PERSIS Kota Serang : Himbauan Bersama Tentang Pengaturan Ramadhan Sudah Tepat

0
398

Serang, fesbukbantennews.com (17/4/2021) – Himbauan Bersama yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Pemerintah Kota Serang, Kantor Kementerian Agama Kota Serang dan MUI Kota Serang pada Senin, 12 April 2021 menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

sekretaris PD Persis Kota Serang Ahmad Syakim.

Pro kontra terjadi bukan hanya di kalangan masyarakat Kota Serang saja, bahkan sudah meluas ke masyarakat di luar Kota Serang.

Himbauan bersama tersebut mengatur tentang Peribadatan Bulan Ramadhan dan Idul Fithri 1442/2021.

Dalam Himbauan Bersama tersebut diantaranya tertulis larangan berjualan (restoran, rumah makan, warung nasi, kafe dan sejenisnya) di siang hari (04.30 – 16.00 WIB).

Sekretaris Pimpinan Daerah (PD) Persatuan Islam (PERSIS ) Kota Serang, Ahmad Syakim Anshoruddin saat dimintai tanggapan mengenai pro kontra peraturan tersebut mengatakan bahwa apa yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Serang, Kantor Kementerian Agama Kota Serang dan MUI Kota Serang melalui Himbauan Bersama itu sudah tepat.

“Himbauan Bersama pemkot Serang, Kantor Kemenag Kota Serang dan MUI Kota Serang yang salah satu pointnya mengatur tentang jam operasional kafe, rumah makan, warung nasi dan sejenisnya di bulan ramadhan itu sudah tepat,” jelas Syakim

Pro dan kontra tentang sebuah peraturan atau regulasi yang terjadi di masyarakat itu merupakan hal yang biasa, itu menandakan masyarakat kita kritis.

“Dalam sebuah peraturan atau regulasi yang dibuat pemerintah sudah biasa terjadi pro kontra, itu menandakan masyarakat yang peduli dan kritis terhadap pemerintah, yang buat viral itu kan sebetulnya para netizen, mereka mengomentari sesuatu yang belum mereka ketahui secara pasti, padahal pro dan kontra ditengah masyarakat itu hal yang lumrah,” ujar Syakim.

Ahmad Syakim pun menghimbau kepada masyarakat jika ingin mengkritisi sesuatu hal itu harus dikaji terlebih dahulu.

“Kritis itu bagus, apalagi sifatnya membangun, tapi kalau mengkritisi sesuatu itu yah harus dikaji dulu lah jangan sampai kita hanya ikut-ikutan saja dan jangan sampai juga kita terbawa arus narasi-narasi yang salah, salah satu contohnya adalah narasi bahwa yang shaum (puasa) harus menghormati yang tidak shaum, itu kan narasi yang salah, kenapa ga dibalik _yang tidak shaum harus menghormati yang shaum,” tutup Syakim. (Ob/LLJ)