Serang,fesbukbantennews.com (9/4/2020) – Menyusul adanya kasus warga Kota Serang yang terkonfirmasi positif Covid-19, pemkot Serang telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Demikian dikatakan Walikota Serang, Syafrudin. Namun ia mengatakan bahwa Surat Keputusan (SK) penetapan status tersebut masih dalam tahap pembuatan.
Ilustrasi.(google).
“Iyah jadi sekarang sudah KLB. Tapi suratnya sekarang masih dibuatkan,” ujarnya saat ditemui di Puspemkot Serang, Kamis (9/4).
Kendati telah KLB, Walikota mengaku tidak akan mengajukan PSBB. Namun, ia akan menjalankan rencana skrining bagi orang luar Kota Serang yang masuk ke Kota Serang.
“Tidak, tidak akan PSBB. Tapi palingan kami jalankan rencana yang disampaikan oleh Dishub kemarin. Jadi nanti setiap orang dari luar Kota Serang akan diskrining terlebih dahulu. Kalau memang ada terindikasi, akan diisolasi,” jelasnya.
Sebelumnya diketahui bahwa satu orang warga Kelurahan Unyur dikonfirmasi positif Covid-19. Pria yang disebutkan berumur 43 tahun tersebut saat ini sedang dirawat di RSU Banten.
Kepala Dinkes Kota Serang, M. Ikbal, mengatakan bahwa informasi tersebut didapat oleh pihaknya setelah adanya konfirmasi dari Dinkes Provinsi Banten.
“Benar-benar. Pada pukul 16.00 WIB, kami mendapatkan informasi bahwa Kota Serang terkonfirmasi satu positif. Sekarang dirawat di RSU Banten,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (8/4).
Sebagai tindak lanjut, Ikbal mengaku telah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh Puskesmas yang berada di wilayah kerja Kecamatan Serang. Ia menginstruksikan agar segera melakukan tracking terhadap pasien tersebut.
“Dengan siapa berkomunikasi, dimana kerjanya dan kemana saja ia berobat. Karena kan sebelum ke RSU Banten pasti pernah berobat dulu,” jelasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Puskesmas Unyur, diketahui bahwa pasien sempat berobat di Puskesmas Unyur dan RS Budi Asih.
“Masuk ke RSU Banten per tanggal 29 Maret kemarin. Sekitar seminggu dirawat di sana, dan hasilnya baru keluar tadi. Kami baru mendapatkan informasinya,” ucapnya.
Ia pun mengaku secara kesehatan, Kota Serang telah memasuki status Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab, meskipun baru satu kasus terkonfirmasi, namun telah memenuhi kriteria UU wabah.
“Jadi berdasarkan epidemologi, itu ada kriteria. Jadi berdasarkan keshatan, Kota Serang telah memasuki KLB. Nanti akan kami sampaikan kepada para pimpinan,” tandasnya. (Abah deni/LLJ).
Serang, fesbukbantennews.com ( 9/4/2020) – Informasi terbaru peta identifikasi sebaran Covid-19 di wilayah Kabupaten Serang yang dirilis oleh Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 per 9 April 2020, menunjukkan ada seorang warga yang dinyatakan berstatus positif virus korona.
Tim Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang,
Juru bicara Gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Serang, drg Agus Sukmayadi membenarkan hal tersebut. Saat dikonfirmasi, ia mengatakan bahwa data yang dirilis oleh Pemerintah Provinsi dan data Kabupaten Serang sama dan benar ada salah seorang warganya yang terpapar Covid-19.
“Data Provinsi dan data Kabupaten Serang sama dan benar, ada warga Kabupaten serang status Pasien dalam pengawasan (PDP) di RS Banten, yang terkonfirmasi positif,” ungkapnya, saat dihubungi , Kamis (9/4/2020),dikutip dari situs bantenpos.
Lebih lanjut ia mengatakan, warga tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan usia 75 tahun. Diketahui, warga berasal dari Kecamatan Kibin dan terkonfirmasi pernah menghadiri suatu acara di wilayah zona merah. Namun, saat ditanyai asal Kelurahan, Agus belum memberikan keterangan lebih lanjut.
“(Dia) sudah pernah menghadiri suatu acara di Jakarta,” pungkasnya.
Berdasarkan data yang terhimpun per 9 April 2020, di Kabupaten Serang terdapat seorang positif Covid-19, PDP empat orang, PDP sembuh sebanyak 8 orang, orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 344 orang, ODP selesai 270 orang dan PDP meninggal dua orang. (LLJ).
Serang, fesbukbantennews.com (8/4/2020) – Berbagai cara dilakukan oleh pihak kepolisian untuk mengajak masyarakat agar tidak mudik ditengah pandemi covid-19. Mulai pemasangan spanduk hingga membuat cover lagu di YouTube.
Spanduk di Kawasan Petir.
Spanduknya sendiri memuat tulisan unik, seperti yang terpampang di Kecamatan Waringin Kurung, yang menolak oleh-oleh dari kota, karena khawatir membawa virus Corona, “Tidak menerima oleh-oleh Covid-19 dari kota. Mudik membawa Corona, sengsara sekeluarga” begitu tulisan spanduknya.
Setidaknya, Polres Serang Kota memasang spanduk di 21 titik dengan berbagai macam tulisan dan kata-kata himbauan agar masyarakat tidak mudik ke kampung halaman. Terlebih, Pelabuhan Merak di Kota Cilegon, Banten, menjadi primadona perlintasan pemudik untuk menyebrang ke Pulau Sumatera, begitupun sebaliknya.
“Kami pasang himbauan sebagai langkah mengingatkan kepada masyarakat, agar keluarga mereka tidak melakukan mudik atau pulang kampung. Demikian juga sebaliknya, sehingga cukup tinggal di rumah untuk sementara waktu,” kata Kapolres Serang Kota, dalam siaran pers resminya, Rabu (08/04/2020).
Himbauan untuk tidak mudik dan tetap berada dirumah pun di sosialisasikan oleh jajaran Polres Serang Kota melalui sebuah lagu yang di unggah ke youtube Serang Kota, dengan judul ‘Menyambut Ramadhan-Keluarga Asix, Cover Polisi Resor Serang Kota’, https://youtu.be/e58ccjwEoYU
Lagu cover itu baru di unggah lima jam lalu dan sudah di tonton oleh ratusan netizen. Isi lagunya, ajakan agar masyarakat tidak mudik, tetap berada dirumah dan melakukan pola hidup sehat. Video klipnya di ambil di sekitar Mapolres Serang Kota. Kapolres, AKBP Edhi Cahyono, Kasatreskrim AKP Indra Feradinata, Kasatlantas AKP Tesyar Rofahadli dan para brigadir turut serta dalam video tersebut.
Mereka pun diwajibkan “berlaga” seperti anak band yang pandai memainkan alat musik dalam video tersebut. Ada yang menjadi vokalis, penabuh drumb, bermain gitar hingga keyboard.
“Kita tahu bahwa di Indonesia sudah menjadi tradisi mudik di saat Hari Raya Idul Fitri. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, maka pemerintah telah menegaskan agar masyarakat tidak melakukan mudik, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19,” terangnya.
Edhi Cahyono berharap masyarakat mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak mudik. Karena dengan berkerumun atau tidak adanya jarak fisik, bisa mempercepat penularan covid-19.
“Himbauan tidak mudik itu, tidak hanya kita pasang pada jalan protol yang masuk wilayah Kota Serang saja, tapi juga kita pasang ditempat keramaian lainnya. Harapan kami, warga masyarakat melaksanakan apa yang sudah menjadi kebijakan pemerintah, semoga Covid-19 segera berlalu,” jelasnya..(dhyie/LLJ)
Serang, fesbukbantennews.com (8/4/2020) – Seorang pria berusia 42 tahun warga Kelurahan Unyur, Kecamatan / Kota Serang dinyatakan positif covid-19 usai melalui tiga kali test. Pria tersebut dikabarkan seorang buruh toko matrial bangunan di wilayah Kelurahan Unyur, Kota Serang, Banten.
Juru Bicara (Jubir) Covid-19, Hari Pamungkas, saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya, Rabu (08/04/2020) mengatakan,pria tersebut pertama kali mengikuti rapid test, namun hasilnya negatif. Rapid test kedua hasilnya positif. Kemudian pria itu mengikuti test Swab dan hasilnya positif covid-19.
“Dia masuknya dalam ODP, hasil rapid test pertama negatif, kedua positif, swab positif. Jadi tiga kali test. Dia pekerjaannya pegawai di toko bangunan, dekat perumahan situ lah,” kata Hari.
Kepala Dinas Kominfo Kota Serang itu juga mengatakan, pria tersebut merupakan kasus pertama positif covid-19 di Ibu Kota Banten. Hari pun belum bisa menjelaskan dari mana buruh toko matrial itu bisa tertular Corona. Lantaran, hasil test Swab baru keluar sore tadi, Rabu 08 April 2020 dan langsung dibawa ke RSUD Banten untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dirumah sakit rujukan utama covid-19 tingkat Provinsi Banten itu, sang pria akan dirawat hingga sembuh dan kondisinya membaik, meski kini kondisinya stabil.
Kemudian, pihak Dinkes Kota Serang segera melakukan tracking dengan siapa saja dia bersentuhan. Termasuk keluarga dam rekan kerjanya, akan dilakukan rapid test sesegera mungkin untuk menekan penyebaran covid-19 di Ibu Kota Banten. Begitupun dengan penyemprotan disinfektan, akan dilakukan segera mungkin.
“Sedang kita tracking oleh bidang kesehatan. Tentunya tracking kasusnya, siapa yang kontak langsung, maupun sekitar atau serumahnya, itu di tracking semua. Kemudian dilakukan rapid test sebagai bentuk screaning. Kemungkinan langsung di test malam ini juga, tapi kuta lihat kesiapan keluarga dan tenaga medisnya,” terangnya.
Jika pria tersebut menjadi tulang punggung keluarga dan keluarga tidak mampu, maka kehidupan ekonomi nya akan di tanggung oleh Pemkot Serang, sehingga tidak terjadi permasalah ekonomi.
“Kita juga harus memikirkan dampak sosial ekonominya, keluarga yang disekitarnya itu. Apakah dia memang hidup keluarga intinya saja, atau sama yang lain. Tapi intinya Pemkot siap, jika yang bersangkutan masuk kedalam kategori keluarga yamg kurang mampu, pasti kita bantu, kita sudah siapkan skemanya,” jelasnya.
Kasus pertama yang ditemukan di Kota Serang itu menjadi lonceng bahasa masyarakat dihimbau untuk tetap berada dirumah atau mengurangi aktifitas diluar ruangan, jaga jarak atau tidak kerumunan, lakukan pola hidup bersih dan sehat. Sehingga setiap individu menjadi pahlawan pemutus mata rantai penyebaran virus covid-19.
“Semua sudah di tangani tenaga medis dan sesuai protokol kesehatan, jadi tidak usah panik. Ikuti saja apa yang menjadi anjuran pemerintah untuk antisipasi covid ini,” ujarnya.(dhye/LLJ).
Jakarta, fesbukbantennews.com (8/4/2020) – Wakil Kepala Kepolisan Negara Republik Indonesia, Komisaris Jenderal Polisi Gatot Eddy Pramono saat ini menjadi perbincangan publik. Pasalnya, mantan Kapolda Metro Jaya ini dinilai menciderai Maklumat Nomor Mak/2/III/2020 yang dikeluarkan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis terkait upaya pencegahan Pandemik Covid-19.
HMB Jakarta.(ist).
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, Rizki Irwansyah menilai, tindakan Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono yang hadir dalam resepsi pernikahan mantan Kapolsek Kembangan Kompol Fachrul (21/03) memberi sinyal kepada publik, bahwa internal di institusi Kepolisan tidak solid dalam upaya Pencegahan Pandemi Covid-19.
“Kalau menurut pandangan saya, justru bukan hanya mantan Kapolsek Kembangan, Kompol Fachrul yang melanggar kode etik, tapi juga Wakapolri Komjen Pol Eddy, juga jelas melanggar Maklumat yang dibuat Kapolri, dan itu bagian dari kode etik. Justru saya aneh kenapa sekelas Wakapolri hadir, itu artinya, ada dua matahari kembar di internal Kepolisan,” kata Rizki Irwansyah, Rabu (08/04) dalam keterangan persnya.
Selain itu, Kader HMI Cabang Ciputat ini juga menegaskan, sebagai salah satu aparat penegak hukum, seharusnya Polisi bisa menjadi cerminan bagi masyarakat. Apalagi, sambung Rizki, Maklumat Nomor Mak/2/III/2020 ini dikeluarkan oleh institusi Polri melalui Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis.
“Inikan Maklumat dikeluarkan oleh Instusi kepolisian, seharusnya Polisi sendiri harus menjadi cerminan bagi masyarakat, bukan malah melanggar, justru kalau kondisinya begini, citra Polisi bisa rusak dan terkesan tidak solid.” sambung Rizki.
Seperti diketahui, mantan Kapolsek Kembangan wilayah hukum Polda Metro Jaya, Kompol Fachrul menggelar resepsi pada 21 Maret 2020. Sementara, Maklumat Kapolri tersebut diteken per tanggal 19 Maret 2020 dan telah disebarkan ke seluruh markas komando kepolisian di seluruh Indonesia.
Maklumat Kapolri Nomor Mak/2/III/2020 ini, dikeluarkan Kapolri sebagai upaya Pencegahan Pandemi Covid-19. Pemerintah saat ini menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona.
Selain itu, Kepolisian juga telah membubarkan sejumlah pesta pernikahan di berbagai daerah, sebagai tindak lanjut dari maklumat tersebut, salah satunya di daerah Pandeglang Provinsi Banten.
