Soleh, Diduga Rektor Plagiat Sementara Unggul Dalam Pemilihan

0
1205

Serang,fesbukbantennews (25/5/2015) – Calon rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang periode 2015-2019 Prof Dr Soleh Hidayat yang pada beberapa tahun lalu diterpa dugaan kasus plagiasi unggul suara dalam pemilihan Universitas SUltan Ageng Tirtayasa (Untirta) Serang periode 2015-2019. Yang sedang berlangsung saat ini, Selasa (25/5/2015) di Cilegon. Soleh unggul di tingkat senat dibanding nama-nama calon rektor lainnya.

Logo untirta (net)
Logo untirta (net)

Berdasarkan pantauan hingga 20.300 wib tadi, perolehan pemungutan suara mencatat Sholeh Hidayat meraih suara tertinggi yakni sebanyak 24 suara. Seementara itu posisi kedua ditempati oleh Syadeli Hanafi dengan perolehan suara sebanyak 12 suara. Sedangkan dua bakal calon rektor lainnya yakni Mas Iman Kusnandar dan Sudadio tidak memperoleh suara. Sementara itu, senat Untirta telah menetapkan tiga nama calon rektor yang berhak mengikuti pemilihan Rektor Untirta. Ketiga nama tersebut adalah incumbent Rektor Sholeh Hidayat, Syadeli Hanafi, dan Mas Iman Kusnandar.

Akademisi Untirta, Gandung Ismanto menilai persoalan plagiasi di Kampus Untirta masih seringkali dianggap sepele. Hal ini menurut Gandung karena perubahan pengelolaan kampus Untrta dari perguruan tinggi swasta ke perguruan tinggi negeri belum berjalan maksimal.

“Yang menjadi soal penegakan etika dan implementasi undang-undang ditambah pemahaman lama masih kuat di tingkat rektorat Untirta. Makanya masalah plagiasi masih dianggpa sepele di Untirta,” terang Gandung saat dihubungi, Senin (25/5).

Menanggapi perolehan sementara suara senat, Gandung melihat semangat para pendukung rektor incumbement, Soleh Hidayat lebih merupakan semangat dukungan yang lebih kuat didorong oleh semangat kekeluargaan bukan semangat menegakan etika akademik. “Kalau semangatnya mendorong etika akademik, tidak mungkin dukungan untuk rektor yang pernah tersandung kasus plagiasi diberikan. Ini kan bertentangan dengan undang-undang,” jelasnya.

Ditambahkan Gandung, masalah plagiasi ini bukan masalah utama dalam pendidikan tinggi di Untirta. “Anggapan banyak orang bahwa kasus plagiasi akan selesai selama pemilik tulisan tidak menuntut kepada pelaku plagiasi. Di sinilah lagi-lagi saya katakan iklim dan kesadaran etik di Untirta lemah,” ujarnya.

Imbas dari kasus plagiasi ini, menurut Gandung adalah problem kepemimpinan. “Jangan heran jika mahasiswanya mlakukan hal serupa (plagiasi skripsi dan karya ilmiah lain). Karena rektor tidak akan memindak tegas karena dirinya sebagai pucuk pimpinan juga melakukan hal serupa,” pungkasnya.

Pada kesempatan berbeda kasus plagiasi alias menjiplak karya ilmiah dalam dunia akademik merupakan pelanggaran berat yang harus mendapat sanksi moril. Hal ini sebagai mana diungkapkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Sekjen Kemenristek Dikti Ainun Naim belum lama ini.

“Masalah itu tidak hanya terkait masalah hukum seperti pernah terlibat korupsi atau pelanggaran pidana lainnya. Tetapi, juga terkait masalah etika dalamĀ  dunia pendidikan. Misalnya pernah tersangkut masalah plagiat dalam sebuah karya calon rektor yang bersangkutan,” kata Ainun.

Untuk diketahui Prof Dr Soleh Hidayat pernha tersandung kasus plagiasi pada tahun 2010 lalu. Komisi Etika dan Disiplin Senat Universitas Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten, mempelajari kasus dugaan plagiat karya ilmiah yang diduga melibatkan guru besar Untirta, Prof Dr Sholeh Hidayat. Karya ilmiah Sholeh Hidayat yang berjudul Bermimpi Untirta Menjadi World Class University yang diterbitkan di media massa lokal Banten diduga memiliki banyak kemiripan dengan karya ilmiah yang berjudul Impian Mendorong Unhalu 2025 (sebagai World Class University) karya Laode M Aslan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluleo (Unhalu).

Sholeh Hidayat terpilih menjadi rektor Untirta periode 2011-2015 pada 21 Juli berkat sumbangan suara Mendiknas, yang bernilai 35 persen total suara, pada pemilihan tahap akhir. Padahal, dalam dua tahap awal pemilihan, Sholeh selalu berada di urutan kedua di bawah mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azara.

Sekretaris Panitia Pemilihan Rektor Fatah Sulaeman, menjelaskan setelah penetapan nama tiga calon rektor terpilih sesuai aturan, dalam jangka waktu tiga hari nama-nama tersebut akan diserahkan kepada Kemendikti. “Yang diserahkan, seluruh berkas calon dan hasil tahapan-tahapan yang dilakukan panitia kepada calon,” kata Fatah.

Rektor Untirta saat ini yang dijabat oleh Prof DR Soleh Hidayat akan habis masa jabatannya pada Oktober 2015. Sehingga enam bulan sebelumnya harus sudah dipersiapkan untuk penggantinya.(yhoe/LLJ)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here