Serang,fesbukbantennews.com (13/10/2016) – “Selama ini dosen pamong itu layaknya ‘sopir angkot’ yang cuma mengantar dan menjemput mahasiswa yang akan melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL),” kata Dr. Naf’an Tarihoran (10/13), spesialis LPTK USAID PRIORITAS Banten di hadapan sejumlah guru pamong dan dosen pamong LPTK yang menjadi peserta. Spontan peserta langsung merespon pernyataan Naf’an dengan gelak tawa. Lanjut Naf’an “Jadi baik guru pamong maupun dosen pamong tidak memahami perannya saat mahasiswa melakukan PPL. Hal ini yang mendorong USAID PRIORITAS dan LPTK menyelenggarakan pelatihan praktikum guru untuk bapak-ibu semua.”

Peran guru pamong dan dosenpembimbing lapangan sangat srategis dalam membimbing mahasiswa selama melaksanakan PPL di sekolah. Oleh karena itu diperlukan dukungan skenario mekanisme pembimbingan yang dilengkapi instrumen yang relevan dengan kompetensi guru yang harus dicapainya. Hal ini sesuai dengan UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 yang meliputi kompetensi personal, sosial, pedagogi, dan profesional. Namun terkadang ditemui kesulitan bagaimana cara guru pamong dalam memandu atau membimbing mahasiswa. Ini dikarenakan belum adanya tahapan yang jelas dan konkrit tentang fungsi serta peran guru pamong dan DPL selama PPL.
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan tahapan penting bagi peserta pendidikan profesi guru (PPG) untuk melaksanakan rancangan pembelajaran yang telah disusun dalam workshop PPG. Peserta PPG yang adalah mahasiswa melaksanakan praktik mengajar di dalam kelas dengan didampingi oleh guru pamongnya, dan atau dosen pembimbing lapangan (DPL), bisa berbentuk team teaching, atau guru pamong membantu jika diperlukan.
Pelatihan praktikum guru sekolah tingkat SD/MI diselenggarakan pada Senin (10/11) hingga hari ini dan diikuti sejumlah guru pamong dan dosen pamong terpilih. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dosen pamong dan guru pamong sehingga terjadi peningkatan kualitas praktik pengalaman lapangan yang dilaksanakan mahasiswa LPTK.
Guru pamong yang menjadi peserta berasal dari 12 SD/MI di Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon antara lain SDN 20 Kota Serang; SDN 21 Kota Serang; SDN 07 Kota Serang; SDN Banjar Agung 4; SDN Banjar Agung 1; SDN Sumber Agung; MIN 1 Serang; MIN 2 Serang; MIN 3 Serang; MI Jamiyatul Usbuiyah; MI Nurul Falah Kemuning dan MIN 1 Kota Cilegon. Materi pelatihan mencakup penulisan jurnal reflektif; konferensi; observasi sekolah dan kelas; mengajar terbimbing dan praktik mengajar di sekolah. Di hari kedua pelatihan, mahasiswa LPTK diundang hadir mempersiapkan praktik mengajar. Praktik mahasiswa di kelas dilaksanakan pada hari ketiga di SDN 20 Kota Serang, SDN Banjar Agung dan MIN 2 Serang (MIN Baros).
Salah seorang guru pamong, Nunung Herlina yang berasal dari SDN 07 Kota Serang mengaku bersyukur dapat dilibatkan dalam pelatihan ini. “Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi saya yang selama ini terlibat menerima kehadiran mahasiswa selama PPL di sekolah saya. Namun saya belum tahu apa yang seharusnya dilakukan saat mendampingi mahasiswa tersebut. Di sini saya jadi tahu peran guru pamong, termasuk dosen pamong juga punya andil mendampingi,” kata Nunung.
Seorang dosen pamong lain berpendapat bahwa pelatihan ini perlu ditindaklanjuti dengan komitmen agar kualitas praktik pengalaman lapangan dapat ditingkatkan lagi, tidak sekedar membiarkan mahasiswa di sekolah saja. Dosen pamong yang jadi peserta berasal dari IAIN SMH Banten dan UNTIRTA. Pelatihan ditutup secara resmi pada hari ini oleh Dr. H. Subhan Mughni M.Ed., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN SMH Banten.(LLJ).
Kiriman: USAID Prioritas Banten