Nasib Ratusan Ribu Guru Honorer di Banten Memprihatinkan

Pandeglang,fesbukbantennews.com (10/1/2016) – Keberadaan ratusan ribu tenaga guru honorer di Banten, kehidupannya selalu dibayangi keprihatinan. Karena tidak jarang keberadaan para tenaga guru honorer harus berhadapan dengan maut ditengah keterbatasan yang dimiliki. Bagaimana tidak dengan kondisi saat ini dengan biaya hidup yang tinggi, akan tetapi penghasilan tenaga pengajar honorer masih dibawah rata-rata kelayakan hidup.

musyawarah Nasional 1 Federasi Serikat Pekerja Tenaga Kependidikan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional Seluruh Indonesia di Pandeglang
musyawarah Nasional 1 Federasi Serikat Pekerja Tenaga Kependidikan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional Seluruh Indonesia di Pandeglang

“Banyak dari para guru honorer ketika menghadapi persoalan keluarga seperti sakit sangat kesulitan. Seperti halnya ketika anak saya sakit dan harus dirujuk ke rumah sakit, tapi dokter tidak melakukan pertolongan langsung, lantaran tidak ada biaya. Contoh lain yang ironis adalah ada rekan honorer yang sakit harus meninggal lantaran tidak memiliki biaya untuk pengobatan, setelah mengalami sakot hampir 10 tahun,”ungkap penggagas Federasi Serikat Tenaga Kependidikan (FSTK) Neneng Yuliana dalam musyawarah Nasional 1 Federasi Serikat Pekerja Tenaga Kependidikan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional Seluruh Indonesia di Pandeglang, Sabtu (9/1/2016).

Ironisnya lagi, kata Neneng tidak kurang ratusan tenaga guru honorer di Banten harus menelan pil pahit dalam menanti upah yang dibayarkan pemerintah. Dimana gaji mereka sangat minim dan itupun dibayarkan harus menunggu berbulan-bulan.

“Dari catatan, ada sebanyak 150 ribu tenaga pengajar honorer di Banten. Sementara gaji kami ini minim dan itupun harus di rapel berbulan-bulan. Belum lagi fenomena lainnya adalah ketika para guru honor ini pension ketika memasuki usianya, maka adakah perhatian terhadap kita semua. Makanya ini menjadi kegelisahan kita semua, untuk kemudian membentuk FSPTK,”ujar Neneng.
Salah seorang Pembina FSPTK Fauna Sukma Prayoga menyatakan, merasa miris melihat kondisi para tenaga guru honorer. Padahal keberadaan mereka sangat mulia dalam membina SDM bangsa ini. Akan tetapi keberadaan mereka kerapkali dilupakan.

“Anak didiknya bisa sejahtera tapi kita para tenaganya belangsak. Padahal mereka mampu memberikan kontribusi terhadap bangsa

Anak didiknya bisa sejahtera tapi kita para tenaganya belangsak. Padahal mereka mampu memberikan kontribusi terhadap bangsa ini. FSPTK harus mampu memberikan masukan itu kepada pemerintah. Harus disampaikan rekomendasi ini kepada pemerintah. Keberadaan FSPKT didaftarkan ke Mendagri dan Kementrian tenaga kerja. Lebih dari itu bisa juga ke tingkat dunia di Ohio,masukan ini sebagai serikat yang terdaftar,”tegasnya.

Kepala bidang tenaga kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Pandeglang Dadan Pohan mengapresiasi atas keberadaan federasi tenaga pengajar ini. Dengan begitu, diharapkan bisa menjadi payung atas keberadaan mereka.

“Khususnya tenaga kerja, kita slelau menyambut baik setiap organisasi serikat tenaga pekkerja yang dibetuk. Asalkan mereka itu melandasarkan kepada 3 undang-undang. Pertama undang-undang 21 tahun 2000, kemudian undang-undang 13 tahun 2003, dan ketiga Kemenaker 16 tahun 2001. Selama mereka berlandasakan atas 3 undang-undang itu kita sambut baik dan kita catatkan pendaftarannya. Maka dalam setiap ada kegiatan organisasi serikat pekerja, mereka kita libatkan,”pungkas Dadan.

Sementara dalam Munas tersebut turut hadir kepengurusan dari provinsi lain seperti Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa barat.(dhyieng/LLJ)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *