Tinggal di Rumah Kumuh Dekat Kantor Rano, Sekeluarga Sakit Mau Berobat Tak Punya Duit

Serang,fesbukbantennews.com (16/8/2015) – Miris, hanya mampu mengelus dada. Saat memasuki rumah Misra (65) di Desa Cipete, Kecamatan Curug, Kota Serang. Selain kumuh dan sempit, rumah tersebut dihuni 5 orang yang kesemuanya mengalami sakit parah. Mau berobat mereka tak mampu, karena tak punya uang.

Kondisi Rumah Misra an anak-anaknya yang sakit parah.(LLJ)
Kondisi Rumah Misra an anak-anaknya yang sakit parah.(LLJ)

Jika kita masih memiliki hati nurani, kita akan berulangkali mengelus dada jika memasuki rumah Misra, sekitar 10 menit dari kantor Gubernur Banten di Kawasan Pusat Pemerintahan Banten (KP3B).
Bagaimana tidak, di rumah berukuran sekitar 7 X 5 meter tersebut, meski dari luar nampak bagus, ternyata di dalamnya sangat kumuh. Dan diisi oleh 5 anggota keluarga yang semuanya berpenyakit parah. Bahkan dua diantaranya sudah bertahun-tahun tak bisa diobati.

Misra selaku kepala keluarga sudah lama sering mengalami batuk. Istrinya, Ranti (55) matanya sudah lama tak jelas melihat. Ruminah (25) sudah dua tahun mengalami kurang gizi dan gangguan jiwa. Homsanah (35) sudah belasan tahun mengalami gangguan mental. Dan terakhir, Sukanah (9 bulan, anak dari Ruminah ) kekurangan gizi lantaran minum susu seadanya.

“Yah mau berobat gimana pak, makan aja susah, maklum kuli pembuat bata, ” kata Misra ditemui dir rumahnya, Minggu (16/8/2015) sore.

Misra bercerita, di rumah tersebut semuanya sakit,dan yang terparah adalah Homsanah dan Ruminah.

“Homsanah sudah belasan tahun sakit. Matanya sudah seperti pecah. Dia sekarang diam saja, sejak dulu dinyatakan mati suri. Ruminah sudah dua tahun sakit. Sejak suaminya menceraikan dia dua tahun yang lalu,” kata Misra.

Bahkan, anak yang paling besar, Homsanah, makan dan buang air besar di kasur.

Selain mengurus anak-anaknya yang sakit, Misra juga mengurus cucunya, Sukanah (anak Ruminah). Lantaran ibunya bayi tersebut sudah mengalami gangguan jiwa.

“Mau gimana lagi, bayi tersebut ibunya sakit,otomatis saya dan istri yang ngurusnya,” ujar Misra.

Sementara, rumahnya yang kumuh tersebut terpaksa dia tempati meski seringkali dia merasa was-was, jika sewaktu-waktu akan roboh.”saya takut juga pak, kalau hujan kebanjiran. Kalo angin kencang mau ambruk,” ucap Misra.

Keinginannya sih memperbaii rumah tersebut. Apadaya, hasil kerja dia hany cukup untuk makan dan susu cucunya.

“Belum dapat bantuan dari manpun pak, pasrh saja,” kata Misra.(LLJ)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *