Puluhan Tahun Nyaris Ambruk, Rumah Diisi 3 Keluarga Tak Dapat Bantuan Pemerintah

0
435

Serang,fesbukbantennews.com (16/10/2015) – Miris sebuah rumah ibu Suprah (60) di Desa Tambiluk,kecamatan Petir, Kabupaten Serang, yang diisi tiga keluarga nyaris roboh karena lapuk di makam usia. Nahasnya, meski sudah puluhan tahun rumah tersebut tak layak huni, hingga kini tak ada bantuan perbaikan dari Pemerintah setempat.

Puluhan tahun rumah ibu Suprah (60) nyaris ambruk.(LLJ)
Puluhan tahun rumah ibu Suprah (60) nyaris ambruk.(LLJ)

Ditemui di rumahnya, tepatnya di Kampung Cilame, Desa Tambiluk, kecamatan petir, kabupaten Serang, Suprah mengaku kondisi rumahnya sudah hampir 30 tahun sudah tak layak huni bahkan hingga saat ini kondisinya nyaria ambruk karena di lapuk di makan usia.

“sudah lama mas, hampir 30 tahun ya gini aja, seadanya aja , mau benerin nya juga boro boro, mau makan aja sulit,” kata Suprah kepada wartawan saat ditemui di kediamannya, Kamis (15/10/2015).

Ibu beranak dua orang tersebut yang keduanya sudah menikah harus berdesak desakan saat hendak berisitirahat lantaran kondisi rumahnya yang hanya ada dua kamar dan sempit membuat mereka harus tumpuk tumpukan. Di rumah yang hanya berukuran 5×5 cm ini membuat mereka harus bertahan dengan kondisi yang memperihatinkan.

Ardah putri ibu Suprah, yang sehari-hari membantu suaminya bekerja serabutan di kampung tersebut, hanya bisa pasrah menerima jalan hidupnya. Puluhan tahun tinggal di rumah yang nyaris ambruk tetap ia jalani, karena ketidak mampu mencari biaya untuk membetulkan tempat tinggalnya.

“Suami.cuma.kerja.serabutan mah seadanya aja, di nikmatin aja mas,”kata Ardah.

Saat ditanya apakah ia mendapatkan program bantuan dari pemerintah, ibu yang sudah terlihat keriput itu mengaku tidak berharap banyak dari pemerintah. Pasalnya, saat program bantuan bergulir, ia  belum pernah menerima bantuan.

”Saya mah ngandelin serabutan penggilingan beras aja mas. Kalau nunggu dari pemerintah mah nggak pernah dapat,” keluhnya.

Pantauan di lokasi, rumah Ibu Ardah hanya berdinding bilik bambu dan Genting yang mulai menghitam dan sebagian berjatuhan, terlihat dibiarkan begitu saja. Bahkan jika hujan, air kapan pun bisa masuk ke dalam rumahnya. Selain itu, kondisi kayu bangunan sudah mulai.keropos dan lantai yang beralaskan tanah.

Sementara bagian dalam rumah, meja dan kursi yang sudah puluhan tahun menjadi tempatnya beristirahat pun sama kondisinya. Bagian kaki meja yang mulai habis dimakan rayap, terpaksa diganjal oleh batu bata agar tidak roboh. Begitu pun dengan tempat tidurnya. Kasur dari kapuk yang mulai mengeras dan beberapa bagian berlobang, tetap menjadi alas tidurnya yang ‘nyaman’ meski harus.berdesak desakan dengan keluaraga yang lainnya.

Mirisnya, didalam rumah tidak memiliki kamar mandi. Saat hendak mandi dan keperluan Cuci serta buang air besar.(guet/LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here