FesbukBantenNews

Keunikan Morfologi dan Peran Ekologis Spesies Tumbuhan Liana Ficus Punctata Lam di Ekosistem Tahura Carita Banten(Oleh: Indah Anugrah Sari)

Serang,fesbukbantennews.com (6/8/2024) – Taman Hutan Rakyat (Tahura ) Carita Pandeglang, Banten, kawasan hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati, menawarkan nilai ekonomi dan ekologi yang sangat penting. Kawasan ini tidak hanya dikenal dengan ekosistemnya yang unik, tetapi juga dengan kekayaan flora dan fauna yang meliputi berbagai jenis tanaman lokal pegunungan, spesies Meranti dari seluruh Indonesia, serta flora endemik, eksotik, dan native lainnya. Habitat ini juga menjadi rumah bagi berbagai spesies fauna langka dan dilindungi, seperti Burung Paok, Anis, dan Tringgiling. Potensi ini sangat berharga untuk pengembangan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, pariwisata, dan rekreasi (Tahura Carita Banten 2024).

Di antara flora yang tumbuh di Tahura Carita Banten, spesies liana Ficus punctata yang termasuk keluarga Moraceae menonjol karena keunikan morfologi dan peranan ekologisnya dalam ekosistem.

Keberadaannya juga memberikan wawasan mendalam tentang adaptasi tanaman liana ini dalam lingkungan hutan seperti di Tahura Carita Banten. Spesies Ficus punctata dapat ditemukan tumbuh secara optimal di kawasan Tahura Carita Banten, yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah dengan karakteristik iklim tropis lembab (Tahura Carita Banten 2024). Berdasarkan laporan oleh Gibbs dan Brown (2007), Ficus punctata adalah spesies tumbuhan asli (native) yang memiliki distribusi geografis dari Taiwan Selatan, melintasi Indo-Cina, hingga Malaysia, dan berkembang dengan baik di bioma tropis basah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ficus punctata memiliki karakteristik morfologi yang cukup unik membedakannya dari spesies liana lainnya. Tumbuhan ini memanjat pada tumbuhan lain yang lebih besar untuk mendapatkan cahaya. Daun berbentuk oval atau bulat telur yang ujungnya tumpul atau meruncing. Batangnya ramping dan sering berwarna cokelat muda hingga keabu-abuan, menempel secara vertikal pada permukaan inang. Keunikan lain dari spesies ini adalah buahnya yang berwarna oranye terang, relatif besar, dan tumbuh dalam jumlah kecil (2-5 buah) menempel di sepanjang batang atau cabang utama, tepatnya pada bagian yang sebelumnya menjadi tempat berkembangnya bunga-bunga.

Dalam konteks ekosistem hutan Tahura Carita Banten, Ficus punctata juga tidak hanya berperan sebagai penyedia oksigen yang krusial untuk mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup, tetapi juga memiliki peran ekologis yang lebih kompleks dan multifaset. Spesies ini dapat menyediakan sumber makanan yang merupakan bagian penting dari diet spesies monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), yang secara ekstensif memanfaatkan buah-buahan Ficus punctata sebagai sumber nutrisi vital. Kontribusi ini tidak hanya mendukung kelangsungan hidup dan kesehatan populasi monyet ekor panjang tersebut, tetapi juga mempengaruhi pola perilaku dan distribusi mereka dalam hutan Tahura Carita Banten.

Kehadiran populasi monyet ekor panjang yang cukup tinggi dimana tercatat ada sekitar 50 individu di kawasan ini dapat pula dikaitkan dengan ketersediaan beragam sumber pakan dan pepohonan yang mendukung aktivitas mereka. Salah satu faktor penting adalah keberadaan Ficus punctata, yang menghasilkan buah sepanjang musim dan menyediakan sumber makanan yang konsisten. Namun, menurut Ramsay dan Houghton (2015) buah Ficus punctata yang berukuran besar tidak dapat dimakan oleh semua jenis hewan, termasuk burung. Sebaliknya, buah ini umumnya menjadi sumber makanan bagi hewan bergigi seperti binturong, orang utan, kera, dan owa, yang memiliki kemampuan untuk memanfaatkan buah yang keras dan berukuran cukup besar.

Keberadaan dan peran Ficus punctata di Tahura Carita Banten menunjukkan pentingnya spesies ini dalam ekosistem hutan dan menyoroti nilai ekologi yang tinggi dari kawasan ini sebagai pusat keanekaragaman hayati yang patut dilindungi dan diteliti lebih lanjut.