Serang, fesbukbantennews. com (1/7/2020) – Pandu Cahaya Islam (PCI) Mathla’ul Anwar merespon positif pernyataan Presiden Jokowi yang beredar di akun Youtube Sekretariat Presiden, berisi kegelisahan Jokowi atas kinerja kabinetnya. “Kami mendukung sepenuhnya pernyataan Presiden Jokowi yang meminta agar para Menterinya bekerja dalam situasi yang tidak biasa-biasa saja”. Demikian disampaikan oleh wakil Panglima PCI Pandeglang, Banten Zaenal Mutaqin kepada media di Serang, Senin (29/06).

Namun Zaenal menolak jika pernyataan Presiden tersebut kemudian diarahkan oleh pihak tertentu untuk membidik Menteri Agama sebagai sasaran. “Ini tendensius dan sangat tidak fair. “Nyata terasa sangat menonjol ambisinya untuk menggeser posisi Menag”, kata Zaenal. Padahal, sepanjang pidatonya, Presiden sama sekali tidak menyinggung bidang tugas dan tanggungjawab Kementerian Agama. Yang disampaikan oleh Presiden justeru keprihatinan terhadap penanganan masalah kesehatan. “Bukan masalah agama atau pendidikan, apalagi pesantren”, tegas Zaenal. Wajar pihaknya menilai hal tersebut insinuative dan halusinatif.
Sebagaimana diketahui beredar di media, bahwa Ketua GP Ansor PW Jawa Timur Syafiq Syauqi menyebut diantara yang patut dilakukan evaluasi dan bahkan Reshuflle adalah Menteri Agama. PCI menilai pernyataan ini sangat gegabah dan berbahaya karena terkesan mendikte Presiden sebagai simbol negara.
Hanya Presidenlah yang berhak mengevaluasi atau mereshuffle Menteri. Karena Menteri diangkat oleh Presdien sebagai hak prerogatifnya. Jika ada pihak pihak yang melontarkan pernyataan tersebut jelas ia tidak memahami sistem ketatanegaraan. “Janganlah kita mendahului taqdir. Presdien saja tidak mengatakan hal burulk tentang Menterinya’, lanjut Zaenal.
Zaenal melanjutkan, sebaiknya kita semua, yaitu duaratus enampuluh juta rakyat Indonesia fokus dan bahu membahu bersama Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19 ini. Bukan malah melemparkan wacana yang membuat kegaduhan yang kontra prodkutif dengan situasi nasional saat ini.
Pernyataan Presiden secara eksplisit terkait dengan penanganan kesehatan dengan alokasi anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 75 trilyun yang ternyata baru dicairkan 1 trilyunan. Sorotan Jokowi adalah pada belum cairnya tunjangan bagi dokter dan tenaga kesehatan lainnya serta belanja APD yang masih sangat lambat. Sementara Kementerian Sosial terkait dengan bansos yang masih bermasalah dan kurang tepat sasaran. Artinya kementerian lain relative telah bekerja sesuai harapan dan instruksi Presiden Jokowi.
Khusus Menteri Agama yang mendapat sorotan dari kalangan tertentu, justru telah menunjukkan kinerja yang bagus. Selama kepemimpinan Menteri Agama Fachrul Razi sejak Oktober 2019, suasana tanah air harmonis dan damai. Tidak terdengar ada konflik terjadi di masyarakat. Hal ini tentu harus diapresiasi sebagai salah satu prestasi Menag.
Hal lainnya adalah keputusan dan kebijakan Menteri Agama dalam menunjang dan mendukung penanganan Covid-19. Berbagai kebijakan Menteri Agama di antaranya keputusan/kebijakan penundaan keberangkatan calon jemaaah haji. Keputusan/Kebijakan ini terbilang berani dan penuh visi kemaslahatan bagi ummat.
Visi kemashlahatan bahwa Menteri Agama sangat memperhatikan kemaslahatan dan keselamatan calon Jemaah haji agar mendapatkan kepastian yang jelas serta mendapatkan perlindungan yang diamanatkan oleh UU PIHU.
Selanjutnya kebijakan lainnya adalah kebijakan protokol kesehatan yang yang diberlakukan pada rumah ibadah, lembaga pendidikan (perguruan tinggi, madrasah dan pesantren).
Kebijakan-kebijakan Menteri Agama ini menunjukkan bahwa Menteri Agama telah menunjukkan kinerja yang bagus dan responsive dalam penanganan Covid-19. Dengan adanya berbagai kebijakan Menteri Agama tersebut, menunjukkan bahwa Menteri Agama telah dengan seksama menindaklanjuti instruksi dan kebijakan Presiden dengan tepat. Hal ini dibuktikan dengan dampak dari pengambilan keputusan/kebijakan tersebut yang berjalan mulus.
Apa yang terjadi pada tugas seorang Menteri -sehebat apapun seorang Menteri- sangat tergantung pada Tim Menteri yang Solid. Tim Menteri yang solid ini tentu adalah bawahan-bawahan Menteri yang punya kapasitas, integritas serta kinerja yang bagus, yang terhindar dari berbagai kepentingan dengan maksud menjatuhkan marwah dan martabat Menteri. Kebutuhan akan Tim yang Solid ini yang semestinya difasilitasi oleh Presiden dengan dorongan, support dan perhatian dari Presiden.