Gubernur Inginkan Qosidah Banten Dipromosikan Seperti Gita Surosowan

0
425

Serang,fesbukbantennews.com (17/9/2015) – Gubernur Banten Rano Karno mengatakan, seni qasidah merupakan seni yang menjadi media dakwah sehingga mempunyai tujuan yang jelas untuk membina dan membangun umat islam. Demikian kata Rano saat memberikan sambutan pembukaan Festival Qasidah Skala Besar Tingkat Provinsi Banten, di Halaman Kantor Kanwil Kemenag, KP3B Serang, Rabu (16/9/2015).

Rano Karno membuka festival qosidah di Kemenag Banten.(foto: humas btn)
Rano Karno membuka festival qosidah di Kemenag Banten.(foto: humas btn)

Rano juga berharap, Festival ini dapat melahirkan seniman qosidah di banten yang terbaik untuk mengharumkan nama Provinsi Banten pada festival yang sama ditingkat nasional.

 

“Kita lihat  saja Marching Band Gita Surosowan Banten yang tampil di Amerika, mereka tidak menggunakan anggaran yang sedikit (Rp6 miliar,Red) , tapi ini bagian dari promosi. Kita ingin qosidah juga seperti itu,” ucapnya.

Tak lupa, Rano pun  menghargai semangat Kanwil Kemenag Banten dan LASQI untuk terus mencari dan mengembangkan strategi dakwah yang tepat yang sesuai dengan situasi, kondisi dan tuntutan masyarakat yang terus maju dan berkembang aspirasinya.

“Metode dakwah ini tentu juga harus dikembangkan agar tidak membosankan, termasuk peningkatan sarana dan prasarana ditambah dengan teknologi yang menunjang,” kata Gubernur.

 

 

Sementara itu, kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama Provinsi Banten Agus Salim mengatakan, maraknya seni qasidah di tengah masyarakat sangat berperan dalam membentengi remaja dari perilaku menyimpang seperti kekerasan, pergaulan bebas dan pengunaan narkoba.
“Qosidah ini bagian dari sarana media kita untuk mendorong potensi para remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal negatif. Bahkan seni qosidah justru menjadi sarana dakwah, bahkan ada lagu yang berisikan nasehat bahaya narkoba,” kata Agus usai mendampingi Gubernur Banten membuka acara.
Menurut Agus, seni qasidah bisa menjadikan pergaulan remaja menjadi terarah dan positif. Semangat itulah yang membuat pihaknya bersama Lembaga Seni dan Qasidah Indonesia (LASQI) Banten semakin gencar mengembangkan seni qasidah di Banten.

 

“Kita prihatin karena kekerasan terjadi di sana-sini. Kalau konser dangdut sering rusuh, main band dengan kondisi mabuk. Mudahan-mudahan maraknya aktivitas seni qasidah dan ajang festival seni qasidah ini bisa menjadi benteng bagi remaja kita dengan filosofi seni yang lembut dan santun,” katanya

 

Agus salim juga mengharapkan, dengan cara ini para pelajar dan remaja dapat menyalurkan bakatnya. Selain itu juga untuk menggali potensi agar kedepan mereka tetap mempertahankannya.

 

“Kita akan mendorong terus  agar seni qosidah ini terus ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakulikuler disekolah, karena lagu-lagu qosidah banyak yang membingbing ke hal yang positif. selama ini ada bidang seni marawis yang sudah banyak berprestasi baik tingkat nasional maupun international,” kata Agus.

 

Agus bersyukur sambutan masyarakat banten sangat antusias terhadap pengembangan seni bernuansa Islam ini. Bahkan peserta yang tampil dalam festival ini datang dari 8 (delapan) Kabupaten dan Kota se-Banten.

“Kita melombakan enam kelas, dengan total peserta mencapai 500 orang, nantinya juara qasidah akan dikirim ke ajang serupa di tingkat nasional yang akan digelar di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, bulan November mendatang,” tambahnya.(hmsbtn/LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here