Serang ,fesbukbantennews.com (1/8/2017) – Keterbatasan ekonomi memaksa Sarbini (52) bersama 13 anaknya tinggal di bekas kandang kambing di Desa Dukuh,Kabupaten Serang.

Menurut Sarbini, tiga tahun lalu Kali Ciujung yang melewati Kampung Palembangan dibuat tembok pembatas. Tembok tersebut dibikin untuk menahan air Kali Ciujung masuk ke perkampungan. Namun, begitu hujan dan banjir tiba, air malah menggenang sampai merobohkan rumahnya. Rumah lama hancur, Sarbini pun mengungsi ke kandang kambing dan ia jadikan gubuk tempat tinggal.
“Terakhir banjir, sebelum rumah roboh, ya sudah ada di sini tempat kandang kambing. Betul (kandang kambing). Berhubung rumah roboh, kandang dibuat rumah,” kata Sarbini saat bercerita kepada wartawan di Dukuh, Kragilan, Kabupaten Serang, Banten, Selasa (1/8/2017.
Bekas kandang kambing ini kemudian oleh Sarbini dan anak-anaknya dijadikan tempat tidur. Atapnya pun oleh Sarbini hanya dari aneka plastik atau busa dan sebagian terpal. Tidak ada daun jendela dan pintu di bangunan ini. Sebagian anak lelakinya yang besar setiap malam tidur di sini.
“Kalau ada angin (hujan) pada mental, pada basah semuanya,” katanya.
Satu gubuk lain berukuran 3×3 meter yang juga cuma dari bambu Sarbini gunakan untuk dirinya dan anak-anak yang kecil. Di gubuk ini ia pun hanya menggunakan plastik atau bekas spanduk sebagai penahan hujan. Gubuk itu ia gunakan sebagai ruangan sekaligus untuk menumpuk aneka pakaian.
Sarbini bercerita, semenjak istrinya Tikah meninggal pada 2012, ia harus mengurus ke-13 anaknya seorang diri. Tiga anak paling besar sudah menikah, termasuk 1 orang yang saat ini menjadi TKI di kebun sawit di Malaysia. Sisanya semua anaknya diurus sendiri di dua gubuk yang satunya bekas kandang kambing.
Keluarga Sarbini tinggal di dua gubuk yang masuk kategori tidak layak huni. Gubuk pertama adalah tempat tinggal yang hanya beratap plastik dan terpal, yang merupakan bekas kandang kambing. Di gubuk ini, anak-anak lelaki Sarbini setiap hari tinggal sekaligus tidur setiap malam. Di sini pun tidak ada jendela, apalagi kunci pintu. Semuanya melompong karena hanya memiliki tembok kawat serta sebagian bambu.(bahr/LLJ)