Serang ,fesbukbantennews.com (13/3/2017) – Murtasiah (66) warga Kemapung Keleben,Desa Kalapian,Kecamatan Pontang,Kabupaten Serang hanya mampu pasrah tinggal di rumah berdinding dan beratapkan karung bekas yang layak disebut gubuk. Sejak rumahnya ambruk tahun 2015 hingga saat ini belum juga tersentuh bantuan.

Murtasiah yang berprofesi pemungut kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari bersama tiga cucunya hanya mampu pasrah tinggal di rumah beratapkan terpal dan berdinding terpal karung bekas sejak rumahnya ambruk 2015.
Bantuan dari pemerintah yang didambakan hanya menjadi angan-angan belaka. Ingin memperbaiki rumahnya pun jauh dari bisa. Sebab hasil dari jualan kayu bakar hanya bisa untuk makan sehari-hari bersama tiga cucunya yang masih usia SD.
” katanya sih mau dapat bantuan bedah rumah,tapi hingga kini belum juga. Nek Murtasiah hanya dapat bantuan terpal Dan dipasangkan untuk atap rumahnya yang ambruk” kata Warga Pontang,Aba,Senin (13/3/2017).
Wanita lansia itu kesehariannya selain mencari kayu bakar ,juga padi kering sisa dari panen padi milik warga desa tetangga untuk dijual demi mencukupi kebutuhan sehari-hari ditemani tiga cucunya.
Anak semata wayangnya Haeriyah (40) mengadu basin sebagai pembantu Rumah tanggal di Jakarta
Tapi nasib anak sulungnya itu juga sangat memprihatinkan, ditinggal mati suaminya.
Sementara,mengharapkan bantuan dari warga kalapian sangat sulit, yang rutinitas kesehariannya mayoritas adalah petani dan buruh harian sangatlah tidak mungkin untuk dapat membangun rumahnya menjadi layak dan bagus,lantaran penghasilan mereka hanya cukup untuk makan sehari-hari, belum lagi dengan melonjaknya harga semua barang untuk saat ini yang tidak menentu, membuat semakin terpuruknya ekonomi dan mencekik kehidupan serta kebutuhan masyarakat khususnya kaum miskin.
Aba berharap, pemerintah atau pun pihak lain bisa membantu memperbaiki rumah nek Murtasiah yang sangat tidak layak.(LLJ)