Relawan dan Pembela Negara (oleh:Suni Ahwa*)

0
169

Serang,fesbukbantennews.com (2/1/2017). – Sebenarnya apa ukuran dari seorang pembela Negara? Apakah kita harus berperang melawan penjajah baru kemudian dianggap sebagai pembela Negara? Ataukah kita harus gugur di medan perang lebih dulu, sehingga tersemat dengan gagah, bahwa kita adalah seorang pembela Negara?

Suni Ahwa.(ist)

Lalu diera kekinian seperti ini sebutan seorang pembela Negara itu bagaimana? Apakah sama seperti tempo dulu? Begitupula dengan tindakan yang dilakukan juga serupa dengan tempo dulu? Tentu saja tidak. Diera modernisasi seperti ini, penjajah sudah tergantikan dengan kenyataan hidup yang lain. Yang lebih kompleks. Dan tak kalah pelik di masa dimana Indonesia ingin melepaskan diri dari genggaman tangan penjajah.
Saking berbedanya sebutan pembela Negara dulu dengan kini, hingga kemudian terjadi perluasan makna. Yang lebih universal. Perluasan makna ini, dikarenakan tuntutan perkembangan zaman yang kian maju. Sehingga kita yang dibesarkan oleh modernisasi menyikapinya dengan berbagai cara dan sudut pandang yang berbeda. Tidak hanya bebas untuk menuangkan ide atau pendapatnya melalui media namun juga sampai melakukan tindakan yang menggiring seseorang tersebut pada jiwa patriotis dan sosialis.
Kita yang dilahirkan di era modernisasi, bukan tanpa alasan. Terlebih saat kebebasan telah menggejala dimana-mana. Sehingga membuat seseorang dalam menyikapi tindak tanduk apapun yang terjadi dengan cara terbaiknya masing-masing. Dalam hal ini adalah menjadikan seseorang tersebut baik individu ataupun kelompok orang tertentu tergerak untuk melakukan tindakan kemaslahatan umat.

Adanya gerakan yang dilakukan baik individu ataupun kelompok, tentu dilatarbelakangi oleh berbagai kendala yang terjadi dewasa ini. Kepincangan atau ketimpangan yang berkepanjangan inilah yang akhirnya membuat siapapun tergerak untuk melibatkan diri lebih jauh. Tak perlu menunggu pemerintah turun tangan dulu. Atau malah menunggu mandat dari yang maha penguasa di Negeri ini. Mengapa? Agar kendala yang terjadi dapat teratasi dengan cepat. Dan tidak semakin berlarut-larut.
Gerakan yang dilakukan oleh individu atau sekelompok orang tersebut tanpa memandang suku, ras dan bahasa. Karena kepincangan yang terjadi juga menyangkut masyarakat luas. Kemungkinan terbesar yang terjadi jika kepincangan itu terus dibiarkan, maka yang terjadi masalah itu kian menjadi akut. Akhirnya gerakan pun diapresiasi. Dan menjadikan seseorang baik individu ataupun kelompok melibatkan diri dengan menyebut dirinya sebagai relawan.

Tindakan kerelawanan atau biasa disebut relawan kini memang sedang melanda di berbagai kalangan. Keistimewaan dari seorang relawan di masa kekinian adalah karena menjadi relawan kedudukannya telah sejajar dengan seorang pembela Negara. Mengapa demikian? Melalui kepedulian yang ditunjukkannya. Mereka meyakini akan ada dampak dan perubahan yang berarti baik bagi dirinya atau kelompoknya di kemudian hari.
Usia kemerdekaan Indonesia yang sudah menginjak 17 tahun tak ubahnya seperti remaja. Mencari jati diri menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Tentunya menjadi lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan yang terjadi. Dan pertumbuhan ini pula yang menjadikan relawan banyak lahir. Menjadi mujahid baik di bidang agama, kesehatan, literasi ataupun pada pendidikan. Sehingga pengorbanan yang diberikan tidak hanya berupa waktu, tenaga, materi namun juga pikiran. Banyaknya relawan yang terus beraksi, menandakan bahwa mereka juga seorang pembela Negara. Yang juga perlu diapresiasi karena telah memedulikan Indonesia agar menjadi lebih baik. Dan tidak dipandang sebelah mata oleh Negara lain. Karena segala tindakan yang dilakukan oleh mereka tidak sedikit sampai mengorbankan keluarga. Dengan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan relawan, berarti memberikan support agar terus berkelanjutan apa yang sedang diperjuangkannya. Dari relawan untuk Indonesia. *

*Penulis Suni Ahwa / Siti Sahauni, Guru Konsultan Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa #SekolahLiterasiIndonesia #SekolahGuruIndonesia penempatan di Bantar Waru Kec. Cinangka Kab. Serang-Banten.(LLJ)