Sultan Banten dorong Kopi Otentik Banten Go Internasional

0
372

Serang,fesbukbantennews.com (27/2/2019) – Kafe Banyu Biru yang terletak di Jl KH Fatah Hasan No 24 Ciceri Bunderan Kota Serang, yang menjadi lokasi First Cupping (penyajian pertama) sudah didatangi Antiwin sejak pukul 11.30 WIB Rabu (27/2/2019).

Sultan Banten (kedua Dari kanan) di Kafe Banyu Biru.

Kang Tiwin adalah petani Kopi Bukit Kuru, kawasan yang berbatasan langsung dengan wilayah adat Baduy. Dialah orang yang berperan besar dalam memperlakukan kopi pilihan sejak awal. Bukit kuru terletak di Kp. Cakueum Desa Nayagati, Kec. Leuwi Damar Kab. Lebak Provinsi Banten.

Purwaindera Arie, Barista sekaligus roaster yang bertugas untuk meracik Kopi Bukit Kuru, sudah bekerja sejak subuh, memastikan agar biji kopi, penggiling biji kopi, filter V60, dan suhu air yang digunakan untuk racikan pertama Kopi Bukit Kuru benar-benar sempurna. Barista yang akrab disapa Kang Arie tersebut mengatakan, untuk mendapatkan rasa kopi yang lezat, kerja keras terbesarnya terletak ditangan petani. Untuk memastikan itu, saya dan tim telah melakukan kunjungan langsung ke Bukit Kuru minggu lalu dan hasilnya cukup prospektif.

“Enampuluh persen kerja kerasnya ada ditangan petani, sehebat apapun barista tidak akan bisa menyajikan kopi lezat jika bahan yang kita dapat buruk. Itu semua kita dapat dari petani. Hari ini kita akan melakukan First Cupping dengan Sultan dan Antiwin” katanya memulai pembicaraan.

Menurutnya, First Cupping sangat penting, untuk memastikan kestabilan aroma biji kopi setelah diroasting, aroma setelah digiling, dan aroma bubuk kopi setelah dilebur dengan air panas. “Jika sudah konsisten, maka kopi yang kita rancang ke-khasan rasanya dapat kita nilai berhasil, dan siap kita lempar ke pasaran,” jelasnya.

Ditengah obrolan itu, Sultan yang didampingi Patih Dalem Kesultanan Banten Andi S Trisnahadi dan beberapa orang pengiringnya menuju ke lantai dua, dimana proses ritual First Cupping dilaksanakan.

Sultan Banten Ke XVIII Ratubagus Hendra Bambang Wisanggeni menjadi orang pertama yang mencicipi lezatnya Kopi Bukit Kuru, kopi yang diperlakukan dan diracik secara khusus untuk Brand Kopi Otentik Banten atas prakarsa Sang Sultan.

Biji Kopi Bukit Kuru yang sudah diroasting dikeluarkan dari kantungnya, barista menyodorkan, meminta Sang Sultan untuk menghirup aromanya, semua hadirin pun melakukan hal yang sama, serta mengingat aroma khasnya. Berikutnya kopi digiling secara manual, barista kembali menyodorkan aroma biji kopi yang sudah menjadi bubuk, setelah semua sepakat aromanya sama, proses dilanjutkan dengan meleburkan bubuk kopi dengan air dengan suhu 92 derajat celcius, dan setelah semua sepakat aromanya konsisten khas Kopi Bukit Kuru. Barista menuangkan racikan pertama untuk gelas Sultan.

 

“Wah, saya seumur hidup belum pernah minum kopi tanpa pemanis, tolong catat itu. Ini murni kopinya saja bisa enak begini ya,” ungkapnya setelah mengaliri tenggorokannya pada tegukan pertama.

Patih Dalem Kesultanan Banten Andi S Trisnahadi mengatakan, bahwa Kopi Bukit Kuru adalah kopi yang tumbuh di pebukitan yang berbatasan dengan wilayah masyarakat adat Baduy yang luasnya sekira 15 hektar. Saat ini wilayah tersebut menjadi incaran para investor asing, dari Korea bersedia membayar Rp 10 milliar, sedangkan investor dari Jepang membuat janji bertemu dengan pemilik lahan.

“Kesultanan mengambil langkah penyelamatan, jangan sampai kualitas berkelas yang dimiliki Bukit Kuru pengelolaan kopinya jatuh ke tangan asing,” katanya. “Dalam waktu dekat juga kami akan memulai kerjasama multipihak terkait budidaya Sereh Wangi di Banten Selatan dengan konsep pemberdayaan masyarakat” lanjut Andi.

Andi menyebut, dari First Cupping ini Kopi Bukit Kuru akan dikenalkan kepada publik Internasional tepatnya di Berlin-Jerman, di Boston-Amerika, dan di Guang Zhou-China pada tahun ini. Kesultanan Banten berperan sebagai pengayom dari para petani kopi di Banten khususnya karena merekalah yang paling berhak menikmati keuntungan terbesar dari lezatnya kopi otentik tersebut. (sctr/ast)