Informasi, dalam Maklumat Kapolri Nomor Mak/2/III/2020, huruf (a) nomor (2) dijelaskan, selama Pandemi Covid-19, masyarakat dianjurkan tidak mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun di lingkungan sendiri.
Seperti dijelaskan dalam poin nomor (2) masyarakat dilarang mengadakan kegiatan konser musik, pekan raya, festival, bazaar, pasar malam, pameran, dan resepsi keluarga.(enk/LLJ).
Serang, fesbukbantennews.com (7/4/2020) – Ini cerita bagi saya mengagetkan. Tujuannya bagus, membantu melawan pandemik Covid-19, tapi caranya tidak elok. Judulnya shodaqoh, tapi dengan cara memaksa.
Uday Suhada.
Bikin surat cinta kepada para tenaga medis yang berjuang melawan Covid-19 bisa dan disebar kemana-mana, tapi untuk urusan pemotongan HAK Tukin para ASN tidak.
Di waktu yang relatif sama, Gubernur Banten menerbitkan Surat Edaran Nomor:050/820-Bapp/2020, tentang Penyusunan Perubahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-P) Organisasi Perangkat Daerah dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah Berkaitan Dengan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Banten Tahun Anggaran 2020. Jumlahnya cukup besar, yakni Rp.2.433.261.230.378 (dua trilyun empat ratus tiga puluh tiga milyar dua ratus enam puluh satu juta dua ratus tiga puluh ribu tiga ratus tujuh puluh delapan rupiah).
Sekarang muncul rencana Pemotongan TUKIN ASN (Tunjangan Kinerja Aparat Sipil Negara) itu pun dilakukan tanpa surat resmi. Hanya beredar di Medsos yang terbatas. Isinya: “Asswrwb ..yth para kepala OPD..Persyaratan pengajuan sp2d tppns..spm tppns/tukin dilampiri ;
pernyataan keikhlasan dari semua asn untuk memberikan donasi selama 4 bulan yg diambil dari tukin maret sd juni 2020 dalam rangka ikut membantu penanganan covid diketahui dan ditandatangani seluruh asn dan kepala skpd
Srt perintah kepala skpd kepada bank banten utk pemindahbukuan besaran sumbangan dari rek para pegawai ke rekening penampung covid19 rekening bank bjb cabang khusus banten nomor 0102506431001.”
Yang disuguhkan kemudian draft Surat Pernyatan keikhlasan dari ASN. Dilakukan selama empat bulan, sejak April hingga Juli 2020. Berikut draft nya:
SURAT PERNYATAAN
Nomor: 800 / – Bapp / 2020
Dengan mengharap ridho Alloh SWT, maka dalam rangka membantu penanganan Pandemi COVID-19, kami ASN di lingkungan Bappeda Provinsi Banten (terlampir), mengikhlaskan sebagian TUKIN yg kami terima selama periode perhitungan Tukin bulan Maret s.d Juni 2020 untuk dishodaqohkan guna membantu penanganan pandemi Covid-19 tsb, dengan besaran sebagaimana yg telah dibahas bersama dg para Kepala OPD melalui WA Grup tgl 06 April 2020, sebagai berikut:
Eselon 2 sebesar 10 % dari TPPNS yg diterima.
Eselon 3 sebesar 8 % dari TPPNS yg diterima.
Eselon 4 sebesar 6 % dari TPPNS yg diterima.
Fungsional sebesar 4 % dari TPPNS yg diterima.
Staf sebesar 2.5 % dari TPPNS yg diterima.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.”
Ada pula penjelasan “keharusan shodaqohkan sebagian Tukin” oleh para ASN itu sbb:
“Terkait hal tersebut telah dibahas beberapa kali oleh TAPD dan telah dilaporkan oleh Ka.BPKAD kepada Bapak Gubernur melalui WA pada tanggal 30 Maret 2020, dengan beberapa skema, dan setelah mendapat arahan dari Bapak Gubernur dan masukan dari para Kepala OPD disepakati bahwa donasi Tukin untuk masyarakat terdampak Covid-19 adalah sebagai berikut:
Besaran donasi per bulan sbb:
-Eselon 1: Rp.7,5jt
-Eselon 2: Rp.5jt
-Eselon 3: Rp.2,5jt
-Eselon 4: Rp.1,25jt
-Fungsional: Rp.1jt
-Staf: Rp.500rb”.
Nah, jika ditotal sebulan mencapai Rp. 10 milyar. Jadi, dalam 4 bulan mencapai Rp. 40 milyar. Jadi, untuk apa lagi memangkas hak TuKin ASN ?
