BMKG : Diprediksi Oktober Masih Terjadi Kekeringan, November 2023 Mulai Hujan

0
21719

Serang,fesbukbantenneww.com (7/101/2023) -Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan update terkait kondisi El Nino di Indonesia. Sebagai informasi, El Nino adalah suatu fenomena cuaca yang bisa mempengaruhi curah hujan dan menyebabkan perubahan pada iklim. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, puncak El Nino sesuai dengan yang telah diprediksi sebelumnya yakni terjadi pada September 2023. Kendati demikian, data satelit terbaru menunjukkan, fenomena El Nino belum menunjukkan adanya penurunan pada Oktober 2023.

BMKG

“Jadi puncak (El Nino) masih bertahan, diprediksi sampai akhir Oktober,” kata Dwikorta, Selasa (3/10/2023).

Selanjutnya pada November, menurutnya akan mulai ada transisi dari musim kemarau ke musim hujan.

“Jadi El Nino sebenarnya diprediksi masih akan berlangsung dari moderat sampai akhir tahun, dan melemah di Februari-Maret (2024),” tuturnya. Kemudian, fenomena El Nino akan berakhir pada Maret 2024. Oleh sebab itu ia mengingatkan dampak El Nino masih akan panjang selama beberapa bulan ke depan.

Dwikorita menjelaskan, angin Monsun dari Asia diperkirakan akan mulai Indonesia pada November 2023. Oleh karena itu, mulai November 2023, Indonesia akan mulai memasuki musim hujan. “Artinya pengaruh El Nino akan mulai tersapu oleh hujan sehingga diharapkan kemarau kering akan berakhir bertahap,” paparnya. Nantinya, musim hujan diprediksi akan turun sebagian besar di wilayah Indonesia pada November 2023.

Meskipun demikian, beberapa wilayah akan mengalami musim hujan yang lebih mundur. Terkait masih adanya fenomena El Nino, pihaknya mengingatkan selama Oktober kondisi masih kering. “Masyarakat dimohon selama bulan Oktober kondisi masih kering, tak dibakar pun bisa terbakar jadi jangan mencoba-coba untuk mengakibatkan nyala api karena pemadaman akan sulit untuk dilakukan,” terangnya.

Apa itu El Nino? Dilansir dari laman resmi BMKG, El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya, yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Pemanasan SML tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Fenomena El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.

El Nino membawa dampak terhadap cuaca di Indonesia karena dapat mengurangi curah hujan yang terjadi. Selain itu, kondisi tersebut juga bisa memicu kondisi kekeringan di wilayah Indonesia.

Kekeringan atau kemarau panjang bisa menyebabkan masalah, contohnya pada sektor pertanian yang mungkin mengalami gagal panen.

Sumber : Kompas,com