Tegur Kakak Kelas Yang Tak Ikut Upacara Bendera, Akmal Kepalanya Bocor Dipukul

0
213

Serang,fesbukbantennews.com (9/11/2017) – Akmal (16), siswa kelas 2 SMA 5 Kota Serang, terbaring lemah di rumahnya. Itu setelah Akmal dioperasi pada bagian dahinya yang bocor akibat pemukulan yang dilakukan siswa lainnya.

Akmal ,korban pemukulan kakak kelas hanya mampu terbaring .

Eni ibu korban menceritakan,  kronologis pemukulan disertai pengeroyokan terhadap Akmal berawal saat anaknya yang merupakan salah satu anggota OSIS bidang Komisi Disiplin (Komdis), menegur siswa bernama M Zul, untuk mengikuti upacara bendera pada Senin (23/10/17). Namun M Zul yang merupakan siswa kelas 3 merasa tersinggung mendapat teguran dari adik kelasnya tersebut.

“M Zul mengacuhkan teguran Akmal dan mengancam akan mendatangi Akmal sepulang sekolah,” kata Eni. Saat itu AMH tidak mengtahui M Zul adalah kakak kelasnya. Dan ucapan M Zul dibuktikan bahkan lebih cepat dari ancamannya yakni selepas upacara di depan kelas Akmal. Akmal didatangi tiga orang dan langsung dikeroyok. Salah satu diantaranya melakukan pemukulan dengan benda keras yang dibungkus plastik berisi coran dan mengenai kepala Akmal.

“Awalnya negur pas mau upacara. Karena anak saya di OSIS bagian komdis. Setelah upacara, yang ditegur bawa temannya bertiga dan melakukan pemukulan dengan benda keras,” kata Eni, ditemui di kediamannya di Griya Lopang Indah, Kota Serang, (8/11/17).

Atas kejadian tersebut Akmal langsung dibawa ke salah satu rumah sakit di Kota Serang dan mendapatkan perawatan.

“Setelah menunggu empat jam, keluar hasilnya kalau dahinya amblas dan harus dioperasi,” ucapnya.

Operasi tersebut, ucap Eni harus segera dilakukan dengan biaya Rp80 hingga Rp100 juta. mengetahui hal tersebut, Ibu Eni meminta tanggung jawab orangtua pelaku. Namun saat digelar pertemuan yang dilaksanakan di Sekolah orang tua pelaku hanya memberikan uang sebanyak Rp3 juta dengan banyak alasan yang disampaikan.

“Dia (orang tua pelaku)  itu mengelak dengan disaksikan guru. Dari Rp80 juta hanya dikasih Rp3 juta. Uang itu tidak kita ambil,” tandasnya.

Padahal, tambah Eni dipertemuan sebelumnya yang juga digelar di sekolah, orangtua pelaku meminta diselesaikan dengan kekeluargaan dan siap membantu Akmal hingga sembuh.

“Obrolan itu membuat kesepakatan diatas materai kalo dia berjanji akan mengobati Anak saya sampai sembuh,” paparnya.

Akhirnya dengan kecewa Eni pulang tanpa membawa uang Rp3 juta yang diserahkan orangtua pelaku. Untuk tetap melakukan operasi yang mencapai Rp100 juta Ia terpaksa menggadaikan rumahnya.

Mahmudin ayah Akmal menambahkan, mengetahui sikap orang tua pelaku, akhirnya kasusnya Ia laporkan Polresta Serang.

“Tanggal 28 Oktober pelaporan ke polres Serang,” ucapnya.

Dari sekolah, Mahmudin mengaku mendapat bantuan hanya sebesar Rp5 juta. Namun ia menyayangkan pihak sekolah yang hanya memberikan peringatan kepada pelaku.

“Anak saya sudah dioperasi,  sedangkan pihak sekolah hanya memberi peringatan keras, peringatan terakhir, ” kesalnya.

Terpisah, Kapolresta Serang AKBP Komarudin saat dikonfirmasi mengatakan, semua kasus dan laporan yang masuk akan ditindak lanjuti dan akan diproses.

“Semua laporan masuk akan kita proses. Tidak ada istilah kasus di bekukan, jangankan kasus yang baru-baru ini, kasus yang sudah dua tahun lalu saja tetap kita proses,” tegasnya.
(BS/Rdn/LLJ).