Bukan SILATURAHMI tapi SHILATURROHIM (Oleh: Habib Al-Bantany*)

TELAH lazim bagi kita sering mengucap kata “Silahturahmi” ketika berbicara tentang pentingnya hubungan kekeluargaan atau saling menjaga ikatan kekerabatan di antara sesama

Habib Al Banteny.(foto:ist)
Habib Al Banteny.(foto:ist)

muslim. nampaknya semua itu bila ditelaah lebih adalah tatanan kata yang tidak tepat. bagaimana bisa dibilang tidak tepat.

Arti SILATURAHMI ternyata sangat berbeda dengan arti SILATUROHIM. Susunan hurufnya hampir sama. Perbedaannnya hanya ada pada akhiran yang ada pada huruf “MIM”. Namun ternyata ini bisa menjadikan arti yang berbeda.

Pada dasarnya arti SILATURAHMI berasal dari dua kata,
“SILAH/SHILAH” dan “RAHMI”. Silah artinya menyambungkan. Sedang rahmi artinya rasa nyeri yang diderita para ibu ketika melahirkan dan ada juga yang mengartikan menyambungkan tali pusar ibu ke anaknya sat dalam RAHIM ibunya. Jadi arti SILATURAHMI adalah menyambungkan rasa nyeri ketika melahirkan. Hal ini tentu sangat berbeda dengan arti SILATUROHIM yang memiliki arti menyambungkan rasa kasih sayang. jadi antara rasa nyeri rahim dengan “ RAHIM “( baca ROHIM ) yang berarti rasa kasih sayang dan pengertian sangatlah tidak nyambung. Namun harap maklum dengan orang kita yang memang tidak tahu atau belum tahu tentang hal ini karena tidak mempelajri dari Bahasa ASLINYA YAITU BAHASA ‘ARAB. Salah kaprah yang terlanjur diterima masyarakat luas sebagai sebuah kebenaran, memang susah untuk diluruskan. Karena bahasa dan dialek serta artikulasi sangat erat kaitannya dengan budaya setempat. Contohnya kita sudah terbiasa mengucapkan RAMADLAN daripada ROMADLON. Sedangkan ” artikulasi kata RAHMI dalam bahasa berarti kandungan. Kata ROHIM justru jarang di ucapkan dalam kehidupan sehari-hari, ini FAKTA NYATA dari ke ikut sertaan berkata dari orang lain dan tidak memahami asal usul bahasa yaitu dari bahasa ‘ARAB .

Arti dan ma’na SILATUROHIM dan manfaatnya sangat besar terhadap manusia. Ber SILATUROHIM itu termasuk amalan mulia yang berpahala besar. Bahkan terhadap orang-orang muslim yang sudah wafat pun, Rasulullah SAW tetap menyuruh kita untuk terus menjalin SILATUROHIM, yaitu dengan menziarahi kuburannya, mendoakannya dan atau berbuat baik kepada teman-teman dekat mereka yang masih hidup. “Ziarah kubur adalah Sunnah Rasulullah SAW. Ziarah juga adalah cara kita untuk mendoakan orang-orang yang telah mendahului kita, Allooh berfirman dala Al Quran Surat Al Hasyr ayat 10.
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلْإِيمَٰنِ وَلَا تَجْعَلْ فِى قُلُوبِنَا غِلًّۭا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٌۭ رَّحِيمٌ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.
Manfaat dan hikamh SILATUROHIM/SHILATUROHIM
1. Mendapatkan ridho Allah SWT.
2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang berSILATUROHIM
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat..
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka ber SILATUROHIM) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata,
أَتى رَجُلٌ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلََّمَ فَلَالَ: يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوْنَ وَأَحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسٍيْئُونَ إِلَىَّ وَيَجْهَلُوْنَ عَلَى وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ، قَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا تَقُوْلُ كَأَنَّمَا تُسْفُّهُمُ الْمَلَّ، وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتُ عَلَى ذَلَكَ
“Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah!, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang aku jalin terus hubunganku dengan mereka, tapi mereka memutuskan hubungannya denganku, aku berbuat baik kepada mereka, tapi mereka berbuat jahat kepadaku. Mereka menyakitiku, tapi aku membalasnya dengan lemah lembut.”‘ Rasulullah menjawab, “Sekiranya kejadiannya seperti apa yang engkau katakan, maka engkau memberikan mereka bara api, sedangkan pertolongan Allah senantiasa menyertaimu atas mereka selama engkau berlaku seperti itu.”

