Resmi Dilantik, Syafruddin-Subadri Diprediksi Tak Optimal

0
163

Serang, fesbukbantennews.com (7/12/2018) – Sebagai lembaga yang melakukan kajian terhadap jalannya tahapan Pilkada 2018 di Provinsi Banten, Kaum Miskin Kota Serang (KAMIS_KOSER) merasa perlu untuk melakukan analisa terhadap hasil pilkada dimaksud. Dalam hal ini terpilihnya pasangan calon Syafruddin-Subadri Usuludin yang dilantik menjadi Walikota dan Wakil Walikota Serang periode 2018-2013, pada 5 Desember 2018.

Gubernur Banten Wahidin Halim (kiri) menyalami Wakil Walikota Subadri Ushuludin .(artpBanten).

Melalui rilis yang disampaikan pegiat KAMIS_KOSER Furqon H, KAMIS_KOSER berpendapat bahwa pasangan calon yang diusung PPP, PAN, PKS, dan Partai Hanura ini tidak akan optimal menjalankan roda pemerintahan pada tahun pertama mereka menjabat.

Analisa itu setidaknya berlandaskan tiga indikator.
Pertama, dalam catatan Panwaslu Kota Serang saat itu, terjadi 11 kasus dugaan praktek pidana pemilu berupa politik uang yang dilakukan oleh para kandidat. Temuan itu sejalan dengan hasil riset yang dilakukan KPU Kota Serang bekerjasama dengan LPPM Untirta yang menemukan fakta bahwa 45,6 persen warga pemilih saat itu mengakui terpengaruh oleh politik uang dalam menentukan pilihan pada pilkada. Ini jelas sebuah kemunduran demokrasi. Secara politik, dosa pilkada itu akan terus membayangi pemerintahan Syafruddin-Subadri.

Kedua, pasca ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih oleh KPU Kota Serang akhir pada Juli 2018, diketahui pasangan calon dengan jargon Aje Kendor ini membentuk Tim Transisi, yang berisi akademisi, tokoh masyarakat, dan politisi. Mereka bertugas mengawal program kerja Syafruddin-Subadri masuk dalam APBD Perubahan 2018 sekaligus APBD murni 2019.

Faktanya mengejutkan. Selain tidak mampu mengawal anggaran, akibat birokrasi yang masih loyal kepada kepala daerah terdahulu, Tim Transisi juga menjalankan fungsi sebagai makelar proyek dan jabatan. Mereka mulai membagi setiap SKPD menjadi jatah siapa dan untuk apa. Mereka mulai memetakan jabatan kepala SKPD tertentu diisi siapa, orangnya siapa. Belum lagi santer terdengar kabar, ada campur tangan keluarga besar pasangan calon dalam Tim Transisi dimaksud.

Ketiga, adalah soal pilihan politik Pemilu 2019, utamanya soal pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Syafruddin yang meleburkan diri menjadi PAN tentu terikat komitmen mengusung duet capres cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sementara Subadri yang kini menjelma menjadi tokoh PPP tentu akan sekuat tenaga memenangkan capres cawapres nomor urut 1, Joko Widodo-KH Maruf Amin. Pilihan politik yang berbeda antara Walikota dan Wakil Walikota tersebut jelas akan berdampak serius dan sistemik terhadap roda birokrasi. Soliditas dan sinergi antar keduanya akan diuji diantara konsentrasi menjalankan percepatan pembangunan daerah, dengan tarik menarik kepentingan politik nasional.

Kota Serang, 5 Desember 2018
Penggiat KAMIS_KOSER, Furqon H.

(gues/ LLJ).