Transaksi di Pasar Ekonomi Kreatif Serpong Tangerang Gunakan Uang Bambu

0
234

Tangerang, fesbukbantennews.com ( 15/2/2019) – Untuk menghidupkan Kembali Kearifan Lokal dan peradaban ekonomi Nusantara diselenggarakan Pasar Ekonomi Kreatif Serpong yang digelar di Akademi Bambu Nusantara  (ABN) , Serpong,Tangerang Selatan, Banten  dari tanggal 14-16 Februari 2019.

Salah satu stand di pasar Ekonomi Kreatif Serpong.

Dalam acara tersebut pedagangnya memakai pakaian adat transaksinya memakai sedotan dan gantungan kunci dari bambu,kemasannya serba bambu.Seni dan budaya lokal Kuliner khas Tangsel dan Banten.

Dalam acara yang dihadiri Walikota Tangsel  Airin Rahmi Diani Sultan Banten ke 18 Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddinn Sultan Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja), pelaku di bidang ekonomi kreatif dan undangan lainnya.digelar juga kerajinan ramah lingkungan, kesenian dan budaya khas Tanggsel, Banten dan Nusantara,Seminar dan Workshop.

Walikota Tangsel Airin dan Owner ABN.

Airin  dalam sambutannya mengatakan bahwa sesuai dengan Visi Kota Tangsel adalah Terwujudnya Tangsel Kota Cerdas, Berkualitas dan Berdaya Saing berbasis Teknologi dan Inovasi.

“Oleh karena itu, Pemkot Tangsel sangat mendukung event Pasar Ekonomi Kreatif (pekraf) ini sebagai salah satu usaha untuk mendukung dan mempercepat tercapainya visi tersebut,” ujar Airin.

Di PEKraf ini, lanjut Airin, terjalin sinergi dan kolaborasi semua stakeholder, pemkot menyediakan lahannya, komunitas memanfaatkannya untuk kegiatan yang positif, para pelaku ukm dan ikm bisa berdagang dan masyarakat bisa menikmati suasana pasar seperti zaman dulu.

“Ke depan, Pemkot Tangsel akan mendorong event tematik seperti PEKraf ini di duplikasi di tempat-tempat lainnya sehingga bisa menambah destinasi ekowisata yang ada di Kota Tangsel,” katanya.

Mukoddas Syuhada, Owner Akademi Bambu Nusantara (ABN) mengatakan bahwa Akademi Bambu Nusantara (ABN)

adalah tempat yang sangat minimal membebani lingkungan, Oase di tengah hutan beton megapolitannya Tangsel.

 

“Tidak hanya banyak oksigennya, tetapi ditempat inilah ide-ide cerdas dan innovatif teknologi bambu muncul termasuk Pasar Ekonomi Kreatif yang dimulai tahun 2016 yang lalu dan berhenti tahun 2017 karena terkena bencana angin puting beliung dan baru mulai lagi di tahun 2019 ini,” kata Mukodas.

 

Selain itu, sambung dia,  koleksi bambu Nusantara dan Dunia yang jarang sekali ditemui di Kota, seperti Betung, Hitam, Tutul, Budha (ditanam khusus oleh Bu Wali), Rambat, NeoLoleba, Madu, Dragon Bambu, Guadua, China, Jepang dan Sembilang ada disini.

 

“Di tempat ini pula ribuan bibit bambu, ditanam di bumi Indonesia bahkan ada yang ditanam di Malaysia, termasuk di Tangsel untuk menghijaukan Bukit Sampah Cipeucang, jalur hijau, hutan kota, sempadan sungai, situ dan tandon. Meskipun ada beberapa bambu yang ditanam sama Kami, habis juga ditebang atas nama pembangunan” Ujarnya

 

Mukodas pun menambahkan bahwa Akademi Bambu Nusantra juga mengembangkan konsep SABUMI, Desa Bambu Milenial, mulai hunian, interior, meubel furniture, peralatan makan minum sampai aktivitasnya serba bambu, jadi ini akan jadi desa tematik yang akan mendatangkan banyak wisatawan.(bagja/LLJ)