Dari Abdurrahman bin Auf, bahwasanya dia mendengar Rasulullah slwllallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا الرَّحْمَنُ وَاَنَا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنِ اسْمِى فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ .
“Alloh Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku Ar-Rohman (Yang Maha Pengasih), Aku telah menciptakan rahim yang Aku ambilkan dari nama-Ku, barang siapa menjalin hubungan silaturrahim, maka Aku akan menyambungkannya, dan barang siapa memutus hubungan silaturrahim, maka Aku akan putuskan hubungan dengannya.’”
Dari Abu Al Anbas, dia berkata, “Aku mengunjungi Abdullah ibnu Umar di kampung Wahth -yakni tanahnya yang di Thaif- lalu berkata, ‘Rasulullah sliallallahu ‘alaihi wasallam merapatkan jarinya kepadaku lalu bersabda,
الرَّحِمُ شَجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، فَمَنْ يَصِلَهَا يَصِلَهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ لَهَا لِسَانٌ طَلْقٌ ذَلَقٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Rohim adalah bagian dari Ar-Rohman (Yang Maha Pengasih). Barang siapa menjalinnya (hubungan silaturrohim), maka Alloh akan menyambungnya dan barang siapa memutuskannya (hubungan Silaturrohmi), maka Alloh akan memutuskannya. Rohim mempunyai lisan yang fasih dan lancar pada hari kiamat nanti.”

Dari Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الرَّحِمُ شَجْنَةٌ مِنَ اللهِِ مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللهُ
“Rohim itu sebagian rahmat Allah. Barang siapa menjalin hubungan silaturrohmi, maka Alloh akan menjalin hubungannya dan barang siapa memutus hubungan silaturrohim maka Alloh akan memutuskannya.”

Dari Abu Ayyub Al Anshari, bahwa seorang Arab Badui menghadang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perjalanannya, lalu berkata,
أَخْبِرْنِي مَا يُقَرِّبُنِى مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ، قَالَ: تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ “Ceritakanlah kepadaku hal-hal yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka,” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sembahlah Allah dan janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dirikanlah shalat, bayarlah zakat, dan sambunglah

Dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrohim.”
Dari Jubair ibnu Muth’im, bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
٤٥/٦٤ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturrahim.”

Dari Abu Bakrah, dia berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْعُقُوْبَةَ لِصَاحِبِهِ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
“Ceritakanlah kepadaku hal-hal yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka,” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Sembahlah Allah dan janganlah engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dirikanlah shalat, bayarlah zakat, dan sambunglah

Dari Anas ibnu Malik, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan ditambah umurnya, maka hendaklah menjalin silaturrohim.”
Dari Jubair ibnu Muth’im, bahwasanya dia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
٤٥/٦٤ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturrahim.”

Dari Abu Bakrah, dia berkata “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى الْعُقُوْبَةَ لِصَاحِبِهِ فِي الدُّنْيَا مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ
Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan oleh Alloh siksaannya bagi pelakunya di dunia dan disimpan sisanya di akhirat daripada aniaya dan memutus silaturrohim’.”

Dari Bakkar bin Abdul Aziz dari bapaknya dari kakeknya (Abu Bakarah) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
كل ذنوب يؤخر الله منها ما شاء إلى يوم القيامة إلا البغى وعقوق الوالدين أو قطيعة الرحم يعجل لصاحبها في الدنيا قبل الموت
“Setiap dosa akan diakhirkan (siksanya) oleh Alloh sesuai dengan kehendak-Nya sampai hari kiamat kecuali perbuatan aniaya durhaka terhadap kedua orang tua atau memutus tali silaturrohim

Kesimpulannya. Tidak ada hadits maupun al quran yag mengatakan ROHMI tapi ROHIM.(LLJ)

Habib Al-Bantany, warga Banten.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *