Pandeglang,fesbukbantennews.com (4/9/2020) – Ratusan petani Kecamatan Sindangresmi menggelar mimbar bebas di depan gedung Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Sindangresmi pada Kamis 3 September 2020. Bahkan mereka sempat menyegel kantor terssebut.Lantaran bibit Dan alat pertanian yang diduga diperjualbelikan oleh oknum BPP.

Rizal kordinator aksi mengatakan, kecamatan Sindangresmi merupakan salah satu area yg menjadi lumbung padi dan lumbung jagung bagi kabupaten Pandeglang dan bahkan Provinsi Banten katanya ? Tapi nyatanya tidak ada lumbung jagung ataupun lumbung padi, itu hanya klaiman semata untuk turunnya program dari pemerintah saja.
” pemerintah Kabupaten, Propinsi dan Pusat telah banyak membantu petani melalui program bantuan alat-alat pertanian, benih, pupuk, dan festisida/insektisida serta program lainnya. Peogram itu telah berjalan cukup lama. namun hingga hari ini, program-program tersebut tidak sampai ke tangan petani sindangresmi. mengapa? karena program-program tersebut sudah menjelma menjadi tambang emas yang cukup menjanjikan bagi para elite petani, ” Kata Rizal.

Bahkan permainan antara oknum dinas pertanian dan oknum elite tani begitu kental terasa. bantuan alat – alat pertanian hampir 100% dijadikan komoditas jual beli. padahal alat – alat tani tersebut merupakan barang hibah untuk kelompok tani.
“Selain dari itu juga program pemerintah non tunai (BPNT) yang seharusnya dijadikan sebagai ketahanan pangan bagi masrakat miskin yang diberikan pemerintah pusat, ini juga sama dikebiri oleh oknum BPNT Kecatan Sindangresmi. Maka kami minta usut tuntas mafia Alsintan, benih, pupuk dan BPNT di kecamatan Sindangresmi,”Papar Rizal
Sadin salah satu masa aksi mengatakan, dalam pengadaan benih, realisasi program selalu dilaksanakan pada saat musim ngoyos (perawatan) atau pasca tandur (tanam). a
“Alhasil benih bantuan pun tak bisa ditanam. secara kuantitas, bantuan benih yang sampai ke petani, pun tak lebih dari 50% dari total yg seharusnya diterima. hal ini terjadi karena adanya pemotongan oleh para elite di level elite tani, ” Ujar Sadin.
Sadin menambahkan, Tak hanya itu, gurita kekuasaan elite tani pun sudah sampai pada penguasaan stempl atu cap kelompok dan juga buku rekening kelompok. melihat realita dominasi elite tani yang begitu menggurita, maka tak salah jika muncul sikap pesimisme terhadap sindangresmi, untuk mampu menjadi daerah yang berkontribusi pada ketahanan pangan. terlebih bahwa selama ini program berbasis ketahanan pangan di sindangresmi selalu mengedepankan “Asal Ibu Senang”.
” Hal ini tercermin dari pelaporan keberhasilan panen, kedelai, padi atau jagung yang senyatanya hanya klaim sepihak dari elite. Maka kami berharap adili seluruh mafia yang ada di tubuh BPP dan GAPOKTAN Kecamatan Sindangresmi, ” Tukas Sadin. (Zat/LLJ).