Warga di Malingping Gotong-royong Renovasi Rumah Warga Miskin

0
199

Lebak,fesbukbantennews.com (13/9/2017) – Sungguh Ironis, Banyak warga miskin Kabupaten Lebak yang tidak terjangkau dengan program-program sosial yang diselenggarakan pemerintah. Persoalan paling kasat mata yakni menyangkut hak warga untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak.

Warga gotong-royong bedah rumah Warga Nambo, Pagelaran, Malingping , Lebak,Banten.

Adanya program rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni  (Rutilahu) dari pemerintah, rupanya belum merata, lantaran pada faktanya masih banyak warga miskin mendiami gubuk yang nyaris roboh, bahkan masih banyak wilayah di Kabupaten Lebak yang belum tersentuh program tersebut.

Seperti yang terjadi di Desa Pagelaran, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Dalam sepekan ini, warga di wilayah tersebut sudah membangun dua rumah warga yang nyaris roboh secara gotong royong.

Kedua rumah tersebut, yakni rumah milik pasutri Rohim dan Yeni, Kampung Cibayawak dan rumah Sutiah, janda miskin berusia 67 tahun di Kampung Nambo. Sementara dana yang didapat, selain dari swadaya masyarakat, juga dari hasil penggalangan dana.

“Di wilayah kita ini masih banyak rumah warga miskin yang tidak tersentuh program pemerintah. Minggu ini warga sudah merobohkan 2 rumah di desa ini, karena kondisinya sudah hampir roboh,” papar Usep Setiana, salah seorang warga saat ditemui di Rumah Sutiah yang sedang dibangun oleh tetangganya secara gotong royong, di Kampung Nambo, Desa Pagelaran, Senin, 11/09/2017.

“Ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah, baik pemerintah pusat, terlebih pemerintah daerah,” imbuhnya.

Ketua RT 04/02, Ades, mengaku khawatir, karena menurutnya, jika rumah janda tua yang tinggal sebatang kara itu dibiarkan, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Sementara kata Ades, dana yang dikumpulkannya saat ini hanya baru ada Rp500 ribu.

“Kami inisiatif untuk menyumbangkan dana alakadarnya dan tenaga karena kami sangat prihatin melihat kondisi rumah bu Sutiah ini. Karena takut keburu roboh, ya sudah kami gotong royong walaupun dana yang ada sangat minim, dananya masih sangat minim, baru dapat Rp500 ribu” ujarnya.

Achmad Rifai, warga setempat, yang juga mantan anggota DPRD Banten, mengatakan, perbaikan rumah tidak layak huni ini, kata Rifai merupakan tanggung jawab pemerintah, meski demikian menurutnya kepedulian masyarakat terhadap sesama ini, sebuah budaya yang harus tetap dijaga.

“Warga sekitar yang dipimpin oleh RTnya ini punya kepedulian yang tinggi terhadap apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya, ini adalah contoh baik yang perlu ditiru oleh para pemangku kebijakan dan masyarakat lainnya yang punya rejeki lebih. Sebenarnya ini adalah tanggung jawab pemerintah,” papar Rifai.(young/LLJ)