Serang,fesbukbantennews.com (4/9/2015) – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Gampar) melakukan aksi di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Kamis (3/9/2015).Mereka menentang Gubernur Banten, Rano Karno yang mengusulkan pencopotan Kurdi Matin dari jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Banten.

Namun, aksi unjukrasa yang digelar mahasiswa ini berakhir ricuh. Ratusan polisi dari Kepolisian Daerah Banten memaksa mundur mahasiswa dengan water cannon, pasukan sepeda motor dan anjing. Bahkan, sejumlah mahasiswa nampak tersungkur ke tanah akibat terkena water canon.
Dalam memukul mundur mahasiswa, polisi melakukan dua kali serangan. Pertama, polisi memaksa mahasiswa mundur dengan water canon dan polisi berseragam pengamanan lengkap. Kedua selain dengan water canon dan polisi berseragam pengamanan lengkap, polisi pun menurunkan pasukan menggunakan sepeda motor dan dua ekor anjing.
Pada serangan pertama, polisi berhasil membuat mahasiswa mundur hingga beberapa puluh meter dari pusat awal aksi yaitu di depan gerbang Kawasan KP3B. Serangan kedua, polisi memaksa mahasiswa mundur hingga persimpangan lampu merah Palima.
Dalam aksinya, mahasiswa mengungkapkan, pasca tumbangnya kepemimpinan Ratu Atut Chosiyah sebagai orang nomor satu di Banten, kepemimpinan dipegang oleh Rano Karno. Dengan beralihnya kepemimpinan masyarakat berharap perubahan kearah yang lebih baik bisa terjadi di bawah kepimpinan Rano.
“Harapan hanya sebuah harapan, kondisi Banten ternyata tidak kunjung membaik, kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan APBD masih menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai,” kata salah satu mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa, Nedi Suryadi.
Nedi mengatakan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Provinsi Banten dari tahun 2012 hingga tahun 2013 terus meningkat. “Tahun 2013 adalah awal Rano memimpin Banten, yang sebelumnya berstatus sebagai Wakil Gubernur. Dengan umur yang cukup lama menjadi pemimpin, seharusnya Rano dapat lebih progres dalam menangani segala problematika yang ada,” kata Nedi. (jimt/LLJ).
Tinggalkan Balasan