MEMAKNAI SHODAQOH & INFAQ
Shodaqoh atau Sedekah adalah pemberian seorang [Muslim] kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah lebih luas dari sekadar zakat maupun infak. Karena sedekah tidak hanya berarti mengeluarkan atau menyumbangkan harta.
Sedangkan Infaq adalah mengeluarkan harta yang Pokok. mencakup zakat dan non-zakat. Infak wajib di antaranya zakat, kafarat, nazar, dan lain-lain. Infak sunnah di antaranya, infaq kepada fakir miskin sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain.
DASAR HUKUM BAITUL MAAL & COVID-19
Jika pemotongan 2,5% oleh pihak BAZNAS, itu jelas, tiap saat dipublish penggunaannya untuk apa saja. Ada transparansi disana.
Lain hal dengan kebijakan adanya Baitul Maal yang ternyata sudah berlangsung setahun terakhir melalui BPKAD. Tiap bulan Tukin ASN di Banten dipotong variatif, tergantung eselonnya, dengan alasan untuk pembangunan masjid di Banten.
Tapi para ASN tidak pernah mendapatkan informasi tentang berapa yang terkumpul, penggunaan untuk membangun masjid mana saja, berapa yang terpakai, sisa berapa dan sebagainya.
Jadi, sila simpulkan sendiri apakah benar maknanya SHODAQOH jika dipotong dengan paksa dan besarannya dipatok begitu? Dimana letak “keikhlasan” mereka ?
Tentu saja hal ini membingungkan para ASN, apakah ini perintah, himbauan, atau apa?
ASN Provinsi Banten ini bukan paguyuban atau kerumunan, ini Pemerintah Daerah yang setiap kebijakan yang diambilnya harus jelas dasar hukumnya. Mekanisme administrasi harus ditempuh. Apalagi menyangkut hak para ASN yang nilainya tidak sedikit. Bagaimana pertanggung jawabannya, dipakai untuk apa saja? siapa penanggung jawabnya? Apakah rencana Pemotongan untuk Shodaqoh Covid-19 ini pengalihan dari Baitul Maal, atau terpisah? Serta muncul banyak tanya lainnya.
Padahal sudah jelas aturan mainnya dalam UU No.30 tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan, diantaranya pada Bagian Ketiga, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) Pasal 10 ayat (f) keterbukaan. Demikian pula pasal dan ayat lainnya yang mengatur tentang administrasi pemerintahan.
PERAN PENGAWAS
Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) senyap tak terdengar, seperti hilang ditelan bumi. Nah, jika tidak mampu, Pemprov Banten wajib menghadirkan Akuntan Publik.
Jangan sampai salah satu tujuan Wahidin Halim-Andika Hazrumy menerapkan prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel, hanya jadi isapan jempol semata.
Serang,fesbukbantennews.com (7/4/2020) – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Banten menggelar aksi penyemprotan disinfektan untuk mobil bertempat di Cipocok Jaya, Kota Serang, Selasa (7/4/2020). Hal tersebut dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
Demokrat Banten Gelar #LawanCorona Drive Trhu
Dalam aksinya, Demokrat Banten melakukan penyemprotan disinfektan ratusan kendaraan yang melintas depan kantor demokrat dengan program Demokrat Lawan Corona Drive Thru.
Selain itu Demokrat Banten juga melakukan penyemprotan 100 rumah di sekitar kantor DPD dan membagikan 2000 masker dan hand sanitizer.
Ketua DPD Demokrat Banten, Iti Octavia jayabaya menyampaikan kegiatan ini merupakan langkah kongkrit partai Demokrat Banten yang selalu ingin dekat kepada rakyat.
Selain itu, hal ini juga sejalan dengan arahan ketua umum partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang meng intruksikan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona secara intensif, masif dan terkoordinasi.
“Bentuk kepedulian kita partai Demokrat akan kesehatan masyarakat dan upaya dalam memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19,” katanya, Selasa (7/4).
Sekjen Demokrat Banten, Eko Susilo menambahkan, kegiatan ini wujud kepedulian Demokrat kepada masyarakat Banten khusus nya adalah masyarakat yang berada disekitar kami. Karena Demokrat adalah kita, dan kita adalah keluarga.
“Kami juga memohon maaf kepada masyarakat pengguna jalan di wilayah Cipocok jaya yang agak terganggu perjalanannya karena kegiatan ini,” tuturnya.
Hermansyah, salah seorang warga kota serang yang merasakan pelayanan Demokrat #LawanCorona Drive thru, merasa sangat terbantu dengan adanya kegiatan ini.
“Apalagi kan saat ini sulit sekali mendapatkan masker dan hand sanitizer, seandai ada harga nya tidak terjangkau oleh kantong kami,” ujarnya. (Men/LLJ).
