Warga Banten di Taiwan Bantu Pembangunan Ponpes Korban Longsor di Anyer

0
383

Serang,fesbukbantennews.com (21/8/2016) – Warga Banten yang berada di negara Taiwan yang tergabung dalam Paguyuban Baduy Taiwan atau Banten Bersatu (PBT BB),memberikan bantuan ke Pondok Pesantren Alukhrowiyah di Kampung Bengras Desa Sindang Mandi,Kecamatan Anyer,Kabupaten Serang,Sabtu (20/8/2016). Yang menjadi korban banjir dan longsor Juli 2016 kemarin.

Paguyuban Baduy-Taiwan memberikan bantuan ke ponpesdi Kecamatan Anyer,kabupaten Serang.(LLJ)
Paguyuban Baduy-Taiwan memberikan bantuan ke ponpesdi Kecamatan Anyer,kabupaten Serang.(LLJ)

Bantuan berupa uang yang diberikan langsung oleh ketua Paguyuban Baduy Taiwan Aria Kingking  didamping relawan Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS) kepada pimpinan Ponpes Alukhrowiyah KH Rasimin, berupa uang yang diperuntukkan pembelian bahan bangunan untuk pembangunan mushola dan jembatan.

 

“kami memberikan bantuan ke pesantren ini alakadarnya, sekedar membantu pembangunan ,keperluan pembangunan fisik di pesantren yang rusak akibat diterjang banjir dan longsor,” kata Aria di lokasi pesantren.

 

Aria mengungkapkan,meskipun dia dan teman-temannya yang berada di Taiwan jauh dari lokasi bencana,namun tetap memantau musibah yang menimpa kawasan Anyer,Mancak dan Carita. “kami meski di Taiwan,tetap peduli ke Banten. Dan sebagai sedikit kepedulian kami dengan melakukan penggalangan dana untuk disumbangkan kepada korban bencana longsor ini,” terangnya.

 

Dia berharap,dengan bantuan dari warga Banten di Taiwan tersebut,beban ponpes Alukhrowiyah sedikit berkurang.

 

Pimpinan Ponpes Alukhrowiyah, KH Rasimin ,seusai menerima bantuan dari perwakilan Baduy Taiwan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada warga Banten di Taiwan dan juga komunitas BJS.

 

“Kami sangat berterima kasih. Dengan bantuan ini.mudah-mudahan para donatur selalu diberi kemudahan segalanya oleh Allah,” kata KH Rasimin.

 

Sementara, berdasarkan pantaun di lokasi, pesantren yabg sudah puluhan tahun berdiri, bagian depannya sudaah porak poranda. Sementara, jembatan yang menuju ke ponpes tersebut hancur. Sehingga warga dan santri terpaksa membuat jembatan seadanya dari bambu. (LLJ)