Sultan Banten ke 18 Rtb Hendra Bambang Wisangeni hadiri Seren Taun Cisungsang 2018

0
272

Lebak, fesbukbantennews.com (6/8/2018) – Ada yang berbeda di Seren Taun Cisungsang tahun 2018 ini dengan hadirnya Sultan Banten ke 18 Ratubagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja. Kepala Adat Kasepuhan Cisungsang, Abah Usep Suyatma menerima rombongan Kesultanan Banten dengan penuh sukacita pada hari Sabtu (04/08/2018) sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Rombongan Kesultanan Banten yang terdiri dari Sultan Banten, KH. Fathul Adhim Chotib, Andi Suhud serta Abdul Rosyid langsung menuju ruangan khusus di Imah Gede (Rumah utama Kasepuhan Cisungsang).

Seren Taun Cisungsang 2018.

Usai menjamu rombongan dengan makan malam secara khusus, Abah Usep berdialog dengan Sultan Banten. “Hapunten ngan sakieu kaayaana” (mohon maaf hanya begini keadaanya) sambut Abah Usep membuka obrolan. “Kami menghaturkan terima kasih atas undangannya dan kami sangat berbahagia dapat menghadiri acara Seren Taun Cisungsang untuk pertama kalinya” sambut Sultan Banten. Dialog selanjutnya berlangsung penuh keakraban dan terlihat keduanya terlibat diskusi yang cukup serius selama hampir kurang lebih 1 jam di ruangan pribadi Abah Usep.

Saat Upacara Seren taun akan dimulai pada minggu keesokan harinya, ritual dibuka dengan penyambutan para tamu. Hal yang berbeda pada penyambutan kali ini dengan upacara tahun-tahun sebelumnya adalah prosesi penyambutan kali ini Abah Usep didampingi oleh Sultan Banten ke 18, tentu saja pemandangan ini menarik perhatian masyarakat yang hadir. Tamu undangan yang hadir diantaranya Eneng Nurcahyati, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten mewakili pemprov Banten, Tb Dedi Miing Gumelar, budayawan, Ade Sumardi, Wakil Bupati Lebak, Yogi Rochmat, Ketua DPRD Lebak, Edi Tioe, Direktur Pt. Cemindo, Direksi Pt. BJB, pejabat Provinsi Banten dan Kabupaten Lebak serta jajaran Polres Lebak, unsur Muspida dan Muspika dan komunitas budayawan.

Sultan Banten Rtb Bambang Wisanggeni bersama abah usep dan Pejabat lainnya mengikuti acara puncak seren taun.

Warisan adat budaya Banten Kidul khususnya Seren Taun Cisungsang harus terus dilestarikan dan dikembangkan sebagai akar kebudayaan yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Kesultanan Banten akan terus mendukung dan mendorong pelestarian kebudayaan khususnya adat budaya Banten yang menjadi ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia agar jangan sampai hilang dan tergerus pengaruh budaya asing yang merusak. ungkap Sultan Banten Rtb HB Wisanggeni di sela sela acara. Kesultanan Banten akan mengagendakan untuk hadir disetiap acara kebudayaan terutama yang mewarisi nilai nilai luhur nenek moyang. Lanjut Sultan Banten.

Sultan Banten bersama kasepuhan Cisungsang sehari sebelum acara puncak seren taun Cisungsang .

Seren Taun Kasepuhan Cisungsang merupakan salah satu tradisi Banten Kidul tahunan yang dijalankan turun temurun dan biasanya diselenggarakan selama seminggu penuh. “Ada lima tahapan ritual mulai dari nibakeun sri ka bumi, ngamitkeun sri ti bumi, salametan rasul pari ti leuit, serah taun, dan cacah jiwa,” ungkap Kepala Adat Kasepuhan Cisungsang, Abah Usep Suyatma Sr.

Tahap pertama ialah nibakeun sri ka bumi yang secara harfiah berarti menurunkan padi ke tanah. Masing-masing ketua kelompok masyarakat adat (rendangan) menyiapkan sejumlah padi dalam bentuk ikatan-ikatan (pocong) untuk dipersiapkan penempatannya di lumbung (leuit) kasepuhan.

Selanjutnya, rangkaian ngamitkeun sri ti bumi dilakukan dengan menghimpun padi hasil panen dari seluruh Kasepuhan Cisungsang. Tahap ketiga yakni salametan rasul pari ti leuit dilakukan dengan mengatur kembali padi yang sudah ada di lumbung sebelum menerima padi baru.

Tahapan keempat adalah serah taun atau seren taun yang merupakan inti dari ritual syukuran panen. Dalam kegiatan ini, hasil padi diserahkan kepada kasepuhan serta pembacaan syukur kepada Tuhan atas keberlimpahan sebelum tahapan terakhir yaitu cacah jiwa dilakukan.

Sejalan seirama dengan tema Seren Taun Kasepuhan Cisungsang tahun ini “Taktak ulah ngaluhuran Sirah, Sing inget kana Purwadaksi” yang bila diterjemahkan secara bebas memiliki arti : “Pundak tidak boleh melebihi Kepala, Harus ingat kepada kearifan leluhur” Abah Usep sebagai Kepala Adat Kasepuhan Cisungsang begitu bijak serta patuh terhadap amanah leluhur tersebut dengan menyambut dan menerima kehadiran Sultan Banten ke 18 begitu istimewa. (ast/LLJ)