Serang,fesbukbantennews.com (7/4/2020)- Selepas maghrib, empat orang dari tim Milenial Banten Berbagi (MBB) berangkat dari Pusat Pemerintahan Kota (Puspemkot) Serang menuju ke Kampung Ujung Tebu.
Arief (kanan) perwakilan Milenial Banten Berbagi (MBB) memberikan bantuan. (Istilah).
Usai menghabiskan kopi dengan tunggangannya masing-masing, kami beriringan meninggalkan Puspemkot dengan tujuan menemui Ibu Kemisah.
Tujuan kami menemui beliau, tidak lain untuk memastikan kabar bahwa di lingkungannya yang berada tepat di belakang Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), hidup sebuah keluarga yang kondisinya memprihatinkan.
Berbekal dari informasi tersebut, kami pun bergegas ke subjek yang dimaksud dengan membawa bantuan yang seadanya.
Sepanjang jalan kami beriringan melewati kantor Gedung Perwakilan Rakyat.
Tak jauh dari situ, Markas Besar Kepolisian Daerah (Polda) Banten serta sederet gedung-gedung Pemerintahan lainnya kami lewati.
Hingga akhirnya kami melintas di depan KP3B, dimana para pejabat beserta orang nomor satu di Banten berkantor.
Tak jauh dari sana, tepat di seberang kantor Bank Banten, ada sebuah gapura yang merupakan jalan masuk menuju ke Kampung Ujung Tebu, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Curug, Kota Serang.
Dari sana, dengan modal penerangan dari lampu motor kami menerobos masuk melintasi lorong yang di selimuti pepohonan.
Sementara dibalik tembok, kami melihat cahaya berkilauan yang berasal dari lampu salah satu gedung kantor di KP3B.
Beberapa meter ke depan, kami jumpai sebuah warung yang jauh dari pemukiman.
Dari situ kami mulai bertanya, lokasi kampung yang hendak kami tuju.
Selang beberap meter, kami menjumpai pemukiman.
Dari kejauhan, kami dapati anak-anak sedang bermain menutupi jalan yang lebarnya kurang lebih dua meter.
Kami kembali bertanya perihal alamat yang hendak kami tuju.
Rupanya, alamat yang kami tanyakan, masih jauh lurus ke depan.
Beberapa kali kami temukan jalan batu yang berlubang.
Tepat di sebuah pertigaan, kami kembali berhenti dan bertanya kepada seorang warga yang kebetulan tengah melintas.
Dari sana, seorang bocah bersepeda ikut mengarahkan ke alamat yang kami tuju.
Dari belakang, kami kompak mengikuti komandonya.
Tiba di sebuah bangunan pendidikan non formal, kami diarahkan untuk berjalan ke belakang bangunan tersebut yang dianggap sebagai tujuan yang kami maksud.
Namun, rupanya perjalanan yang kami lakukan belum selesai sampai di situ.
Pasalnya, tempat yang di tunjukkan bukan merupakan alamat yang kami maksud.
Saat mengetahui hal itu, dengan kompak wajah kami berempat gugup.
Sambil sedikit malu, kami pun menjelaskan dan menanyakan kembali keberadaan rumah Ibu Kemisah yang kami maksud.
Singkat cerita, kami pun tiba di sebuah rumah yang posisinya berada di ujung pemukiman yang merupakan jalan buntu.
Salah satu dari kami turun dan mulai mengetuk pintu.
Ibu Kemisah yang kami maksud keluar menyambut kami di dampingi suami dan juga anaknya.
Tidak cukup panjang kami menjelaskan, rupanya Ibu Kemisah sudah dapat menangkap tujuan kami datang ke rumahnya malam itu.
Ia pun bergegas keluar mengenakan jilbab dan langsung mengantarkan kami ke sebuah rumah yang tembok rumahnya hanya di lapisi bata merah.
Setibanya di depan pintu, kami pun masuk di dampingi Ibu Kemisah.
Dari pintu yang terbuka sebagian, kami melihat seorang Ibu tengah duduk membelakangi kami, dengan seseorang yang sedang mengurut pundaknya.
Dialah Ibu Teti, seorang Ibu rumah tangga yang usianya sudah 40 tahun.
Hidup selama bertahun-tahun dengan Umar yang usianya terpaut tiga tahun lebih tua, Teti dan Umar telah di karuniai tiga orang anak dan satu orang cucu.
Dirumah yang alasnya hanya di lapisi semen mentah, mereka hidup dengan penuh keprihatinan.
Di dalam rumah yang terdiri dua buah kamar, ruang tamu dan satu ruangan yang merupakan dapur dan juga kamar mandi, hanya dibatasi oleh kain hordeng (tirai kain) yang terlihat usang, tanpa sebuah pintu yang biasa dijadikan penghalang.
