Serang,fesbukbantennews.com (30/4/2023) – Paska dilaksanakan ritual adat Seba Baduy tahun 2023 ini pemerhati Baduy Uday Suhada menegaskan Para Bupati Lebak, Pandeglang, Serang dan Pj. Gubernur Banten untuk tidak memanfaatkan kekuasaan terhadap gunung-gunung sebagai sumber air.

Menurut Uday, terdapat 3 (tiga) hal pokok yang disampaikan masyarakat Baduy melalui Jaro Tanggungan 12 Saidi Putra yaitu jaga keseimbangan alam, memuliakan kehidupan dan memanusiakan manusia, serta tegakkan hukum setegak-tegaknya agar ada keadilan.
“kenapa yang di datangi para Bupati Lebak, pandeglang, serang dan Gubernur Banten karena mereka yang punya gunung. Logikanya karena Bupati dan Gubernur punya kekuasaan terhadap gunung-gunung sebagai sumber air”. Hal tersebut diungkapkan Uday Suhada usai menghadiri Prosesi Acara Adat Seba Baduy di Gedung Negara Provinsi Banten Jln. K.H. Syam’un No. 5 Kota Baru, Kecamatan Serang Kota Serang Banten. Sabtu (29/4/23).
Uday menambahkan, keadaan saat ini faktanya terhadap lingkungan sekarang banyak diberbagai tempat izin galian bermasalah, tempat yang dilarang dipakai untuk digali. Hal tersebut menjadi salah satu yang di amanatkan masyarakat Baduy.
Dikatakan uday, pesan pokok yang disampaikan selanjutnya yaitu bagaimana kita berupaya untuk dapat memuliakan kehidupan dan memanusiakan manusia serta menegakkan hukum setegak-tegaknya agar ada keadilan.
“Pesan pokok kedua adalah soal bagaimana kita memuliakan kehidupan dan memanusiakan manusia karena seluruh negara seluruh agama menjadi tanggung jawab. Ketitipan beliau ini (Jaro Tanggungan 12) untuk merawat semua agama. Jadi ngasuh ratu ngajayak menak” Ungkapnya.
Untuk diketahui, istilah ngasuh ratu ngajayak menak adalah salah satu tanggung jawab Jaro Tanggungan 12 untuk mengingatkan para pemimpin negara baik Presiden, Gubernur, Bupati dan Walikota untuk dapat kebawa negara, bangsa dan agama.
Dilokasi yang sama, Jaro Tanggungan 12 Saidi Putra mengungkapkan apa yang sampaikan pada prosesi seba baduy ini diantaranya pelestarian alam, persatuan dan kesatuan bangsa untuk dapat dilakukan bersama-sama antara masyarakat baduy dan pemerintah provinsi Banten.
“pelestarian, persatuan dan kesatuan itu saja yang saya pinta. Mudah-mudahan kalau bahasa sunda disebut eling-eling supaya semua ingat bangsa negara dan agama. Ungkapnya.
“Itulah yang saya harap jangan sampai sia-sia. Baduy dan pemerintah provinsi banten dapat bekerjasama karena dari kita untuk kita harus dijaga supaya ada keseimbangan segala hal jangan sampai terjadi apapun yang tidak kita harapkan”. Tambahnya.(fun/LLJ)