Sultan Banten Mengutuk Keras Krisis Kemanusiaan di Myanmar

0
166

Serang,fesbukbantennews.com (4/9/2017) – Sultan Banten, Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin mendesak penghentian kekerasan terhadap etnis Rohingya di Rakhine, Myanmar seiring terjadinya eskalasi ketegangan di wilayah tersebut, “Penyerangan dan kekerasan yang menimpa Muslim Rohingnya harus segera diakhiri,” ujar Sultan Syarief di Banten Lama, Senin (04/09).

Sultan Banten (tengah).

Beliau mengatakan, Kesultanan Banten mengutuk keras kejadian yang terjadi di Rakhine yang merupakan salah satu negara bagian Myanmar itu. Selain itu Kesultanan Banten mendukung Pemerintah Indonesia mengambil langkah tegas, apapun alasannya dan motifnya, kekerasan tidak bisa dibenarkan dan ditolelir. Perbedaan keyakinan dan ideologi, tidak bisa dijadikan alasan untuk memberangus sebuah kelompok.

“Kami mendukung langkah-langkah Pemerintah Indonesia, untuk menghentikan krisis kemanusiaan ini. Salah satunya dengan menugaskan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia menjalin komunikasi intensif dengan berbagai pihak termasuk Sekretaris Jenderal PBB Bapak Antonio Guterres dan Komisi Penasihat Khusus Untuk Rakhine State, Bapak Kofi Annan untuk menghasilkan solusi demi menghentikan krisis Kemanusiaan ini,” lanjut Sultan Syarif.

Berikut isi pernyataan sikap Kesultanan Banten:
1. Menentang sekeras-kerasnya segala diskriminasi etnik dan agama
2. Menentang genosida yang terjadi di Rohingya yang tidak berperikemanusiaan ini
3. Mendorong Pemerintah Indonesia memberikan sangsi tegas bersama negara-negara lain agar mereka kembali dapat menghargai warga negaranya dan berhenti dari kezaliman itu.
4. Menuntut agar warga Rohingya diberi hak warganegara yang adil dan saksama dengan warganegara yang lain.
5. Mengajak seluruh umat Islam yang ada di Banten untuk melakukan istighotsah dan berdoa bersama di Masjid Raya Albantani, yang akan dilaksanakan pada Selasa, 5 September 2017

“Setiap Muslim adalah saudara kami. Penderitaan mereka adalah penderitaan kami. Tangisan mereka adalah tangisan kami. Bahkan, ini bukan lagi menjadi isu agama tetapi telah menjadi isu kemanusiaan yang menghancurkan nilai dan hak asasi manusia itu sendiri! Kami mendesak kepada Pemerintah Indonesia, utamanya pemerintah Myanmar, Dewan Kemanan PBB dan juga ASEAN untuk proaktif dan mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan tragedi kemanusiaan ini,” jelas Sultan Syarief tegas.

“Saya mengutip Imam Ali Bin Abi Thalib bahwa mereka yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudaramu dalam kemanusiaan. Ungkapan ini penting disampaikan untuk menunjukkan bahwa betapa kemanusiaan adalah basis utama untuk membangun apa yang disebut dengan perdamaian,” pungkas Sultan Syarief Muhammad Ash-Syafiuddin.(Heinz/LLJ)