Serang,fesbukbantennews.com (27/3/2017) – Sekretaris Daerah (Sekda) Banten Ranta Suharta mengatakan di Provinsi Banten dewasa ini terus mengembangkan metode pengobatan tradisional. Dan pengobatan tradisional itu terus diupayakan untuk digali dan di bina.

Hal ini dikatakan Sekda saat membuka pertemuan advokasi pelayanan kesehatan traditional di Le Dian Hotel, Kota Serang, Senin (27/03/2017).
Kegiatan yang digelar oleh Kementrian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provnsi Banten diikuti oleh Kepala Dinas Kesehatan se kabupaten dan kota se-banten, kepala rumah sakit dan unsur terkait.
Ranta mencontohkan, seperti di beberapa daerah di Provinsi Banten tradisi budaya pengobatan traditional yang masih menjadi tradisi meliputi ramuan dan keterampilan pelayanan kesehatan traditional jamu, pijat urut, refleksi, patah tulang, energy maupun kombinasi ramuan dan pijat.
“Kita sering memanfaatkan daun-daunan sebagai jamu, kunir, jahe atau sebagainya. Obat-obat lainnya yang ada disekeliling kita bias bermanfaat, tinggal bagaimana kita memberikan pemahaman kepada masyarakat,” kata Ranta.
Kedepan Ranta berharap semua Dinas Kesehatan menggali dan mengembangkan potensi daerah yang ada, guna pengembangan program kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer di masa mendatang guna kepentingan masyarakat.
“Melaui kegiatan ini, tolong hasilkan program yang baik, kongkret dan tidak menghabiskan anggaran saja. Saya ingin kongkret, advokasi kesehatan itu apa,manfaatnya untuk masyarakat. Intinya ada kesepakatan, gerakan apa yang harus dilakukan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ranta mengakui bahwa dalam dunia kesehatan diketahui bahwa pengobatan tradisional merupakan salah satu pilihan yang banyak diminati masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
“Bagaimana caranya memberdayakan masyarakat agar mengurusi kesehatanya dengan cara-cara memanfaatkan potensi yang ada dilingkungannya,” singkat Sekda Banten.
Sekda menginginkan potensi obat-obatan tradisional di Provinsi Banten juga dapat dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Banten serta instansi kesehatan yang terkait.
“Sekarang kan orang miskin itu enggak boleh sakit, karena sakit itu mahal. Walaupun ada jaminan juga tetap saja mahal. Nah melandasi keadaan seperti itu, saya rasa kita harus sama-sama dapat mengembangkan potensi obat-obatan tradisional yang sebenarnya sumbernya banyak dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati, dibandingkan harus membeli obat-obatan yang mengandung bahan kimia,” katanya .(humas banten/bukanADV/LLJ).