Tak Punya Uang untuk Berobat, Penderita Tumor Dekat Kantor Gubernur Banten Pasrah

0
717

Serang,fesbukbantennews.com ( 24/9/2021) – Salamah (32 ) warga kampung Andamui Tengah , Sukawana, Kecamatan Curug , kota Serang, sekitar 5 menit dari kantor Gubernur Banten di KP3B,hanya mampu pasrah terbaring selama 6 bulan. Lantaran tak mempunyai biaya untuk berobat. Suaminya, Rohim (39) jangankan membiayai pengobatan istrinya , upah hasil kerja sebagai buruh harian kadang tak mencukupi makan keluarganya.

Salamah saat dikunjungi relawan dan mahasiswa Untirta .

Suami istri itu hanya mampu pasrah, menunggu uluran tangan orang yang mau membantu pengobatan. Lantaran kartu BPJS PBI sudah tak aktip lagi. Dan mereka pun tak tahu menahu alasannya.

Rohim suami Salamah menuturkan, awalnya istrinya itu dikuret di RSDP. Dan dirasa tak terjadi apa-apa , sang istri beraktivitas seperti biasa.

“Dianggap sudah sembuh karena tak terasa apa apa namun 6 bulan terakhir timbul benjolan dalam perut dan dibawa ke RSUD Banten oleh kader desa kami.Namun pemeriksaan terhenti ditengah jalan karena harus adanya pemeriksaan lab diluar rumah sakit dan memakan biaya yang cukup lumayan besar,”kata Rohim 16 September 2021 lalu.

Salamah, lanjut Rohim, sudah terbaring selama 6 bulan. Dan belum ada pihak pemerintah yang membantunya untuk pengobatan istrinya.

Salamah didampingi relawan di RSUD Banten.

Saat ini, Salamah didampingi oleh relawan fesbuk Banten news (FBn) dan mahasiswa Untirta yang sedang menjalankan program pengabdian masyarakat dari kampusnya.

Fajar Pratama, relawan FBn menuturkan, Salamah Didiagnosa menderita tumor Ovarium, setelah melakukan pemerikasaan di RSUD banten sebagai rumah sakit rujukan dari Puskesmas Curug.

“Beliau Berobat menggunakan fasilitas SKTM karena Untuk BPJS PBI yang dibayar oleh APBD tidak aktif. Sebelumnya beliau pernah melakukan pengobatan di RSUDP Serang dan didampingi oleh kader dari Sebuah Organisasi,”ujat Fajar.

Pada Rabu 22 September lalu, lanjut Fajar,pihaknya membawa Salamah ke Sebuah Laboratorium untuk memeriksa penyakitnya.

“Ke lab (laboratorium,red) juga uangnya diberi dari teman yang peduli terhadap pasien tak mampu sebesar Rp600 ribu. Nanti pekan depan kita bisa ketahui,langkah apa yang mesti dilakukan pihak RSUD Banten terhadap Salamah,” katanya.

Apapun keputusan dokter, jika memang harus dirujuk ke Jakarta, tegas Fajar, relawan akan berusaha mendampingi salamah.

Dia juga berharap kartu BPJD bisa diaktifkan, supaya memudahkan proses pengobatan.

“Dan jika ada dermawan yang mau membantu biaya untuk pengobatan,kami sangat terbuka. Karena segala kebutuhan obat perlu biaya. Apalagi tanpa BPJS, ada BPJS pun banyak obat yang harus dibeli sendiri,” tukasnya.(LLJ).