Kami pun duduk berhadap-hadapan.
Membuka pembicaraan, sambil menjelaskan maksud dan tujuan, Ibu Teti mulai membuka mulut menuturkan kondisi keluarganya yang serba kekurangan.
Semenjak dikeluarkannya himbauan untuk tetap dirumah dan menghindari keramaian, Teti mengaku hidupnya yang selama ini penuh keterbatasan semakin mengkhawatirkan.
Tangisnya pun pecah ditengah-tengah cerita yang sedang ia kemukakan.
Sembari sesegukan, Teti terus melanjutkan ceritanya.
Ia mulai dengan cerita tentang kondisi suaminya yang secara fisik sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.
Kedua tangan Umar terkena infeksi yang cukup menganggu saat bekerja sebagai buruh serabutan.
Namun, demi menghidupi kelima anggotanya, Umar tetap berjuang dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
“Semenjak ada larangan untuk tidak kemana-mana, semua kerjaan di setop dan tidak ada lagi orang yang mau mempekerjakan. Dari situ kami semakin kebingungan,” ujar Teti sambil sesekali mengusap air matanya dengan kain yang ia pegang.
“Kalaupun ada kerjaan, paling penghasilannya tidak lebih dari dua puluh hingga tiga puluh ribu rupiah,” tambahnya.
Sambil Teti melanjutkan ceritanya, dari balik tirai, anak pertamanya terlihat membawa sebuah nampan dan beberapa gelas berisi air putih untuk di hidangkan.
“Ini anak saya yang pertama, tadinya kerja ngebantuin jaga kantin di KP3B. Namun sejak corona dan kondisi kantin sepi, akhirnya terpaksa harus berhenti. Biasanya kalo jaga kantin itu sehari dikasih lima puluh ribu. Namun sejak sepi, anak saya tidak bekerja lagi dan suaminya juga sama nunggu kantin,” jelas Teti.
“Kalau anak saya yang kedua sekarang kerja di bengkel. Kalau ada pelanggan, baru pulang bawa uang. Itupun gak besar. Kalau dapat dua puluh ribu, yang sepuluh ribu untuk saya, sisanya untuk pegangan dia. Itupun kalau ada pelanggan,” lanjutnya, sambil sesekali mengelus dada dan menahan batuk yang sudah lama di deritanya.
Teti pun kemudian menjelaskan perihal sakit yang di deritanya.
Dari beberapa kali periksa di Puskesmas Curug, Teti di diagnosa mengidap penyakit paru.
Sakit yang sudah di deritanya sejak satu tahun ke belakang, diduga akibat terpapar debu dari pabrik yang berada di belakang kampungnya.
“Di belakang ini kan ada pabrik. Kalo angin lagi kenceng, debunya terbang kesini dan mengganggu pernafasan. Kami mau demo juga gak bisa namanya rakyat kecil,” ungkapnya.
“Tadi pagi saja niatnya mau periksa ke dokter. Emang sih pake BPJS, tapi mau berangkat kesananya (Puskesmas) enggak punya ongkos. Kalo ada aja uang sepuluh ribu tadi pagi, mungkin sudah berangkat,” ujar Teti diiringi tangisan yang semakin berat.
Dari penuturan Kemisah yang memberikan informasi mengenai keberadaan keluarga Teti, selama ini meski kampungnya dekat dengan kantor Pemerintah, belum pernah ada satupun bantuan yang masuk ke lingkungannya.
Keberadaan pabrik di sekitar mereka, juga sama sekali tidak memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Dari pantauan tim MBB yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi atau komunitas di Banten, di lingkungan Teti dan Kemisah tinggal, terlihat masih ada beberapa masyarakat yang kehidupannya berada di bawah garis kemiskinan.
Untuk itu tim MBB yang terdiri dari Journalist Lecture Community, HMI dan GMNI Cabang Serang, SMGI Raya, NU Backpacker Banten, Jaringan Gusdurian Banten, Ekbis Banten, Bidik Utama, Komunitas Wali, FTBM Cilegon, LPM Extama, dan KMS 30, mengajak seluruh masyarakat Banten untuk ikut berdonasi lewat gerakan sosial yang mengusung tagar #berjamaahlawancorona.
Usai menyerahkan bantuan kepada keluarga Ibu Teti, Rizal Arif Baihaqi selaku Ketua Komunitas Warga Literasi (Wali) mengucapkan terimakasih kepada Ibu Kemisah yang sudah ikut berperan aktif memberikan informasi.
