Umar Balita Gizi Buruk Dibiarkan Menunggu, Ibu: Dibentak dan Ditolak RS Hermina Ciruas

0
37
Ilustrasi.

Serang,fesbukbantennews.com (5/9/2025) – Tangisan seorang ibu pecah di depan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hermina Ciruas. Tiara, ibu dari Umar Ayyasy balita malang pengidap gizi buruk dan gangguan paru-paru, tak menyangka anaknya yang seharusnya dirawat intensif justru terkatung-katung di tengah pelayanan medis yang dinilainya buruk.Ilustrasi.

Kejadian memilukan itu terjadi Selasa (2/9/2025) lalu. Setelah sempat menjalani rawat inap lima hari, Umar dipulangkan pihak rumah sakit dengan alasan kondisinya sudah membaik. Namun, di rumah, tubuh mungilnya kembali melemah. Mata mendelik, tangan menggenggam kencang, gigi terkatup erat, bahkan seperti kejang-kejang. Tiara panik, ia segera membawa putranya kembali ke RS Hermina Ciruas, berharap ada pertolongan.

Namun harapan itu sirna. Alih-alih segera ditangani, Umar yang datang dalam kondisi kritis justru disuruh mengantre. Selama 15 menit, bocah pengidap gizi buruk itu hanya bisa tergolek tanpa penanganan. Tiara hanya bisa menangis menyaksikan anaknya berjuang antara hidup dan mati. “Saya sempat dibentak perawat karena menangis. Padahal anak saya sedang sekarat,” ucap Tiara, Jumat (5/9/25).

Setelah akhirnya mendapat giliran, penanganan yang diberikan pun hanya sekadar mengganti selang nutrisi. Tiara makin terpukul ketika dokter dan perawat menyarankan agar ia membawa pulang anaknya. Umar yang masih tidak sadarkan diri tetap dinyatakan “cukup baik” untuk rawat jalan.

Dalam keputusasaan, seorang perawat yang mengenalnya berbisik agar membawa Umar ke rumah sakit lain. Dengan sisa tenaga, Tiara bersama suami dan pamannya segera membawa anaknya ke RSUD Provinsi Banten. Tetapi semuanya terlambat. Umar sudah dalam kondisi kritis saat tiba, dan dua hari kemudian, Jumat (5/9/2025) pukul 04.00 WIB, bocah mungil itu mengembuskan napas terakhirnya.

“Anak saya meninggal… saya kecewa, sakit hati dengan pelayanan RS Hermina Ciruas,” kata Tiara sambil terisak.

Kisah Umar adalah potret getir wajah gizi buruk di tengah mahalnya pelayanan kesehatan. Seorang balita yang seharusnya diselamatkan justru diperlakukan dengan birokrasi dingin. Pertolongan terlambat, pelayanan penuh syarat, hingga nyawa kecil itu terenggut sia-sia.

Saat dikonfirmasi via WhatsApp terkait dugaan penelantaran pasien gizi buruk ini, pihak RS Hermina Ciruas tidak merespons.(fun/LLJ).

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here