Festival Tradisional Bahasa Jawa Serang 2015 Dibanjiri Pengunjung

Serang,fesbukbantennews.com (15/11/201) – Pengunjung Festival Tradisional Bahasa Jawa Serang 2015 yang diselenggarakan di Rumah Dunia,Kota Serang, Sabtu (14/11/2015) membludak. Terutama festival kuliner yang menyajikan makanan khas Serang-Banten. Dan jarang ditemukan di pasaran.

Panitia sedang menyiapkan Nasi Samin dan rabeg.(LLJ)
Panitia sedang menyiapkan Nasi Samin dan rabeg.(LLJ)

Dalam festival yang dibuka oleh wakil Walikota Serang Sulhi Choir, ratusan pengunjung baik anggota BJS, mahasiswa, dan masyarakat sekitar, dari dalam dan luar Provinsi Banten, sejak siang pukul 14.00 wib hingga 22.00 wib nampak antusias mengikuti rangkaian acara festival.

Puluhan jenis makanan khas Serang hasil sumbangan dari anggota BJS dan masyarakat umum seperti Kolak Radio, gengsot, sambel blohok,kont*l Sapi, bontot Pontang,awug-awug,kroket dll, habis dalam sekejap oleh para pengunjung.

Usai menikmati makanan jajanan, setelah istirahat sebentar untuk menunaikan sholat Ashar, lalu ratusan pengunjung menikmati makan bersama di atas daun pisang. Berupa nasi samin dan rabeg.

Lalu, setelah lepas Maghrib, pengunjung disuguhi nyanyian lagu-lagu berbahasa jawa Serang dan pusi yang berbahsa Jawa Serang juga.

Salah seorang pengunjung yang belum lama tinggal di Kota Serang, Mulyana mengatakan, dirinya sngat senang bisa menikmati makanan khas Serang.”bukan masalah gratisnya, tapi ini bener-bener kuliner yang belum saya ketahui,” ujar pria paruh baya kelahiran Tasikmalaya, Jawa-Barat ini.

Sementara, seorang pengunjung dari Pandeglang Selatan, Saepudin mengungkapkan, festival tersebut sangat menarik dan perlu dilestarikan. “Wah, ini sangat menarik dan jarang diadakan oleh pihak pemerintah mau pun masyarakat lainnya,” katanya.

Sementara, pada pagi hari sebelumnya, wakil walikota Serang Sulhi Choir saat membuka Festival mengatakan, warga serang jangan malu menggunakan bahasa Jawa Serang.Bahasa Jawa Serang sudah ada sejak Zaman Kesultana Maulana Hasanudin Banten.

“Jangan merasa malu menggunakan bahasa Jawa Serang. Kita harus merasa bangga memakai bahasa Jawa Serang,” kata Sulhi.

Bahasa Jawa Serang, lanjut Sulhi, merupakan warisan budaya daerah di Provinsi Banten, harus dilestarikan oleh generasi penerus khususnya di wilayah Serang.

Ia juga mengatakan, bahasa Jawa Serang mudah dipelajari dan bisa dipakai dalam bahasa keseharian di Serang.

Sehingga, kelestarian dan keberlangsungan bahasa Jawa Serang sebagai kearifan lokal akan tetap terjaga dengan baik untuk mengikat tali persaudaraan dan kekeluargaan di Serang.

Sejak tahun ajaran 2015, teggas Sulhi, Bahasa Jawa Serang masuk dalam kurikulum muatan lokal di sekolah tingkat dasar (SD) di Kota dan Kabupaten Serang, dalam upaya melestarikan bahasa daerah di wilayah Serang.

“Saat ini di tingkat SD sudah masuk kurikulum muatan lokal. Kedepan kita dorong masuk di kurikulum muatan lokal tingkat SMP dan SMA,” katanya.

Sementara itu, slah seorang pendiri Komunitas Bahasa Jawa Serang Tb Ahmad Fauzi mengatakan adanya Komunitas Bahasa Jawa Serang sebagai salah satu wadah untuk melestarikan bahasa Jawa Serang sebagai warisan budaya untuk masyarakat Serang.

Pihaknya mendorong agar bahasa Jawa Serang masuk dalam kurikulum muatan lokal di SMP dan SMA, khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Serang.

“Kami ingin mendorong masyarakat Kota dan Kabupaten Serang mencintai bahasa yang dilahirkan nenek moyangnya.”terang Fauzi.

Selain menghadirkaan berbagai seni dan budaya tradisional Serang, dalam Festival tersebut, lanjut Fauzi, ada festival makanan khas, serta kegiatan diskusi.

“Kegiatan BJS juga. Bergerak di bidang sosial untuk memfasilitasi membantu masyarakat miskin karena komunitas kami anggotanya sekitar 16 ribu orang,” tukasnya.(LLJ)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *