Hampir Ambruk, Rumah Pemulung Yang Diisi 20 Jiwa Butuh Bantuan

Senin (10/8/2015) – Rohidi (60) seorang pemulung warga Kampung Giri Pade, Kel Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, hanya mampu pasrah.Rumah yang ia tempati bersama istri, anak dan cucunya hampir ambruk.

Rumah Rohidi
Rumah Rohidi

Ia dan 19 jiwa lainnya hanya mampu berdoa agar rumahnya tak ambruk dan hanya berharap ada uluran tangan dari dermawan. Sebab hingga saat ini tak ada bantuan dari pemerintah atau pihak mana pun.

Ditemui di rumahnya, Senin (10/8/2015), Rohidi mengungkapkan, rumah yang mirip dengan gubug tersebut sudah puluhan tahun ia tempati bersama anak, istri dan cucunya yang berjumlah 20 jiwa.

“Pengennya sih direhab pak, tapi gimana, hasil kerja mulung jauh dari cukup. Bisa makan saja sudah sukur,” kata Rohidi.

Meski tiga anaknya bekerja, namun tetap penghasilannya tersebut cukup untuk makan saja. “Ada yang bekerja sebagai tukang parkir, tukang pasang tenda dan dagang asong. Namanya juga orang susah boro boro untuk bangun rumah buat makan aja susah, ” ujar Rohidi.

Rohidi juga mengungkapkan, anak, menantu dan cucunya terpaksa tinggal di rumah tersebut untuk mengurangi pengeluaran biaya hidup.
“Meski harus dempet dempetan saya lebih seneng meski di selimuti rasa kekewatiran dan ketakutan jika tiba tiba rumah ambruk. Yah Daripada ngontrak kan harus pake uang, ” jelasnya.
Berdasarkan pantauan, rumah yang berukuran 5 X 15 meter tersebut layaknya disebut gubug. Atap terbuat dari rumbia dan banyak yang bolong. Dinding dari bilik bambu yang tak beraturan. Sementara, kamar tidur berjajar dengan ukuran sekitar 2,5 X 2 Meter.

Untuk makan, orangtua tersebut dibantu anak-anaknya yang bekerja bekerja sebagai pedagang asongan dan tukang parkir

Bahkan, salah satu cucu rosidi terpaksa tak melanjutkan sekolah ke jenjang SMP, lantaran tak ada biaya.”nggak ada biayanya,” ujar Rohidi.(LLJ)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *