KPU-Panwaslu Kota Serang Kaji Isu Krusial DPS

0
175

Serang,fesbukbantennews.com (22/10/2016) – KPU Kota Serang bertandang ke kantor Panwaslu Kota Serang, Sabtu 22 Oktober 2016, guna membeberkan proses penyusunan Daftar Pemilih Sementara (DPS). Beberapa isu krusial dibahas dalam pertemuan tersebut. Yakni soal tata kerja Sidalih, perlakuan terhadap kegandaan, serta pemilih yang tidak dan atau belum bisa dipastikan memiliki KTP Elektronik.

Rakor penyusunan DPS antara KPU dan Panwaslu, Sabtu 22 Oktober 2016, di kantor Panwaslu Kota Serang.
Rakor penyusunan DPS antara KPU dan Panwaslu, Sabtu 22 Oktober 2016, di kantor Panwaslu Kota Serang.

“Pleno rekap DPS tingkat kelurahan serentak dilakukan tanggal 23 Oktober. Di tingkat PPK tanggal 26 Oktober. Pleno di tingkat kota tanggal 1 November. Nantinya kami akan memberikan DPS by name by adress dalam bentuk PDF kepada Panwaslu dan timses pasangan calon. Data awal Daftar Pemilih Kota Serang adalah 513.415 dengan 949 TPS. Pasca coklit oleh PPDP pasti jumlah itu akan terkoreksi,” kata Pengarah Pokja Mutarlih KPU Kota Serang Fierly MM.

Ketua KPU Kota Serang Heri Wahidin menjelaskan soal adanya penambahan TPS di Kota Serang. “Jadi nanti penetapan DPS kita itu 959 TPS. Penambahan TPS itu terjadi di Kecamatan Serang 6, Kasemen 2, Kecamatan Cipocok 1, dan Kecamatan Walantaka 1,” kata Heri.

Heri menuturkan, proses coklit dan rekap oleh PPS sejalan dan saling melengkapi dengan Sidalih. “Memang dalam proses mutarlih ini ada dua alat kerja yang bekerja. Coklit dan rekap manual serta Sidalih. Keduanya saling menopang dan melengkapi.” kata Heri.
Ketua Panwaslu Kota Serang Rudi Hartono menuturkan, pihaknya akan memberikan catatan proses pelaksanaan coklit yang dilakukan PPDP. Hal lain, Panwaslu juga meminta seluruh aparatur KPU, PPK dan PPS, menjelaskan secara detail dan terbuka riwayat perjalanan data. “Jikapun terjadi perbedaan angka antara PPL dan PPS misalkan, kami mohon PPS bisa menjelaskannya. Dan kami meminta data ganda segera dieksekusi,” kata Rudi.

Rakor diakhiri dengan menganalisa kegandaan dan pemilih baru di Sidalih. (gies/LLJ)