“Apa yang kami lakukan, semata-mata hanya untuk membantu. Dan kami hadir disini hanya sebagai perantara yang berusaha menggugah orang-orang baik diluar sana untuk ikut peduli. Imbas Corona ini, tentunya dirasakan oleh semua pihak tanpa terkecuali. Dan dibalik semua itu, salah satu imbas yang harus menjadi perhatian kita bersama adalah tentang keberlangsungan hidup orang-orang di sekitar kita yang mengandalkan penghasilannya dari kerja sehari-hari. Terimakasih kepada Ibu Kemisah yang sudah ikut berperan aktif dalam memberikan informasi dan kami berharap hal ini bisa diikuti oleh masyarakat lainnya, untuk mulai peduli terhadap keberlangsungan hidup orang-orang di sekitar kita, mulai dari keluarga, saudara, dan juga tetangga. Apabila ada kondisi yang serupa yang perlu dibantu, mari kita sama-sama. Sekecil apapun bantuan yang diberikan, jika bersama-sama dan ikhlas dilaksanakan, Insya Allah memiliki manfaat yang besar bagi mereka yang membutuhkan,” singkat pria yang juga merupakan Koordinator Divisi Ekonomi Kreatif di Journalist Lecture. (Arief)
Serang,fesbukbantennews.com (7/4)2020) – Aisyah, wanita buruh pabrik di Kawasan Modern Cikande, Kabupaten Serang terkapar dan bersimbah darah setelah ditusuk oleh AS (28) di Jalur C PT. Nikomas Gemilang, Desa Tambak Kecamatan Kibin, Selasa (07/4/2020), pukul 07.20 WIB pagi.
Terduga pelaku penusukan diamankan oleh Satpam dan warga.(tangkap layar video).
Menurut informasi yang diterima, penusukan tersebut terjadi disuga karena Aisyah menolak ajakan rujuk sang mantan suami. Namun hal ini masih dalam penyelidikan petugas Polsek Cikande.
Kapolres Serang AKBP Mariyono, S.IK., M.Si.,mengungkapkan, kejadian berawal kertika pelaku berinisial AS pulang dari pasar Ciruas hendak menuju PT. Nikomas Gemilang untuk bertemu korban, namun ketika tersangka bertemu korban di tempat kejadian, keduanya bersitegang tentang masalah keluarga.
Pelaku AS yang saat itu emosinya sedang memuncak, langsung menodong pisau kepada korban kemudian, korban berteriak meminta tolong namun pelaku sempat menusuk korban beberapa kali sebelum kemudian pelaku di amankan anggota Polsek Cikande.
Kapolres Serang menjelaskan, akibat kejadian ini korban menderita 11 tusukan di bagian perut dan 1 tusukan di bagian belakang, korban kemudian dibawa ke klinik PT. Nikomas Gemilang dan selanjutnya di rujuk ke RSUD Drajat Prawiranegara Serang.
menjelaskan saat ini pelaku sudah d amankan di Mapolsek Cikande.”Selanjutnya akan kami lakukan penyelidikan terhadap pelaku, korban saat ini sudah kami bawa ke RSUD Drajat Prawiranegara Serang, untuk dirawat secara intensif” kata Kapolres.(ad/LLJ).
Cilegon,fesbukbantennews.com (5/4/2020) – Cegah meluasnya wabah Covid-19, Tim Haji Iye Iman Rohiman melakukan penyemprotan desinfektan ke sejumlah lingkungan di 8 kecamatan Se-Kota Cilegon, Minggu (5/4/2020).
Tim Relawan Haji Iye. (Ist)
Penyemprotan desinfektan akan dimulai Minggu (5/4/2020) pagi ini hingga 10 hari kedepan. Dengan sasaran maksimal di seluruh wilayah Kota Cilegon.
Tim penyemprot didukung oleh para relawan dan aktivis mahasiswa berjumlah puluhan orang. Tim ini menggunakan bahan kimia yang aman dan efektif membunuh virus, alat pelindung diri (APD) yang lengkap dan safety, serta didampingi oleh tenaga ahli yang telah terlatih dan berpengalaman.
“Insya Allah mohon doanya, semoga lancar saya beserta tim dan teman-teman akan membantu melawan Covid-19, dengan melakukan penyemprotan desinfektan ke seluruh Kota Cilegon dalam waktu 10 hari. Semoga Cilegon dan sekitarnya cepat terbebas dari virus Corona ini. Aamiin,” ujar Haji Iye Iman Rohiman,
Iye juga mengatakan, untuk masyarakat yang mau menyampaikan aspirasi dan usulan untuk lingkungan pemukimannya dilakukan penyemprotan desinfektan, bisa menyampaikan langsung ke para relawan yang sedang bergerak di lapangan. (FB/monk/LLJ).