Sekdis Pertanian Banten Dampingi Kementan Musnahkan Benih Hortikultura Berbahaya

0
192

Tangerang,fesbukbantennews.com (31/5/2019) — Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Banten Asep Mulya Hidayat bersama Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil dan Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta Imam Djajadi, memusnahkan benih tanaman hortikultura impor yang positif mengandung bakteri dan virus berbahaya berupa bunga carnation sebanyak 15.000 batang dan tomat sebanyak 1 kwintal asli India di Instalasi Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (31/52019).

Pemusnahan Benih Hortikultura Berbahaya Dari India.(ist).

“Benih ini berupa bunga carnation sebanyak 15.000 batang dan tomat sebanyak 1 kwintal, semuanya asal India,” kata Ali Jamil, Kepala Barantan saat lakukan tindakan pemusnahan.

Jamil mengungkapkan, komoditas pertanian impor yang masuk ke wilayah negara Republik Indonesia secara legal dengan menyertakan Surat Kesehatan Tumbuhan dari otoritas karantina di negara asalnya ini dinyatakan positif mengandung bakteri dan virus yang belum ada di Indonesia. Pemeriksaan ulang yang dilakukan karantina pertanian ini adalah prosedur yang biasa dilakukan walaupun telah disertai jaminan PC dari negara asal.

Dari hasil uji analisis laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno Hatta bahwa bibit bunga Carnation asal India positif terinfeksi Carnation Mottle Virus (CarMV) Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina OPTK Kategori A2 golongan 1. Sementara pada Tomat positif mengandung bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae (PSS) OPTK Kategori A1 golongan 1 maka harus dimusnahkan, tambah Jamil.

Merujuk pada Peraturan Menteri Pertanian No. 31/2018 tentang Jenis OPTK bakteri PSS yang ditemukan pada media pembawa tersebut belum ditemukan di Indonesia.

Jamil juga memaparkan pihaknya selama bulan Januari s.d. April 2019 telah melakukan penindakan berupa penahanan sejumlah 1.201 kali, penolakan sejumlah 644 kali dan pemushanan sejumlah 688 kali. Tren yang meningkat, dibandingkan kurun waktu tahun 2018 sebanhak 2.056 kali pemusnahan dan 742 kali di tahun 2017. “Ini merupakan hasil dari tindakan pengetatan pengawasan sekaligus menjadi catatan bagi kami untuk terus melakukan ekspose pentingnya melindungi kelestarian sumber daya alam hayati kita,”‘ jelasnya.

Kepala Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Imam Djajadi menyampaikan 3 asal negara yang paling banyak dilakukan tindakan pemusnahan di wilayah kerjanya, masing-masing adalah Cina sebanyak 49 kali tahun 2017 dan 65 kali di tahun 2018, kedua adalah Taiwan sebanyak 2 dan 17 kali dan Vietnam sebanyak 7 dan 10 kali pada kurun waktu berturut-turut tahun 2017 dan 2018. Sementara secara total tindakan pemusnahan yang telah dilakukan adalah 801 kali di tahun 2017 dan hanya 178 kali di tahun 2018 dan 42 kali sepanjang bulan Januari sampai dengan April 2019.

Sejalan dengan kebijakan Bapak Menteri Pertanian untuk menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia tahun 2045, Barantan lakukan pengetatan pengawasan terhadap komoditas pertanian yang masuk dari luar negeri. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu produktivas pertanian yang tengah dibangun di seluruh wilayah NKRI melalui semua Direktorat Jenderal teknis pertanian serta kesehatan masyarakat akan produk pertanian yang dikonsumsi. “Kami juga lakukan penguatan kesisteman perkarantinaan pertanian agar bisa memberikan percepatan layanan untuk mengakselerasi ekspor komoditas pertanian di pasar global ,” pungkas Jamil.

Pada kesempatan yang sama juga dimusnahkan media pembawa yang merupakan hasil penahanan di terminal bandara Soekarno Hatta berupa bibit tanaman, buah-buahan, sayuran, daging segar dan hasil olahan produk hewan seperti sosis yang ditahan dalam kurun waktu Maret sampai dengan Mei 2019.

Turut hadir di acara pemusnahan kali ini wakil dari Direktorat Jenderal Teknis lingkup Kementerian Pertanian, Komunitas Bandara Soekarno Hatta dan seluruh jajaran instansi terkait di Bandara Soekarno Hatta (Kombata), Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten serta pemilik barang masing-masing PT Mulia Permata Florainda dan PT East Wesr Seed Indonesia.(jirock/LLJ)