Belasan Tahun Sakit, Remaja Yatim Piatu di Pandeglang Butuh Bantuan

0
280

Pandeglang,fesbukbantennews.com (26/5/2017) – Faisal, remaja putera  berusia 15 tahun di komplek BPI,Kaduhejo,Pandeglang,Banten ,sejak usia 8 bulan tidak pernah tahu rasanya berjalan menginjak bumi. Faisal sudah menderita Gizi Buruk dan kelumpuhan yang memaksanya hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Kondisi Faisal ,Remaja yatim – Piatu Warga Kaduhejo Pandeglang .(LLJ)

 

Bahkan, hingga saat ini ,belasan  tahun sakit belum pernah mendapat  bantuan dari  Pemerintah Kabupaten Pandeglang atau Provinsi Banten.

 

Rumah sederhana di RT 02/06 komplek BPI Blok D1 nomor 10 ,Kaduhejo,Pandeglang menjadi tempat hidup Faisal sehari-hari.

 

Segala aktivitas, termasuk buang air dilakukan Siti di atas tempat tidur dengan bantuan ibunya. Dalam berkomunikasi, remaja yang bertubuh sangat urus ini hanya bisa mengerang dan menangis.

 

Pasrah, Ayah Faisal meninggal 4 tahun lalu, menyusul ibu Faisal 40 hari yang lalu. Otomatis , Melda (28) kakak Faisal  mengambil alih beban keluarga dengan mengandalkan penghasilan yang tak pasti.

 

Melda  kakak perempunan harus banting  tulang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Faisal. ” mulai dari celana popok , obat-obatan dan susu,” kata Melda ditemui di rumahnya , Jumat (26/5/2017).

 

Melda sendiri mengaku pasrah,sudah Belasan tahun Faisal diobati ke berbagai macam tempat pengobatan .namun tetap belum ada perubahan.

 

Sepeninggal kedua orangtuanya, beban Melda semakin berat, dari  mulai mengurus makan minum , obat-obatan ,serta kebutuhan Faisal lainnya.

 

Bahkan hingga saat ini, belum dapat bantuan apapun dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang ataupun Pemprov Banten.Hanya pekan kemarin dia mendapat  Bantuan dari warga sekitar yang iba akan nasib Faisal.

 

” mau gimana lagi pak, saya pasrah saja, banyak dokter bilang Sudah tidak sanggup mengobati adik saya,” lirih Melda .

 

Saat ini, jelas Melda, Faisal butuh celana popok, susu dan obat-obatan. Lantaran Faisal setiap hari kejang-kejang. ” untuk nebus obat, per minggu harus mengeluarkan uang Rp 350 ribu, belum untuk lainnya. Mudah-mudahan pemerintah mau ngebantu,’ kata dia.(LLJ)