Harusnya GSB Gunakan APBN Jika Wakili Negara, Bukan APBD Banten

0
1152

Serang,fesbukbantennews.com (7/8/2015) – Idealnya, jika Marching Band Gita Surosowan Banten (GSB) mengikuti kontes di Indianapolis Amerika Serikat (AS) dari 31 Juli-11 Agustus 2015 mewakili negara, seharusnya menggunakan APBN. Bukan lantas menggunakan uang rakyat Banten.

Muchlis Arobi di ruang Pokja Wartawan Kota Serang.(foto: ist)
Muchlis Arobi di ruang Pokja Wartawan Kota Serang.(foto: ist)

Demikian dikatakan pegiat dan pengamat olahraga di Banten yang juga pengurus Sekretaris Komunitas Sepak Bola Serang (KSBS) Muchlis Arobi, melalui konfrensi persnya di ruang Pokja Wartawan Kota Serang (PWKS), Kamis (7/8/2015) kemarin.

“Padahal jelas-jelas kalau GSB benar-benar mewakili negara, maka negara lah yang harus membiayai ratusan atlet marching band dari Banten. Melalui pengurus besar PDBI (Persatuan Drum Band Indonesia,red) dan KONI Pusat,” kata pria yang akrab dipanggil Robi.

Untuk ke Amerika saja,kata Robi, sudah mengeluarkan dana paling sedikit Rp 6 miliar “belum waktu ke Thailand dan Belanda. Brapa miliar saja uang rakyat Banten dikeluarkan,” katanya.

Dalam hal ini, jelas Robi, rakyat Banten dirugikan segelintir oknum GSB yang mempropaganda media-media lokal agar melakukan pencitraan terhadap eksistensi GSB.

“Sehingga terjai kebocoran dana APBD untuk membiayai kebutuhan mereka tiap tahunnya. Dan pemprov berdalih bahwa GSB telah mengharumkan nama Provinsi Banten kepada masyarakat Internasional,” jelasnya.

Dan perlu diketahui, tegas Robi, kegiatan The Drum Coprs Internasional World Championships yang saat ini tengah diikuti oleh Gita Surosowan Banten di Amerika, bukanlah kalender resmi World Association of Marching Show Band (WAMSB) yang merupakan organisasi resmi rujukan dari Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI).

“DCI Championship lebih bersifat pada festival marching Band tahunan yang sudah jai tradisi warga Amerika Serikat dan Kanada sejak 1972,” terangnya.

GSB, lanjut Robi, harusnya terstruktur dalam keanggotan KONI Banten bersama Pengprov cabor-cabor lainnya. Sehingga proses pengajuan anggaran apapun yaang diusulkan tiap-tiap pengprov selalu diketahui bersama karena dirumuskan lewat rapat tahunan.

“Tapi anehnya, setiap tahun selalu ada pos anggaran yang dititipkan untuk GSB lewas Dispora Provinsi untuk kegiatan rutinnya. Ini jelas merupakan mekanisme yang salah dalam manajemen olahraga. Dan menyebabkan kecemburuan Pengpro Cabor lainnya,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, dirinya menyayangkan pernyataan ibu Rumia selaku ketua KONI Banten yang juga mantan Kapolda Banten, yang baru-baru ini dalam rilisnya mengajak agar pengprov-pengprov cabor dapat mengikuti prestasi Gita Surosowan Banten. “Harusnya beliu dapat mengkaji, bahwa overlapnya GSB dalam tata kelola organisasi sesuai dengan sistim keohlaragaan nasional tahun 2004. Maka jelas beliau harusnya me-warning. Agar ke depan tak ada lagi Mafia olahrga, ” tukas Robi.

Perlu diketahui bahwa, GSB mendapatkan medali perak dan mengibarkan bendera Merah Putih di negara Paman Sam tersebut, GSB harus bersaing ketat dengan Jubal Drum and Bugle Corps dari Belanda yang pada kesempatan tahun ini mendapatkan medali emas. Sedangkan medali perunggu sendiri diraih oleh Chien Kuo, marching band dari Taiwan. (LLJ

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here