Seba Baduy 2015, Rano Jadi Bapak Gede

0
1303

Serang,fesbukbantennews (26/4/2015) – Sebanyak 1957 warga Baduy Luar dan Baduy Dalam bertemu dengan Bapak Gede atau Pelaksana Tugas (Plt.) Gubernur Banten Rano Karno, di Pendopo Lama Gubernur Banten, Jl. KH. Brigjen Syam’un No 5, Kota Serang, Sabtu (27/04) malam. Kunjungan masyarakat Baduy ini untuk melangsungkan ritual tahunan yang disebut Seba Baduy yang mengangkat tema Ngasuh Ratu Nganjak Menak Mageuhkeun Tali Duluran Ngajaga Lingkungan Pamarentah Negakeun Hukum Jeung Keadilan.

Sekda dan Kadisbudpar Banten Jalan bareng ribuan warga Baduy.(foto: humas Banten)
Sekda dan Kadisbudpar Banten Jalan bareng ribuan warga Baduy.(foto: humas Banten)

 

Secara simbolis ritual adat tahunan tersebut ditandai dengan ungkapan seba atau salam dalam bentuk sejumlah pernyataan atau permohonan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten. Dalam ungkapan atau permohonan tersebut, mereka meminta pemerintah agar bisa menjaga alam, dan kelestarian hutan serta menegakan hukum demi ketentraman dan keselamatan masyarakat.

 

Kata-kata permohonan dalam ritual tersebut disampaikan oleh tokoh adat baduy yang mewakili 12 tokoh adat masyarakat Baduy atau Jaro Tangtu 12, yakni Jaro Saidah yang diwakilkan ke Jaro Dainah dengan menggunakan bahasa sunda. Setelah menyampaikan permohonan tersebut, secara simbolis mereka juga menyerahkan sejumlah barang bawaan berupa hasil bumi atau hasil pertanian seperti, beras, pisang, gula merah, petai dan lainnya. Hasil bumi ini secara simbolis diserahkan kepada Plt. Gubernur Banten Rano Karno.

 

Plt. Gubernur Banten mengatakan, Seba Baduy merupakan upacara adat tradisi sakral asli dari warga Baduy yang tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Seba ini merupakan peristiwa budaya, bahkan sudah dilaksanakan secara turun temurun sejak jaman kesultanan Banten

 

“Seba kali ini termasuk seba besar, karena diikuti lebih dari 72 warga baduy dalam dan ratusan warga baduy luar. Kali ini mereka yang mengikuti Seba Baduy  sebanyak 1975 orang. Mereka datang mewakili dari 56 perkampungan baduy”, kata Plt. Gubernur.

 

Ritual Seba Baduy, lanjut Plt. Gubernur diadakan setahun sekali sesuai peninggalan leluhur Baduy, ritual seba sendiri berarti mendatangi atau berkunjung kepada pemimpin mereka atau ibu gede yang tidak lain Bupati Lebak dan bapak gede yaitu Gubernur Banten.

 

 

“Mereka menitipkan pesan kepada pemerintah untuk menjaga kelestarian alam, hutan, dan lingkungan, tentunya ini juga merupakan pesan moral untuk kita sebagai masyarakat Banten agar tetap menjaga kelestarian alam itu sendiri”, jelasnya.

 

“Saya merasa takjub dengan pesan yang disampaikan warga baduy untuk tetap menjaga lingkungan, semoga kita semua hidup subur, makmur, gemah ripah, loh jinawi”,  harapnya.

 

Perwakilan Desa Kanekes Ayah Saidi Putra melalui juru bahasanya Jaro Dainah mengatakan, Seba Baduy ini sebagai bentuk silaturahmi kepada pemerintah yang dilakukan setahun sekali. Selain bersilaturahmi masyarakat Baduy dalam dan luar juga mengajak kepada pemerintah setempat untuk menjaga kelestarian lingkungan Gunung Pulosari, Gunung Karang agar tidak dirusak manusia. Karena jika alam mengalami keurakan maka bisa mengakibatkan bencana alam, gempa bumi dan lain sebagainya.

 

“Sebelum Seba Baduy ini kami laksanakan, kami ada rapat dulu dengan para kokolot yang ada di Baduy, agar kelestarian alam dikawasan Suku Baduy tidak dirusak, kami juga melakukan ritual kawalu atau puasa sebagai konsekuensi untuk tetap menjaga lingkungan,” Jelasnya.

 

“Kami juga mendoakan agar Banten kedepan semoga cinta damai, bebas kekerasan dan Banten juga bebas narkoba. Mari kita menjaga alam sekitar kita dengan sebaik-baiknya termasuk kepada aparatur pemerintah agar menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya,” pesan jaro.

 

Menurutnya, saat ini Provinsi Banten mengalami banyak kemajuan dibandingkan pada tahun 2000 lalu, dimana masyarakat baduy juga ikut berpartisipasi membantu pembentukan Provinsi Banten.

 

“Saya berharap kedepan Banten lebih maju lagi, supremasi hukum ditegakan, penegak hukum tidak tebang pilih dan hindari suap menyuap”, ucapnya.

 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Banten Ali Fadilah mengatakan, kegiatan ritual tahunan ini  dimaksudkan sebagai bentuk ketaatan dan aturan serta rasa syukur dan menjalin silaturahmi kepada Pemprov Banten. Lebih lanjut Ali mengatakan, kegiatan ritual tahunan ini  dimaksudkan sebagai bentuk ketaatan dan aturan seta rasa syukur dan menjalin silaturahmi kepada Pemprov Banten, setelah warga baduy pedalaman selatan melaksanakan panen hasil pertanian.

 

“Rangkaian Seba warga suku Baduy sudah dilaksanakan sejak Kamis (23/4). Sebelumnya pada Jumat (24), masyarakat Baduy ini terlebih dahulu melakukan seba di Pendopo Kabupaten Lebak. Usai bersilaturahmi dengan Bupati Lebak Ity Octavia Jayabaya, rombongan warga Baduy bergerak menuju Pendopo Gubernur”, ucap Ali.

 

Tiba di Kota Serang, warga Baduy yang memenuhi jalan protokol kota Serang disambut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten Drs. H. Kurdi Matin, MM. dan Kadisbupar Banten Ali Fadilah, dan selanjutnya bergerak menuju Pendopo Gubernur.

 

“Ini pertama kalinya ribuan warga baduy berjalan ditengah kota serang”, tambah Ali.(hmsbtn/LLJ).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here