Tekan Pengangguran, Bupati Serang: Kita Bangun Workshop Pelatihan Kerja

0
202

Serang,fesbukbantennews.com (3/4/2018) – Pemerintah Kabupaten Serang mendapatkan kuota 500 orang untuk latihan di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BPLK) selama tiga bulan. Hal itu sebagai upaya menaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Serang. Salah satunya, menekan angka pengangguran dan memberikan keterampilan sesuai bidang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Hal itu dikatakan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah setelah menyambut Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri di Serang, Senin (02/04/2018).

Bupati Serang Rt Tatu Chasanah (kiri) mendampingi menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri di Serang, Senin (02/04/2018).

Tatu menjelaskan, Pemkab Serang bersedia mengeluarkan anggaran dari APBD untuk memastikan 20 orang bisa masuk dalam pelatihan tekhnisi yang disediakan oleh kementrian. Pasalnya, dalam pelatihan tekhnisi tersebut peserta dipastikan mendapatkan kuota untuk bekerja dalam perusahaan. “ Seperti yang mentri bilang tadi, bahwa tekhnisi khusus peserta sudah di boking oleh masing-masing perusahaan untuk langsung bekerja dan menjadi solusi bagi kami untuk menegntaskan pengangguran,”

Ia menambahkan, Pemkab Serang berencana akan membuat workshop pelatihan kerja yang dengan melibatkan perusahaan swasta dengan memberikan pelatihan sesuai kebutuhan di masing-masing perusahaan. Selain itu, Pemkab Serang juga akan mengirimkan peserta pelatihan di BLK yang sudah diajak kerjasama “Kita komunikasi dengan pihak HRD di perusahaan bagian apa yang dibutuhkan dan kita adakan dalam pelatihan tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan Muhamad Hanif Dhakiri mengatakan, program teknisi industri yang pelatihannya dilakukan selama dua tahun merupakan program unggulan di BLK Serang yang sesuai dengan kebutuhan industri sehingga lulusannya terserap 100 persen ke pasar kerja. “Berdasarkan pengalaman sebelumnya, 100 persen alumni program teknisi industri bisa terserap ke pasar kerja. Karena, mereka dilatih dengan lebih banyak praktik yang disesuaikan dengan kebutuhan industri,” katanya.

Hanif juga meminta kalangan industri untuk tidak memperlakukan lulusan teknisi industri seperti lulusan SMA biasa. Pasalnya, memiliki sertifikat kompetensi yang dimiliki lulusan Diploma Tiga. “Mereka ini anak-anak yang luar biasa. Jadi tidak kalah jika dibandingkan dengan yang lulusan politeknik selama tiga tahun,” tutur Menaker Hanif. (BukanADV/LLJ).