar tetap di rel yang benar.”
– “Kesungguhan mencari ilmu adalah modal utama kader di tataran komisariat. Tanpa ilmu, gerakan hanya menjadi seruan kosong.”
– “Kearifan dan kebijaksanaan adalah etika kita dalam bermuamalah, baik dengan sesama kader maupun dengan masyarakat kampus.”
– “Kepedulian terhadap hajat hidup keummatan adalah orientasi yang membuat gerakan kita tetap berpijak pada kebutuhan umat.”
Imron juga menegaskan bahwa karakter ulul albab adalah kristalisasi nilai yang memandu kader dalam Ten Commandement HIMA PERSIS.
Materi kedua disampaikan oleh Kanda Hilal Hizbullah Al-Fath yang menyoroti watak ideologis, historis, dan militansi kader. Hilal membuka pemaparannya dengan menekankan pentingnya nalar kritis.
“Kader Persis tidak boleh buta arah. Sikap kritis terhadap penyimpangan adalah watak ideologis yang harus hidup dalam diri kita,” ungkapnya.
Ia melanjutkan bahwa jihad intelektual adalah inti dari manifesto kader:
“Mencari dan menegakkan kebenaran adalah ruh jihad intelektual. Jika kader berhenti mencari kebenaran, maka ia berhenti menjadi kader.”
Terkait kesadaran sejarah, Hilal menyampaikan:
“Gerakan komisariat tidak boleh terputus dari jejak perjuangan jam’iyyah. Kesadaran sejarah menjaga kita tidak tercerabut dari akar perjuangan.”
Dalam bagian lain, ia menegaskan pentingnya mentalitas kepemimpinan dan solidaritas:
– “Menjadi kader garis depan berarti siap berkorban. Itulah bukti keberanian.”
– “Semangat senasib sepenanggungan adalah energi terbesar yang membuat komisariat tetap hidup.”
Menurut Hilal, manifesto bukan teks formal, tetapi “watak yang harus dihidupkan setiap hari oleh kader komisariat.”
Sesi diskusi berlangsung dinamis dengan pertanyaan kritis dari peserta. Para narasumber memberi penjelasan secara mendalam tentang arah juang, identitas kader, serta strategi komisariat dalam membangun tradisi intelektual di kampus.
Menutup jalannya acara, Ikmal Anshary kembali menegaskan pesan penting:
“Manifesto ini harus menjadi pedoman nyata, bukan hanya slogan. Kita ingin kader yang kuat nilai, tajam nalar, dan kokoh dalam solidaritas” tegas ikmal.
Diskusi ditutup dengan doa dan komitmen bersama untuk menguatkan langkah perjuangan HIMA PERSIS di tataran kampus dengan karakter ulul albab sebagai fondasi nilai. HIMA PERSIS – Menguatkan Nilai, Meneguhkan Jalan Juang.(LLJ).
Kiriman dulur FBn: Ikmal Anshari



